Bab 1. Bom Flare

77 13 8
                                    

Ramaikan vote dan komen positif ya.
Happy reading all 🤍

"Seorang wanita yang menjadikan dirinya terjaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seorang wanita yang menjadikan dirinya terjaga. Maka, sudah selayaknya
di perlakukan seperti permata oleh siapapun." — Rafa Zefan Shabiru

***

"Oke udah sampai, kamu boleh turun," Instruksi lelaki yang mengemudi itu seraya menurunkan standar motornya. membuka helm yang terpasang.

Yang diperintah pun mengikuti, gadis itu turun dari jok motor dengan netra yang teredar liar memandangi area gedung kampus bertingkat yang dominan berwarna putih serta tiang bercorak abu-abu tua, terkesan elegan. Kini mereka sedang berada di parkiran Silvergate University. Salah satu kampus swasta terbesar di Jakarta.

"MasyaAllah, jadi di sini bang Rafa kuliah," batin gadis itu, fokus matanya masih saja memandangi area sekitar.

Dan ketika tangannya tergerak ingin melepaskan helm yang masih menyangkut dikepala, dengan cepat lelaki berhoodie cokelat itu meraih tali pengikatnya terlebih dahulu.

"Hawa sini, biar Abang aja," ujarnya sembari melepaskan benda bulat tersebut lalu beralih memperbaiki hijab wanita itu yang sedikit berantakan.

Aeraina Hawa Shabiru, wanita manis pemilik senyum hangat. Berkulit putih layaknya blasteran Indonesia dan Arab Saudi. Si gadis ceria yang mempunyai wawasan agama yang baik. Terlihat dari pakaiannya yang longgar serta hijab yang terjulur hingga ke dada. Sudah pasti wanita itu terlahir dari pendidikan yang luar biasa hebat.

Lengkungan kecil terukir indah di bilah bibir Hawa kala hijabnya di perbaiki secara telaten oleh lelaki di hadapannya." Makasih bang Rafa."

Rafa membalas sama, mengulas senyum yang tak kalah hangat. Lelaki itu sedikit merundukkan punggung pada Hawa yang lebih rendah darinya, sehingga wajah mereka berdua sejajar, saling tatap.

"Inget, ini hari pertama PKKMB. Lakuin yang bener. Kalau ada apa-apa kabari secepatnya, right?" Rafa mencuil hidung bangir gadis itu.

Hawa tergelak sebentar. "Iya-iya fahimna," balasnya di iringi anggukan kecil tanda paham

"Oh iya bang Rafa mau langsung pulang?" Tanya gadis itu sedikit penasaran. Sebab jika hanya mengantar tanpa maksud tujuan lain, itu bisa dilakukan sampai didepan gerbang saja, tanpa perlu repot-repot masuk ke area parkiran seperti ini.

Lagipula liburan semester Rafa masih tersisa 3 hari lagi. Jadi belum ada jadwal matkul baru samasekali. Yang hadir hari ini pun hanyalah peserta PKKMB dan beberapa panitia yang ikut andil dalam mengurusi maba. Sementara Rafa bukanlah bagian dari kedua opsi tersebut.

"Ngga dulu, ada yang mau di urus. Kalau selesainya cepet, habis itu langsung pulang. kalau lama bg Rafa tungguin Hawa sampe selesai PKKMB," kata lelaki itu dengan pembawaan yang amat tenang.

ATMA Seluas SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang