Setelah selesai makan, Nam mengajak ketiga temannya untuk menginap saja di rumahnya. Noey dan Bai setuju dengan ajakan Nam, namun Freen terlihat ragu untuk mengiyakan ajakan tersebut, saat ketiga teman Freen itu sadar bahwa Freen ragu karena bagaimana nasib pacarnya jika ia tinggalkan?.
Noey membujuk Freen dan namun gagal, alhasil Nam dan Bai ikut memaksa Freen untuk menginap
"ayo lah, Freen sekali-kali kita nginep, udah berapa lama coba kita ga kumpul full gini?" ucap Noey
"ngga, gue mau nunggu Becky aja, di apart" ucap Freen
"ayo lah, Freen, Becky kan juga lagi keluar sama temennya, palingan dia nanti ujung-ujungnya ngga pulang." ucap Nam
"nah, makanya Becky kan juga lagi sama temennya, lo juga main lah sama temennya" ucap Bai
meski Freen tertekan namun ia tetap mengiyakan ajakan temannya.
"sialan, fine"
"nah, gitu dong"
"yaudah ayo, cepet babi"Akhirnya pukul 23.22 keempat manusia itu keluar dari restoran dan pergi ke rumah Nam.
Saat tiba di rumah Nam, mereka langsung menyerbu seisi rumahnya seperti rumah mereka sendiri.
Nam terlihat pasrah dengan kelakukan temannya, akhirnya Nam memutuskan untuk mandi saja."gue mau mandi, terserah lo pada mau ngapain, yang penting ga bakar rumah, blok" ucap Nam dengan candaan nya
"najis, siapa juga yang mau bakar rumah sempit kaya gini" ucap Bai yang di tertawai oleh yang lainnya
"sialan lo"
Beberapa menit telah berlalu, Nam keluar dari kamar mandinya, sedangkan Freen, Noey dan Bai bermain PS bersama.
Freen mengajak Nam untuk segera bergabung namun Nam menolak, dia lebih memilih untuk bermain ponsel saja."ayo, Nam, sini ikut main" ucap Freen
"ngga ah, mending main HP aja"
"bilang aja bot" ucap Freen yang kemudian ditertawakan oleh kedua temannya.
Waktu terus berlalu, pukul 01.23 mereka terus sibuk dengan kegiatan mereka, namun, tiba-tiba Nam berteriak memanggil Freen, dan Freen segera menghampiri Nam.
"FREEN!"
"ANJING, SINI DEH LO"berhasil membuat mereka menoleh kepada Nam
"apa? ogah kalo ngga penting" ucap Freen yang masih sibuk bermain PS
"ngga anj, sini deh"
Freen tetap tak menghampiri Nam, hingga membuat Nam geram.
"sini anjing, ini Becky cok" ucap Nam
"hah?"
"ngapain dia?" Freen lekas menghampiri Nam yang diikuti oleh temannya.Freen beranjak dari duduknya, dan Nam segera memberikan ponselnya kepada Freen.
Benar, Becky berada di sebuah bar bersama teman-temannya, Becky juga lupa tak memberi kabar kepada Freen, yang berhasil membuat Freen marah.
"sialan."
"Freen, sabar Freen" ucap Noey
"ini kayanya ngga di bar deh? mungkin ini cuma restoran biasa" ucap Bai"ngga peduli, mau kemana dia, siapa yang lagi sama Becky itu bangsat?" ucap Freen
"coba telfon Becky, tanya dia lagi dimana"
"tanyanya yang baik-baik" ucap Nam"ngga, ngga usah, udah gue langsung aja cari dia"
"gue pamit"Freen segera keluar dari rumah Nam, terdengar Nam mengucapkan beberapa kalimat sebelum Freen benar-benar pergi.
"Freen, ngga usah galak sama Becky, kasian" ucap Nam
Freen tak membalas perkataan Nam, dia sudah terlanjur marah dan segera mencari tahu keberadaan Becky.
.
.Di mobil, Freen mencoba menelfon Becky, namun tak ada hasil, Becky mematikan data selulernya. Alhasil Freen memutuskan untuk melacak keberadaan Becky.
Pukul 02.16 Freen menemukan keberadaan Becky, Becky berada di sebuah bar yang terbilang ramai.
Freen masuk dengan wajah tegasnya, dia mencari-cari keberadaan Becky. Freen berhasil menemukan Becky, terlihat Becky sedang bersandar di bahu pria.
Dia adalah Non Ratchanon Kanpiang, sahabat Becky sejak SMA, Non pernah menyukai Becky cukup lama, namun Becky tak kunjung memberinya harapan.
Benar, dia adalah laki-laki yang menjemput Becky di bandara serta yang mengirimkan pesan kepada Becky saat Freen memposting foto tersebut.