Bab 17

1 0 0
                                    

Liam mengambil buku catatan dan pulpen, menulis dengan cepat lalu menunjukkan pada Sheina sambil memasang wajah penasaran, "Bisa ceritakan bagaimana kau dikelilingi aroma stella?"

Sheina mengerjapkan matanya lalu tersenyum, mulai cerita. "Waktu itu...."

Di sebuah malam yang tenang, Sheina duduk di teras rumah Liam, menikmati suasana malam yang dingin. Dia merasa sedikit lelah setelah menghadapi berbagai masalah yang datang silih berganti. Charaka, kucingnya yang bisa berbicara, tiba-tiba melompat ke pangkuannya.

"Hey, Sheina. Kamu kelihatan murung," kata Charaka dengan suara lembutnya. "Apa yang terjadi?"

Sheina menghela napas panjang, mencoba mengumpulkan pikirannya. "Aku hanya merasa lelah, Charaka. Rasanya semua beban di dunia ini ada di pundakku."

Melihat sahabatnya bersedih, Charaka tahu dia harus melakukan sesuatu. Dia bangkit dari pangkuan Sheina dan berjalan sedikit menjauh. "Tunggu sebentar, ya. Aku akan coba sesuatu."

Dengan gerakan elegan, Charaka mulai berkonsentrasi. Matanya yang bersinar tiba-tiba tampak lebih hidup. Dia mengeluarkan suara yang lembut, seolah-olah memanggil sesuatu dari dalam dirinya. Sebuah aura lembut mulai mengelilinginya, dan perlahan-lahan, aroma segar yang khas, seperti jeruk Stella, mulai menguar di udara.

Sheina, yang awalnya merasa lelah, tiba-tiba merasakan kehangatan dan kedamaian. "Charaka, apa ini?" tanyanya dengan penasaran.

"Aroma Stella," jawab Charaka sambil tersenyum. "Aku baru saja belajar mengeluarkannya. Ini adalah aroma yang bisa menenangkan dan memberi kekuatan. Aku ingin kamu merasakannya."

Aroma jeruk Stella menyebar di udara, memberikan efek menenangkan. Sheina merasa beban di pikirannya mulai berkurang. Dia menghirup aroma tersebut, dan seakan semua kesedihan dan kecemasan menguap. "Wow, itu luar biasa! Terima kasih, Charaka!"

Kucing itu melangkah lebih dekat, menggosokkan tubuhnya ke tangan Sheina. "Aku akan selalu ada untukmu, Sheina. Jika kamu merasa tertekan, cukup ingat aroma ini. Aku akan selalu melindungimu."

Sheina tersenyum, hatinya dipenuhi rasa syukur dan cinta kepada sahabatnya yang istimewa. Momen tersebut menjadi kenangan indah, dan aroma Stella menjadi simbol kekuatan dan perlindungan yang selalu menyertainya dalam setiap langkah.

Sejak malam itu, setiap kali Sheina merasa kesepian atau cemas, dia akan mencari aroma Stella yang dikeluarkan Charaka, merasakan keberanian dan semangat baru untuk menghadapi tantangan hidupnya.

Di sebuah malam yang sunyi, Sheina sedang berjalan pulang dari sekolah. Langit gelap menyelimuti kota, dan angin berhembus dingin. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres; dia merasakan tatapan dari arah belakang. Sheina mempercepat langkahnya, namun suara langkah kaki mengikuti di belakangnya.

Sheina berbelok ke jalan sepi, tiba-tiba sekelompok remaja mendekatinya, tertawa dan menggodanya. "Hei, Sheina! Kenapa kamu sendirian? Mau main dengan kami?" salah satu dari mereka, berkata dengan nada mengejek.

Sheina merasa tertekan dan ketakutan. "Tinggalkan aku sendirian," ujarnya dengan suara bergetar.

Namun, remaja-remaja itu tidak mengindahkan. Mereka semakin mendekat, mengelilingi Sheina dan berusaha membuatnya merasa terpojok. Tiba-tiba, saat keadaan semakin mencekam, suasana sekitar mulai berubah. Hembusan angin dingin bertiup lebih kencang, dan bayangan gelap mulai muncul dari sudut jalan.

"Jangan berani-berani mendekatinya!" suara berat menggema di udara, membuat semua remaja itu berhenti. Mereka saling tatap, bingung dan ketakutan.

Dari kegelapan, muncul sosok hantu dengan penampilan menyeramkan. Wajahnya yang pucat dan matanya yang kosong membuat remaja-remaja itu merinding. "Dia adalah orang yang kami lindungi. Jika kalian mengganggunya, kalian akan menghadapi konsekuensi."

Sheina menatap hantu itu dengan campuran rasa takut dan kekaguman. Dalam sekejap, lebih banyak hantu muncul dari berbagai arah, membentuk barisan di samping Sheina. Hantu-hantu itu tidak hanya menyeramkan, tetapi juga terlihat melindungi dan kuat.

Mereka mundur ketakutan saat melihat penampakan-penampakan di belakang Sheina. "A-apa ini? Kami hanya bercanda!" salah satu dari mereka berusaha menjelaskan, suaranya bergetar.

"Jangan sekali lagi menganggapnya sepele. Dia tidak sendirian," kata hantu itu sambil melangkah maju, suara dinginnya membuat mereka terdiam.

Sheina merasakan keberanian yang baru muncul di dalam dirinya. Dia berdiri tegak, menatap para remaja itu. " Jika kalian menggangguku lagi, kalian akan menyesal," katanya, suaranya kini lebih percaya diri.

Para remaja itu, yang awalnya berani, kini tampak ketakutan dan segera melarikan diri dari tempat itu. Begitu mereka pergi, Sheina merasa tertegun dengan apa yang baru saja terjadi.

Hantu yang pertama kali berbicara menatap Sheina dan tersenyum, meskipun wajahnya terlihat menyeramkan. "Kami akan selalu ada untuk melindungimu. Jangan takut, Sheina. Kamu tidak sendirian."

Sheina mengangguk, hatinya terasa hangat. Dia merasa terlindungi, tidak hanya oleh hantu-hantu itu, tetapi juga oleh ikatan yang mulai terjalin antara mereka. Malam itu, dia menyadari bahwa meskipun hidupnya penuh tantangan, dia memiliki sekutu yang akan selalu menjaganya.

🐾

Liam duduk di ruang tamu yang tenang, dikelilingi oleh hantu-hantu yang tidak tampak bagi orang biasa. Cahaya bulan menerangi ruangan melalui jendela besar, memberikan suasana misterius. Charaka, kucing berbicara yang telah menjadi teman setia Sheina dan Liam, melompat ke pangkuan Liam, menatapnya dengan penuh perhatian.

Liam mendengarkan dengan seksama, matanya tetap fokus pada Sheina, berusaha memahami setiap kata yang dia ucapkan. Dia sudah mengetahui bahwa Sheina memiliki kemampuan unik untuk berkomunikasi dengan makhluk halus, tetapi mendengar ceritanya langsung dari mulut Sheina membuatnya terkesan.

Liam mengerutkan kening, menanggapi cerita Sheina. Dia mengangkat alisnya dan menggerakkan jari-jarinya untuk memberi tahu bahwa dia merasa terharu mendengar perlindungan yang diberikan oleh hantu-hantu itu dan Charaka. Kemudian, dia mengarahkan telunjuknya ke jendela, seolah-olah menunjukkan rasa syukur kepada para hantu yang menjaga Sheina.

"Mereka semua benar-benar peduli padamu," Liam berusaha mengekspresikan perasaannya, meskipun tanpa suara. Dia tersenyum lembut kepada Sheina, matanya menyiratkan rasa bangga dan perlindungan.

Sheina melihat ekspresi Liam dan merasa hangat di hati. "Iya, Om. Rasanya aku tidak sendirian lagi. Mereka menjadi teman dan pelindungku," katanya, matanya berbinar.

Liam kemudian memeluk Sheina dengan lembut, gestur yang menandakan bahwa dia akan selalu ada untuknya. Dia ingin mengingatkan Sheina bahwa dia juga berjanji untuk melindunginya, tidak peduli seberapa besar bahaya yang mengancam.

"Aku tidak akan biarkan siapapun menyakitimu lagi," Liam menandakan melalui gerakannya, dan Charaka, yang terletak di pangkuannya, mengangguk seolah setuju.

Sheina merasakan kehangatan dalam pelukan Liam. "Terima kasih, Om. Aku tahu aku bisa mengandalkanmu," ujarnya dengan tulus.

Liam, yang bisu namun penuh perasaan, menunjukkan senyum yang menenangkan. Dia merasa lega mengetahui bahwa Sheina kini dikelilingi oleh makhluk-makhluk yang peduli dan melindunginya, sekaligus merasakan tanggung jawab lebih besar untuk menjaga putrinya itu agar tetap aman di dunia yang penuh bahaya ini.

 I Find My Home [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang