BAB 21 Di Ambang Kematian

29 11 15
                                    

April mulai menggerakan jemarinya. John dan Brisa langsung menghampiri sang anak yang mulai tersadar. "April," panggil Brisa.

April hanya mengulas senyum pada ibunya. Sang ayah mengusap lembut kepala April. "Apa kamu haus?"

Brisa langsung menuang air dalam gelas dan memberikan pada putrinya. "Minum dulu."

April meminum air pemberian Brisa. Seketika dirinya mengingat Arav. "Mah, Pah ... apa yang terjadi di malam itu?" tanyanya terbata.

"Sudah seperti ini masih bertanya apa yang terjadi? Sudah jelas bukan, roh jahat itu mengincarmu," dengus Brisa.

"Maafin April," ucap April menunduk.

"Apa ada yang sakit? Tubuhmu gimana?" cecar John.

"Baik, Pah." April menatap orang tuanya bergantian. Ragu untuk mengatakannya.

"Kamu mau tahu kabar Arav?" tebak Brisa.

April mengigit pelan bibirnya. "Ya."

"Dia sudah pergi," sahut Brisa.

"Apa dia sudah menemukan jalan pulang?" tanya April antusias.

"Apa kamu sudah mengetahui penyebab kematiannya?" tanya Brisa lagi. April menggeleng. "Kamu tidak bisa melihatnya, begitupula dengan kami."

"Lalu, Kak Arav di mana?" tanya April khawatir.

"Kami memberitahu padanya bahwa ia adalah jiwa yang tersesat. Dia pergi dari sini, setelah itu kami tidak tahu keberadaannya."

"Bagaimana jika roh jahat mengejarnya, Mah?"

"Itu bukan masalah kita!" tandas Brisa.

April mau protes. Namun, bibirnya tak sanggup terbuka. Dia teringat sesuatu. "Mereka semua dibunuh!" terangnya.

"Apa maksudmu?" tanya John.

"Semua agent call center terjebak. Satu layanan mati!"

"Pelakunya sudah tertangkap. Kami tahu kamu mengenal Arav saat kamu menghubungi contac center 666. Itu nomor contac center yang lama, sedangkan yang baru adalah 667. Pergantian itu terjadi setelah ada insiden di dalamnya. Namun, berita yang beredar adalah keracunan makanan. Pihak catering pun sudah diurus pihak berwajib."

April menggeleng. "Bukan makanan, mereka mati karena gas beracun."

"Gas beracun?"

"Ya, sebelum roh jahat menyerang, April sempat datang ke tempat kerja Kak Arav. April mau tahu yang sebenarnya terjadi. Soalnya, dari cerita Kak Arav, semua temannya baik. Jadi, April mau memastikan, apakah teman-teman Kak Arav juga merupakan jiwa tersesat."

April menelisik wajah kedua orang tuanya yang tampak kecewa padanya. Ya, dia tahu, apa yang dilakukan membahayakan dirinya dan juga menarik perhatian makhluk astral lainnya. Dia tak akan menyembunyikan apapun pada orang tuanya. Dia pastikan orang tuanya tahu segalanya. Dia melanjutkan kembali ceritanya.

"Ternyata, semua yang ada di sana adalah jiwa yang tersesat. Kedatanganku di sana, menyadarkan bahwa mereka adalah arwah yang tersesat. Di sana pun April melihat kejadian itu." April menunduk, dia mengerahkan kemampuannya untuk melihat kejadian di ruang layanan itu. butuh energi besar untuk melihatnya karena jiwa yang tersesat pun cukup banyak. "Mereka semua sedang bekerja, semua agent sedang sibuk melayani pelanggan, hingga tak menyadari bahwa udara yang mereka hirup adalah racun."

"Pelaku yang tertuduh meracuni makanan sudah diproses oleh pihak berwajib. Namun, para arwah korban masih terjebak dalam ruangan itu. Mungkin saja mereka masih terjebak karena pelaku sebenarnya belum mendapat hukuman. Atau mungkin, mereka memang dijadikan tumbal," duga John.

April's Voice (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang