Setelah ungkapan cinta dari keduanya. Mereka memilih diam tak memberitahu siapapun. Keluar dari tempat Chynza, mereka kembali ke pekerjaannya.
Pemotretan hari ini yang terakhir, jadi harus memuaskan hasilnya.
Saat sibuk membaca alur adegan nantinya, Chynza terkejut saat ada adegan kissing lagi. Tapi kali ini sepertinya agak brutal. Ia khawatir soal itu.Bagaimana ini? Batin Chynza.
Tanpa disadari oleh mereka, sebenarnya yang membuat skrip itu adalah Alex. Alex yang membuat alur adegan itu. Makanya disana diadakan adegan kissing.
"Sudah bacanya?" Tanya Chenle
"Sudah. Tapi Chen, ada.. adegan kissing lagi..?"
"Iya aku udah baca. Tenang aja, ikutin aku aja ya? Pelan-pelan gak apa-apa"
"Tapi aku baca skripnya, kissingnya brutal. Aku.. gak bisa, aku 'kan gak pernah begitu."
"Mau coba dulu? Biar nanti sekali take?"
"Hah...?"
Saat Chynza sedang bingung, teriakan dari Riko terdengar. Riko memanggil semuanya untuk berkumpul. Adegan kali ini yang terakhir, jadi mari kita lihat apakah sekali take atau akan take berkali-kali.
"Gimana ini, Chen?"
"Gak apa-apa, yuk." Chenle kembali menenangkan Chynza, mengelus tangan Chynza yang kini sudah berada digenggamannya.
"Sudah siap? Langsung aja."
Chenle mengangguk mantap, tapi tidak dengan Chynza, dia mengangguk ragu.
Saat teriakan dari Riko kembali terdengar, artinya mereka akan memulai adegan itu, masuk ke dalam rumah dengan Chenle yang menarik pinggang Chynza lalu melumat bibir Chynza yang menjadi candunya beberapa waktu lalu.
Chynza hanya bisa membalas perlahan, ia tak bisa mengimbangi ciuman Chenle.
Saat Chynza tengah kebingungan, Chenle menarik tengkuknya memperdalam ciuman itu. Menarik pinggang ramping Chynza untuk dirapatkan.
Tak lama kemudian, Chynza melepaskan ciuman itu, ia terengah-engah sambil menatap Chenle. Lalu ia berlari ke toilet memuntahkan semuanya.
"Hueekk uhuk uhuk huk hooeeekk hks." suara muntahan Chynza membuat Chenle panik, kenapa dia?
Chenle menunggu Chynza di depan pintu toilet dengan tangan yang memegang segelas air hangat.
Didalam, Chynza memuntahkan cairan bening saja, tak ada makanan yang keluar. Ia bingung, ada apa dengannya? Apa karena tak biasa melakukan adegan itu?
Saat sudah membersihkan diri, Chynza keluar. Melihat Chenle yang berada di depan pintu toilet membuatnya menunduk malu.
"Kamu gak apa-apa? Kamu sakit lagi? Minum dulu nih."
Chynza lantas mengambil segelas air hangat itu lalu meneguknya hingga habis.
"Kamu kenapa?" Tanya Chenle khawatir.
Dibalas gelengan oleh Chynza, ia sendiri tak mengerti kenapa dirinya bisa muntah tiba-tiba dengan tak ada makanan yang keluar.
"Kayaknya aku gak bisa lanjutin adegan itu, Chen. Aku gak biasa makanya aku muntah,"
Aah begitu ya? Batin Chenle,
"Ya sudah nanti aku bilang sama Riko buat ganti adegan,"
"Kamu cari pengganti aja, alurnya udah pas itu kalo diganti adegannya jadi jelek."
"Aku gak mau."
Tak lama kemudian, Chenle mendekatkan wajahnya pada Chynza menatapnya sampai Chynza memejamkan mata takut.
Cup
Chenle kembali mengecup bibir candu itu, melumatnya pelan dengan bisikan untuk menuntun Chynza,
"Lumat pelan. Kamu bakal terbiasa,"Chynza membalasnya perlahan.
Masih dengan gerakannya yang pelan, Chenle merengkuh pinggang ramping Chynza, menuntun tangan Chynza untuk dikalungkan dilehernya.
Tangan yang satunya menyentuh tengkuk Chynza untuk memperdalam ciuman.Semakin dalam ciuman itu, semakin panas juga hawanya. Lumatan yang tadinya perlahan kini sudah terbiasa, menuntut dengan brutal.
Chynza menepuk pundak Chenle tanda ia kehabisan nafasnya. Lalu Chenle segera melepaskan ciuman itu dengan tangannya yang masih merengkuh pinggang ramping Chynza.
"Bisa?" Tanya Chenle sambil mengelus dahi Chynza yang penuh dengan keringat.
Chynza mengangguk.
Mereka lantas kembali ke tempat syuting. Mungkin hanya pemotretan tapi mereka kali ini membuat video dewasa untuk majalahnya yang berisi album photoboock dan CD.
"Kalian baik-baik saja? Chynza apa kau sedang sakit?" Tanya staff.
"Tidak. Aku baik-baik saja. Maaf menunggu,"
"Oke baik semua 'kan? Kita mulai lagi ya? Tempatnya seperti tadi. Jika ingin tambahan kau bisa beritahu aku, Chenle."
Saat kembali mengambil video, mereka masuk ke dalam rumah dengan Chenle yang tergesa menarik Chynza lalu menciumnya dengan senyuman lembut.
Perlahan menuntut, Chynza sudah bisa mengimbangi ciuman Chenle sampai tangannya tergerak sendiri untuk mengalungkan dileher Chenle. Chenle yang mengerti langsung merengkuh pinggang ramping Chynza, merapatkan tubuhnya dengan Chenle yang sengaja mengangkat tubuh Chynza supaya sejajar dengannya.
Ciuman semakin brutal hingga Chynza kehabisan nafasnya. Ia menepuk pundak Chenle tapi tak dihiraukan olehnya. Setelahnya Chenle menarik tubuh Chynza menuju kamar yang ada, memasuki kamar tidur itu dengan tergesa lalu mendorong tubuh Chynza perlahan hingga terjatuh di atas ranjang yang ada.
Chynza yang kaget karena adegan itu tidak ada didalam skrip, membuatnya mencubit kecil pinggang Chenle. Tapi lagi-lagi Chenle tak menghiraukannya.
Setelah beberapa saat, Chenle akhirnya melepaskan ciuman itu dengan nafasnya yang memburu, matanya yang tajam. Bahkan Chynza yang melihatnya takut. Chynza hanya fokus mengatur nafasnya, menatap Chenle dengan tatapan sayu.
Chenle yang ditatap seperti itu kembali menciumnya tak sabaran, tangan kanannya mengangkat kaki Chynza sebelah kiri untuk ditekuk, kini Chenle tengah menindih Chynza sampai tak ada jarak diantara mereka.
Staff yang berada disana saja terkejut bukan main. Adegan itu benar-benar diluar skrip, bahkan keluar dari alur.
Lumatan itu semakin menjadi saat Chenle mengangkat kedua tangan Chynza supaya berada diatas kepalanya.
"Chen..." Lirih Chynza.
Semakin menjadi karena Chenle mulai menggulati lidahnya dengan lidah Chynza. Menghisapnya, menggigit lalu kembali menghisap. Chynza yang mulai tak terbiasa itu mulai meremat tangan Chenle yang masih menggenggam tangannya.
Chenle lalu menyudahi pergulatan itu. Mencium singkat bibir candunya, lalu mengecup lama dahi Chynza.
"Maaf..." Lirih Chenle.
CUT!
Chynza hanya bisa memejamkan matanya setelah teriakan dari Riko terdengar. Ia harus apa kali ini?
Yang ia lakukan setelahnya adalah mendorong tubuh Chenle untuk menyingkir darinya. Lantas pergi dengan menundukkan kepalanya.
Chenle. Kau membuatku kecewa. Batin Chynza.
•
•
•
•Annyeong chingudeul~
Bertemu lagi dengan akuu~
Kalian sehat?
Semoga sehat selalu ya~
Cieee
Salam hangat dari author buat kalian di manapun kalian berada🫂
Jangan lupa tap bintangnya🫶🏻
👇🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Model || ZHONG CHENLE
Romance"Nikah? Sama siapa?" "Ya sama calon suami kamu. Emangnya kamu belum nemu calon suami yang pas?" "Belum." "Rekan model kamu aja" "Dih? Emang dia mau sama aku?" "Mau kali? Coba aja tanya" "Enak aja. Males! Papa aja yang tanyain sono!" "Dih? Kalo di...