24. Arena balapan.

405 30 2
                                    

Typo bertebaran ~

***

"Bagaimana dengan sekolah kamu, sayang?" kata Sean di sebrang telepon.

Nana tengah video Call bersama sang papa, sudah genap satu minggu papanya berada di Jepang.

"Hm, baik kok." Nana menatap Sean yang sibuk dengan laptop nya.

"Papa, kapan pulang?" tanya Nana, posisinya dia kini sedang berdiri dibalkon kamarnya.

"Satu minggu hingga dua minggu lagi. Mengapa? Kamu sudah rindu papa?" Sean terkekeh, ia kemudian menatap Nana.

"Aku bosen, yang lainnya selalu sibuk. Kangen papa, pake banget!!" rengek Nana seperti Anak Kecil.

Sean tersenyum hangat.

"Sabar, sebentar lagi papa pulang. Sudah dulu, ya? Papa ada meeting." Katanya.

Nana mengangguk paham.

"Assalamualaikum." Pamit Sean.

"Wa'alaikumsalam." Balas Nana.

Panggilan berakhir..

Nana menatap langit yang terlihat cerah, ia kemudian menghela nafasnya.

Dirinya sendirian lagi, dirumah besar milik sang Papa.

Leon menjadi lebih sibuk dengan urusan kantor, karena papanya yang ada di Jepang.

Alvero sibuk dengan kuliah nya, Arsen dengan sekolahnya, dan Kaivan dengan turnamen basket nya.

Sebelumnya ada om jeff yang ada untuk menjaga serta menemani Nana, namun tadi Leon menghubungi nya untuk meminja om jeff sebentar.

Guna membawakan berkas yang lupa dirinya bawa ke kantor.

Thing!

Satu notifikasi masuk kedalam Handphone miliknya.

🌷🌷🌷

Claraaaa

|bosen ga, nas?

iya nihhh, bosen banget|

|nanti malam ke arena balap aja,
mau ga?

hm, boleh aja sih|
tapi tumben lo yg ngajak?|
biasanya juga si zaza|

|gapapa, mau aja
|jadinya mau, ga??

oalah, gas ajalah!|

|oke, otw jam 8 yaa

🌷🌷🌷

Nana menatap Handphone miliknya. Sebenarnya dirinya merasa aneh, tidak biasanya Clara mengajak dia ke arena balapan. Sebab, yang selalu mengajak nya hanya Queenzha.

Namun sudahlah, Nana tak menghirau kan itu. Mungkin Clara hanya ingin ke arena balapan saja.

***

Nana Grizsella. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang