Sehabis melakukan kegiatan jurit malam, dan kelompok nya menang, Sean kembali ke kamar bersama Aksa untuk membersihkan tubuh nya, karna nanti akan ada agenda lain.
"Ada orang" Teriak Sean dari luar kamar mandi.
"Ada" Teriak seseorang dari dalam.
"Elah, jangan lama-lama" Lanjut Sean.
Sean memegangi kepala nya, terlihat Sean yang merasakan badan nya yang mulai tidak enak, namun Sean menghiraukan nya .
Sesaat Sean baru duduk di kasur menunggu teman nya yang sedang mandi duluan, tiba-tiba Aksa yang sebelum nya di luar masuk dengan tergesa-gesa.
"YAN, IKUT GUA"
"H-hah, apasih Saa"
Aksa membawa Sean keluar kamar, dan terlihat di lapangan sudah ada beberapa kelompok yang gagal dan para Anggota OSIS.
Kelompok-kelompok yang gagal sedang di hukum, dengan menjalani tantangan kembali dari para Anggota OSIS. Dimana tantangan nya, per kelompok akan di tutup matanya dengan penutup mata dan harus saling berpegangan pundak. Dan setiap kelompok hanya dibekali berupa arahan dari beberapa OSIS.
"KIRI-KIRI, KANANN"
"LONCATT"
Teriak arahan dari Anggota OSIS kepada para kelompok yang sedang menjalani hukuman. Mereka harus melewati beberapa tantangan yang sudah berada di lapangan, seperti harus melewati labirin tali rapiah, merangkak dan sebagainya untuk menyentuh bola merah di tangan Pak Tito.
Namun yang membuat Aksa begitu terburu-buru untuk memberitahu Sean, karna terlihat Ka Reza yang sedang menggandeng seorang perempuan yang tengah ditutup matanya.
Kerutan dari alis dan bibir yang mulai mengeras terlihat jelas dari wajah Sean. Lalu tiba-tiba perempuan yang sedang bersama Ka Reza terpleset dan oleng ke arah Ka Reza, Ka Reza pun menahan nya agar tidak jatuh. Posisi mereka berdua sangatlah dekat, bahkan menempel. Dan mereka berdua terlihat saling tertawa satu sama lain.
"AYO FOKUS, IKUTIN ARAHAN KAKA OSIS. KALO KALIAN GAGAL, GA DAPET JATAH SARAPAN!"
Kerutan yang semakin intense dari kening Sean, ditambah hidung yang sedikit mekar dengan nafas yang tak karuan dan rahang yang ikut bergerak-gerak. Sean sudah benar-benar muak melihat semua itu, Sean memutuskan untuk masuk kembali, di ikuti Aksa yang khawatir melihat nya.
"Ish, bener-bener ya tu orang. Selalu buat lo nangis" Kata Aksa yang melihat Sean meringkuk di kasurnya.
"Eh kenapa?" Tanya teman sekamar mereka.
"Sakit perut" Jawab Aksa.
Aksa terus menenangkan Sean, hingga terdengar suara pemberitahuan bahwa sudah waktunya sarapan. Sean terlihat masih saja meringkuk sedih.
"Mata lo yan, sembab banget. Udah gausah nangis, mending kita sarapan yuk" Ucap Aksa
"Lo duluan aja, Sa. Nanti gua nyusul"
"Nggak, udah ayo. Cuci muka"
Akhirnya Sean pun mau, Sean segera mencuci muka nya dan menuju tempat makan disana bersama Aksa.
"Ngantri banget" Eluh Aksa.
Sistem makan disana prasmanan, wajar saja sangat mengantri. Aksa segera mengajak Sean untuk berbaris karna banyak juga dibelakang yang ingin mengantri.
Saat sudah giliran Sean dan Aksa, mereka berdua menyendok nasi dan lauk yang mereka inginkan. Di belakang tempat-tempat makanan terdapat para Anggota OSIS yang memantau, hingga mereka berdua tepat berada di lauk ayam kecap yang dijaga oleh Ka Reza dan Ka Akbar.
