Selamat berlabuh
dalam dunia gelap tanpa
keadilan[CHAPTER 21]
-
-
-
-Di awal hari yang cerah, pusing tujuh keliling menghantam. Semua orang memijat pangkal hidung, meringis memperhatikan 3 orang tersenyum lebar.
"Maaf." Tertunduk dalam penuh penyesalan Aryan dan Rafael.
Ingin rasanya marah tapi berhasil Rev tahan.
"Hai, saye April."
"Saye Shena."
"Dan saye Laras."
"Kami bertiga akan membantu korang dalam misi menyelamatkan Gloriacastra dari wabah kematian." Ucap mereka bersamaan.
"HADUH! Gak ada baigon kah? Pusing nih kepala." Pekik Aldo.
Senyum terpatri di wajah ketiga gadis itu sirna. Mata seram membidik ke arah si pemilik iris biru. Aldo palingkan wajah ke arah lain.
"Gimana?" Alis April naik turun menunggu jawaban mereka.
"Oke, kalian boleh bergabung ke dalam Antariksa. Tapi ingat, sampai kalian membocorkan grup rahasia ini. Kalian akan tau akibatnya." Ancam Rev.
Laras meneguk ludah, baru pertama kali masuk ke dalam grup Antariksa sudah di suguhkan hal mendebarkan jantung.
"Tenang aja. Kita walau gini-gini juga sangat menjaga privasi. Gak usah takut, toh Dyera juga udah mati. Dia gak akan mengusik grup kita." Seakan punya dendam pribadi, dari awal sampai akhir April sangat paling tidak menyukai tuan putri kesayangan sekolah.
Wajah Aryan dan Rafael masam, karena kelalaian keduanya. 3 anggota gank Laerfire mengetahui adanya grup rahasia yang tercipta untuk memberantas kejahatan seseorang.
"Pril, lo bendahara. Dan lo shen seksi dokumentasi." Rev membagikan peran dan tugas anggota baru.
"Terus gue?" Gadis kadang waras kadang gila menunjuk diri sendiri.
Bibir sang kapten terbungkam, dari segala segi pengisian peran dalam grup sudah lengkap dan terpenuhi. Menurut peraturan yang ada, semua anggota harus memiliki peran dan tugas masing-masing.
"Nih bocah mau gue tarok di mana." Batin Rev berpikir keras.
"Eh itu tangan lo kenape? Kok berdarah." Laras hampiri Steven Kenzuela Nagaswara. Pergelangan tangan pemuda itu mengeluarkan darah lantaran terkena paku saat mendatangi ruangan tempat jasad Gina berada.
Pemilik raga tak sadar akan luka kecil. Dengan telaten Laras bersihkan luka menggunakan kapas beserta barang-barang kesehatan lainnya yang selalu ia bawa di dalam tas lalu ia tempelkan plester di atasnya."Nah, udah beres."
Steven terdiam membisu, benar-benar terkejut ketika gadis itu bergerak dengan cepat.
"Nah!"
Sontak semua mata jatuh pada Revan Lorenza Pratama. Diri terlonjak kaget tatkala suara lelaki itu mengagetkan semua orang.
"Lo jadi saksi kesehatan. Kalau ada yang terluka dalam misi rahasia, lo yang bertanggung jawab untuk mengobati mereka." Putus Rev menemukan gambaran tugas dan profesi Laras.
Empat jemari tertempel di dahi membetuk tanda hormat."Siap."
Wajah mungil gadis itu girang, tugas yang di berikan sangat mudah dan merupakan hal yang paling di sukai.
"Oke semua kan udah dapet tugas ini. Kapan kita akan melakukan misi rahasia lagi?" Sungguh tak sabaran April.
"Gak ada job. Anggota gank Blood semuanya udah tamat. Kita break dulu karena minggu depan ada upacara kemerdekaan + ada lomba Agustusan tapi kemungkinan lombanya di tarok di akhir bulan. Moga aja gak ada yang tumbang dalam pelaksanaan." Umum Rev.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fatamorgana
Mystery / ThrillerMati di raga yang hidup merupakan fenomena paling menyakitkan yang pernah ada~