Arav menepuk pelan pipi April. Namun, tidak ada reaksi dari gadis itu, membuatnya bertambah panik.
"April, kamu kenapa?"
Sekali lagi Arav menepuk pipi lembut April. Perlahan, April membuka mata, dia mengembuskan napas dingin dari mulutnya. "Biarkan aku istirahat sejenak," ucapnya lemah.
"Apa perlu kita ke rumah sakit? Atau aku antar ke rumahmu?"
"Tidak perlu. Aku hanya butuh istirahat sejenak."
April menjatuhkan kepala di pundak Arav. Meskipun khawatir, Arav tetap menghargai keputusan April yang tak ingin meninggalkan perpustakaan itu.
April kembali tertidur, Arav membaca buku yang April pegang. Setelah satu jam berlalu, April mulai kembali membuka mata.
"Sudah bangun?" tanya Arav melihat ada pergerakan dari April.
"Maaf, aku tertidur," ucap April memperbaiki posisi duduk.
"Mau pulang?"
"Ya."
"Aku antar kamu pulang."
April memandu jalan. Sama seperti awal mereka tiba di perpustakaan itu, pulang pun dengan cara menyelinap. Mereka keluar melalui pintu belakang. Terdapat halaman besar di belakang. Ada dua sepeda yang bertengger di sana.
"Mau naik sepeda?" tanya April.
"Itu?" Arav menunjuk dua sepeda yang ada di halaman belakang itu.
"Ya."
Mereka tersenyum bersama. Lalu, menuju sepeda terparkir. Sepeda yang tidak terkunci. April mulai menaiki sepeda, begitu pula dengan Arav.
Mereka keluar dari area perpustakaan dan mulai mengendarai sepeda di jalan. Hari yang sudah larut, jalanan yang sepi membuat mereka bebas bergerak. Mereka mengendarai sepeda berdampingan. Hanya senyum yang ditunjukan sepasang kekasih muda itu.
Arav mengulurkan tangan, berharap April meraihnya. Dengan senang hati April menerima uluran tangan Arav. Bergandengan tangan dengan tangan satunya memegang handgrip.
Setelah beberapa saat, April melepas genggaman tangan mereka. Berganti mengulurkan tangan dengan cimbol huruf c. Ibu jarinya sedikit ke bawah dan jari telunjuk sedikit ditekuk. Arav tersenyum dan mengikuti seperti yang April lakukan.
Dia menyatukan cimbol huruf c dengan jemari April yang juga masih menampakan simbol huruf c. Dua simbol c bersatu menjadi simbol love. Lagi-lagi membuat mereka tertawa bersama sambil berkeliling komplek perumahan yang sepi.
April dan Arav masih berkendara dengan bahagia. Mereka melewati seorang pejalan kaki. Seorang wanita yang baru saja pulang kerja karena lembur. Langkah sang wanita terhenti setelah Arav dan April melewatinya. Dia menoleh ke belakang, menatap ke arah April dan Arav. Seketika, sang wanita berlari ketakutan karena, dia melihat dua sepeda yang sedang berjalan. Namun, hanya ada satu pengandara, sedangkan satu sepeda lainnya bergerak tanpa pengendara.
***
Arav mengantar April ke rumahnya setelah mengembalikan sepeda ke tempat semula.
"Apa harus memanjat untuk ke kamarmu?"
"Tidak perlu. Aku akan lewat pintu belakang saja."
"Kenapa tadi tidak menggunakan cara itu? Lompat dari jendela sangat berbahaya!"
April tersenyum lebar. "Soalnya, tadi orang tuaku masih terjaga. Aku tidak bisa menyelinap melalui pintu belakang. Kalau sekarang, aku yakin mereka masih tidur."
"Baiklah. Besok, kita masih bertemu?"
"Ya."
"Maukah kau bertemu dengan ibuku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
April's Voice (Segera Terbit)
RomanceKatanya, jatuh cinta itu dari mata turun ke hati. Apakah benar seperti itu? Apakah indra penglihatan mendominasi dari semua dasar cinta? Mungkin, sebagian orang jatuh cinta berawal dari mata. Namun, tidak bagi Arav. Pria muda yang berprofesi sebagai...