7. Kerja Lembur

4 2 0
                                    

Malam harinya.

Ngantuk banget gue. Gak biasanya deh ngantuk begini. Batin Chynza.

"Ngantuk? Mau kopi gak?" Tanya Chenle

Chynza menggelengkan kepalanya tanda menolak.

"Ya udah tidur aja dulu di sini. Masih lama kok di set nya."

Chynza menuruti. Tak lama kemudian ia tertidur dengan posisi bersandar pada kepala sofa. Menutupi wajahnya dengan hijabnya.

Chenle yang melihat itu menggelengkan kepalanya. Menggantikan hijab yang menutupi wajah Chynza dengan topi miliknya.

"Sudah siap?" Tanya Chenle pada staff disana.

"Sudah semua. Chynza mana?"

"Tidur dia. Lama banget, ngantuk kan dia jadinya."

"Ohh iya? Mianhae"

"Ya udah. Ini langsung potret naik motor 'kan? Gak basa-basi males, biar Chynza bisa istirahat."

"Iyaa langsung aja. Dasar posesif!"

Chenle tak menghiraukan, ia lantas pergi untuk membangunkan Chynza.

"Za? Bangun yuk."
"Udah dimulai potretnya"

"Eung?"
"Ayo"

"Hhh... Cuci muka dulu sana, gak usah pake make-up. Natural aja, udah cantik"

Chynza yang masih ngantuk itu hanya mengikuti apa kata Chenle, lantas mencuci muka lalu menghampiri Chenle yang kini sudah menaiki motor sport nya.

"Udah?
Ini gimana konsepnya? Bawa ngebut? Atau slow aja?"

"Foto dulu, Chynza naik."

Setelah Chynza naik, langsung memotret dengan mereka berdua yang memakai helm full face dan membuka kaca helmnya.

"Bawa pelan aja, Chenle. Biar fotonya gampang"

"Oke"

Setelah itu, Chenle membawa motornya pelan dengan menarik tangan Chynza supaya memeluk pinggangnya.

Chynza yang mengerti lantas menuruti Chenle. Ia memeluk pinggang Chenle dengan kepalanya yang juga ia sandarkan di punggung Chenle.

Chenle menoleh ke belakang, melihat apakah kaca helm full face Chynza tertutup atau tidak. Saat melihatnya terbuka, ia langsung menutup kaca helm itu.

"Pegangan. Jangan dilepas."
Akting aja dulu, nanti kalo beneran juga dia bisa puas.

"Oke kita take! Langsung bawa motornya. Jangan lupa kalian harus ngobrol."

Chenle mengangguk. Lantas menancap gas motornya dengan kecepatan sedang. Di perjalanan ia sengaja bercanda dengan Chynza, hanya akting sebenarnya tapi Chynza malam itu tertawa lepas karena leluconnya.

"Berhenti di depan rumah tadi!" Teriak Alex dengan speaker yang ia bawa.

Chenle lantas memberhentikan motornya di depan rumah yang tadi siang. Menunggu Chynza turun lebih dulu, lalu ia turun kemudian membuka helmnya.

Adegan romantis kali ini akan Chenle lakukan secara alami. Setelah membukakan helm full face Chynza, ia lantas merapihkan hijab Chynza lalu tersenyum. Entah ia berbicara apa sampai Chynza dibuat senyum manis.

Tak lama adegan yang membuat orang orang yang berada disana tercengang. Chenle mencium bibir Chynza dengan terang-terangan.
Hanya mengecupnya kok.

Setelah melepasnya, Chenle tersenyum manis lalu mengelus pipi Chynza.

CUT!!

Ahahaha sepertinya rencana mereka berhasil. Sedari tadi mereka memang  merencanakan ini. Lihat saja si Alex itu teriak kesal saat melihatnya hahaha.

"Berhasil! AHAHAHA" puas Chenle

Yaa berhasil sih. Tapi Chynza masih terdiam dari saat Chenle menciumnya.

"Eh? Maaf kau tidak nyaman yah? Maaf, Za maaf."

"Ehh? Bukan begitu. Aku masih mencerna ahaha"

Staff yang melihat mereka senyum-senyum sendiri. Sepertinya kapal mereka memang akan berlayar sebentar lagi.

Kriing kriing

Papa😎

"Kok telpon Papa tadi langsung dimatiin sih?! Awas aja kamu!"

"Apa sih Papa?! Kayak anak kecil aja! Kalo gak penting aku ma-

"Eeehhh jangan! Papa mau ngomong sama Chenle, kasih hp kamu ke dia"

"Kenapa gak Papa aja yang nelpon langsung ke orangnyaaa?"

"Gak diangkat! Cepetan kasih!"

"Ck! Bawel! Iya!"

Lantas Chynza memberikan ponselnya pada Chenle.

"Apa?"

"Papa"

"Ooh"

Chenle menjauh dari semua orang disana, ia pastikan pembicaraan ini agak sedikit privacy mengingat ia kenal dengan Papa Chynza.

"Halo, Pa? Assalamu'alaikum?"

"Wa'alaikumussalam, waahh calon mantu akhirnya. Papa telpon kamu kok gak diangkat?"

"Oh! Hp Chen mati, Pa.
Ada apa?"

"Udah akrab sama Chynza? Maaf ya kalo belum, anaknya emang tertutup banget."

"Oh? Udah kok, Pa. Chynza udah mulai terbuka sama Chen, udah gak kaku lagi."

"Iyakah? Pertahanin itu ya, Chen. Susah banget bujuk dia tuh,"

"Iya, Pa."

"Kalo gitu, nanti kita ketemu. Papa mau ke Korea besok. Jangan bilang-bilang Chynza ya?"

"Siap Papa"

"Oke. Papa matiin ya teleponnya. Assalamu'alaikum "

"Wa'alaikumussalam, Pa."




Uhuy Chenle bakal jadi mantunya Papa wkwk

Jangan lupa tinggalkan jejak🤗
👇🏻

Model || ZHONG CHENLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang