Setelah pesan panjang dari Chenle hari itu. Chynza merasa canggung saat bekerja, seperti sekarang ini.
Hari ke tujuh. Ini hari terakhir mereka pemotretan. Tapi rasanya Chynza merasa seperti pertama kali saat ia bekerja dengan Chenle, canggung.
CUT!
"Za? Kenapa? Lagi stres? Bengong terus dari tadi?" Tanya sang photographer mereka, Riko.
"Eh? Mianhae. Aku.. aku butuh minum," ucapnya lalu pergi dari tempatnya.
"Kau ada masalah dengan Chynza?"
"Tidak ada,"
"Tapi kenapa Chynza bengong terus? Cepet selesaikan masalah kalian detik ini juga. Pemotretan hari ini adalah yang terakhir. Tolong kerjasama nya Chenle."
"Baik. Maaf"
"Tidak apa-apa. Cepat selesaikan masalahnya. Kau tidak ingin kekasih mu itu salah faham bukan?" Ledeknya.
Chenle menghela nafas berat. Ia berlalu menuju ke tempat Chynza.
"Za?" Panggilnya saat ia melihat Chynza yang lagi-lagi melamun.
Masih belum sadar dari lamunannya. Chenle menghampiri Chynza, ia melihat room chat dengan kontak Papa nya itu. Pesan terakhir memintanya untuk dekat dengan Chenle. Papanya tau kalau Chynza suka dengan Chenle.
Chenle yang melihat itu terkejut. Bagaimana tidak? Perasaannya ternyata tidak bertepuk sebelah tangan.
Ia sentuh bahu Chynza untuk menyadarkan lamunannya.
Chynza yang terkejut langsung menyembunyikan ponselnya lalu minum air mineral yang ada di botolnya.
"Kenapa? Lama ya? Maaf."
Chenle tak menjawab, ia menarik kursi lalu duduk menghadap Chynza.
"Kau.. menyukaiku?" Tanya Chenle sambil menatap manik teduh Chynza
"A-apa?"
Chenle tak menjawab lagi, ia tersenyum tipis lalu meraih tangan Chynza untuk digenggam.
"Kau menyukaiku?"
"Ya?"
"Haha... Perasaanku terbalas? Kau menyukaiku, Chynza?"
Chynza menunduk. Ia tak berani menjawab. Kenapa? Disaat ia tau jika Chenle akan dijodohkan, ia menyukai pria itu? Lalu pria itu juga menyukainya.
Chenle merematkan genggamannya lalu mengelus dagu Chynza lantas mengangkatnya.
"Zaa?"
Chynza menatap Chenle.
"Kenapa?"
"Sejak ka-
"Kenapa disaat aku menyukaimu, kau malah membalas perasaanku?"
Ucapan Chenle terhenti begitu saja karena Chynza yang memotongnya.
"Kenapa? Ada yang salah?"
"Salah, Chenle. Aku tau kau dijodohkan oleh orangtuamu. Tapi kenapa kau membalas perasaanku?"
"Hei? Kau tau dari mana aku dijodohkan oleh orangtuaku?"
"Tidak peduli aku tau dari mana. Aku bertanya, kenapa kau membalasnya, Chenle?"
"Karena aku memang menyukaimu."
"Seharusnya kau menyukai orang yang akan dijodohkan oleh orangtuamu. Bukan aku."
"Tapi orang itu, kau. Kau orang yang dijodohkan oleh orangtuaku, Chynza."
Chynza menatapnya tak percaya, maksud Chenle itu apa? Bukannya jelas-jelas waktu itu ia tak sengaja mendengar percakapan bahwa Chenle akan dijodohkan?
"Pasti kau mendengar percakapan itu ya? Kau tau? Saat aku mendengar bahwa orangtuaku ingin menjodohkan aku dan kau, aku sangat bahagia. Makanya aku menjagamu selama ini.
Aku sungguh mencintaimu, Chynza. Sekalipun orangtuaku menjodohkanku dengan orang lain, aku tetap mencintaimu. Kamu pilihanku. Kamu yang aku cintai, bukan orang lain."
Penjelasan lebar dari Chenle membuat Chynza sangat terkejut. Jadi, orang yang dijodohkan dengan Chenle itu. Dirinya sendiri? Pantas saja Papa selalu mengungkit Chenle.
Chynza menghela nafas berat. Ia menatap manik Chenle yang berbinar dengan dihiasi senyuman manisnya.
"Thanks, Chenle."
Ucapan terimakasih dari Chynza membuat Chenle langsung memeluknya. Ia bahagia, ternyata wanita yang ia sukai membalas perasaannya.
Chynza membalas pelukan Chenle. Menaruh kepalanya di dada bidang Chenle. Bisa ia dengar degup jantung Chenle yang berdegup kencang.
"Thanks too" bisik Chenle.
Hanya dengan membahas perasaannya itu membuat Chynza sedikit tenang. Ia hanya takut cintanya bertepuk sebelah tangan saat tau Chenle dijodohkan.
•
•
•
•Kivv wkwkwk
Cieee ciee udah ngungkapin gais wkwk
Kecepatan gak?
Btw seperti biasaa😙
👇🏻
👇🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Model || ZHONG CHENLE
Romance"Nikah? Sama siapa?" "Ya sama calon suami kamu. Emangnya kamu belum nemu calon suami yang pas?" "Belum." "Rekan model kamu aja" "Dih? Emang dia mau sama aku?" "Mau kali? Coba aja tanya" "Enak aja. Males! Papa aja yang tanyain sono!" "Dih? Kalo di...