Becky dan Irin menuju parkiran kampus, terlihat disana masih banyak mahasiswa yang juga baru pulang dari kegiatan kampus.
Sebelum mereka masuk ke dalam mobil, Irin memberikan kunci mobilnya, yang artinya Becky menyetir mobil di malam ini.
"Bec"
"ni, lo aja yang bawa""anjing?"
"kenapa ga lo aja?""gue males"
"udah, lo aja"
"ntar gue yang bayar"Becky yang mendengarnya begitu girang, ia terlihat seperti anak kecil yang di belikan mainan oleh Ibu nya.
"sumpah ya?" ucap Becky dengan senyuman manis di wajahnya.
"iya monyet"
"udah, ga usah cengar cengir"Becky tak menjawabnya, namun ia memberikan jari tengah kepada Irin, dan segera masuk ke dalam mobil.
Irin yang melihatnya, geram, ia ingin memukul Becky namun Becky sudah masuk ke dalam mobil.
"setan lo"
"wlek"
Mereka segera masuk ke dalam mobil, dan mereka pun pergi dari kampus mereka.
Di tengah perjalanan, Becky mulai bertanya kepada Irin, dimana tempat yang akan kita kunjungi?
"kemana ini?"
Irin sibuk dengan handphone nya, ia mencari-cari tempat makan yang enak tetapi juga murah.
"bentar"
"gimana kalo ini?"
"kaya cafe sih"
"tempatnya bagus, Bec"
"ayo kesana aja"Irin menunjukkan sekilas tentang foto cafe tersebut kepada Becky.
"oke"
Irin segera memberi petunjuk jalan kepada Becky.
Banyak obrolan yang mereka lontarkan satu sama lain, serta banyak tawa yang mengisi mobil itu.
Hingga akhirnya, Irin bertanya kepada Becky tentang hubungannya, apakah normal seperti pasangan pada umumya, atau sebaliknya?
"oo iya Bec"
"hubungan lo sama Freen itu gimana sih?"Becky gugup mendengarnya, ia menjawab Irin dengan perasaan yang kacau, dan ragu.
"hah?"
"ya, ngga gimana-gimana sih"Setelah menjawab pertanyaan dari Irin, Becky mencoba untuk tetap fokus kepada jalan, ia membuang nafas dengan pelan, dan kembali fokus mengemudi.
"emang iya?"
"gue liat-liat Freen itu posesif banget sama lo"
"lo ngga takut, Bec?"Becky benar-benar gugup, ia sampai membutuhkan beberapa detik untuk menjawab pertanyaan dari Irin.
"takut apaan coba, Rin?"
Irin sadar, bahwa Becky menjadi gugup, dan canggung.
"Bec.."
"gue tau, ada yang lo sembunyiin dari gue"
"coba deh, lo jujur sama gue"
"gue ngga akan bilang siapa-siapa""hah?"
"ngga kok, Rin"
"tenang aja"
"Freen ngga ngapa-ngapain kok"Becky mencoba menutupi sifat Freen, ia takut Irin akan mendapatkan masalah, Becky tau, bahwa sifat Freen tak bisa dikendalikan, Freen memang menyeramkan, apalagi jika sudah membawa nama Becky.
Namun Irin tau, bahwa sekarang Becky sedang berbohong kepadanya, tetapi Irin memutuskan tidak memaksa Becky untuk bercerita, ia akan menunggu waktu sampai Becky ingin terbuka kepadanya.
"Bec"
"gue tau, lo boong sama gue, tapi gue bakal nunggu lo siap buat cerita sama gue"
"I feel you, Bec"Disini, Becky tak menyangka bahwa Irin tau dirinya sedang berbohong kepadanya. Becky merasa tak enak kepada Irin, karena ia tak berani untuk menceritakan hubungannya dengan Freen.
"maaf, Rin"
"aku belum berani cerita sama kamu""hey"
"ngapain minta maaf"
"gapapa Bec, aku bakal tunggu kamu berani cerita sama aku.""makasih ya Rin"
Irin menjawab dengan senyuman, dan Becky membalas senyuman itu.
Mereka tiba di cafe, Becky begitu ahli memakirkan sebuah mobil, hingga akhirnya mereka turun dari mobil, dan menuju cafe.
Mereka tak lagi mengobrol hingga sampai di cafe, suasana menjadi sedikit canggung.