29. Kembali pulang.

167 18 3
                                    

Typo bertebaran ~

***

Tak terasa, hari demi hari telah berlalu. Sudah terhitung satu minggu lamanya Nana menjalankan hidupnya seperti dulu.

Rasanya dia kembali ke kehidupan yang cukup monoton, yang membedakan nya hanya Zergan yang lebih banyak meluangkan waktunya untuk dirinya.

Dan ia yang semakin terasa asing dengan Kaivan maupun Arsen. Mereka sepertinya benar-benar mengerti jika dirinya masih butuh waktu.

"Mau pulang bareng kita?" Clara bertanya kepada Nana, mereka bertiga berjalan ber-iringan menuju parkiran.

"Gak perlu, gue di jemput bang Zergan, kok," jawabnya.

"Yaudah, kita duluan, ya. Dadah!"

"Dadah!"

Nana kembali berjalan sendirian, langkah kakinya terhenti ketika melihat dia—Alvero yang sedang menjemput Arsen dan Kaivan.

Menyadari ketiganya kini sudah melihat dirinya, dengan terburu-buru Nana melangkahkan kakinya dengan cepat.

Setelah melewati ketiganya, Nana bernapas lega ketika melihat mobil Zergan sudah berada di depan gerbang.

Mobil sudah melaju meninggalkan sekolahan, hanya ada hening yang menyelimuti isi mobil.

"Adek masih belum siap ketemu mereka lagi?" ujar Zergan.

Zergan hanya mampu tersenyum ketika tidak mendapatkan jawaban dari sang Adek.

"Adek bahagia, ga, tinggal bareng Abang lagi?" Zergan kembali memberikan pertanyaan.

"Bahagia, bahagia banget!" jawab Nana dengan yakin nya.

"Kalo ada yang mengganjal di pikiran nya, langsung kasih tau Abang, ya?"

"Iya-iya, siap kapten Zergan!" Nana memberikan gestur hormat kepada Zergan.

***

"Abang cari kemana-mana ternyata lagi disini." Arsen menghampiri Kaivan yang tengah berada di balkon kamar milik Nana.

"Lagi ngapain disini?"

"Gak ngapa-ngapain, cuma kangen Adek aja. Kai masih inget, kalo Nana itu paling suka malam-malam gini diem di balkon buat sekedar liat bintang," jawab Kaivan.

"Kangen dia, ya? sama kok, Abang juga kangen banget sama dia. Rumah jadi kaya sepi lagi karena gak ada dia, meskipun masih ada lo yang tengil ini." Tutur Arsen.

"Dih, pendiam gini Abang kata tengil." Bantah Kaivan merasa tidak terima ketika dirinya dikatai tengil.

"Lo itu tengil, tapi masih tengil-an Nana. Meskipun sifat kalian jauh berbeda, tapi jail sama tengil na mah sarua na." Timpal Arsen.

"Kitu weh terus, sok sarua keun." Kaivan mendengus, sedangkan Arsen malah tertawa.

"Kira-kira dia kapan kembali ke rumah ini, bang? gimana kalo terbaik dia gak mau ke rumah ini lagi..." Kaivan memelankan ucapannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nana Grizsella. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang