Abis UTS langsung update!
Kali ini long part, jadi bacanya pelan2.
Ramaikan vote komen yaw 🤍"Kita sama-sama sakit. Kita sama-sama
kacau. Namun, di paksa bertahan."
— Malfino Shabiru***
"Lo serius di celakain sama kating? Panitia PKKMB lagi. Wah, nggak bener nih. Nggak bisa di biarin. Sebut sama gue sekarang siapa orangnya, biar gue omelin sampe panas tu kupingnya,“ kata Nura dengan emosi yang meledak-ledak.
Sebelum membuat panas kuping kating. Telinga Hawa telah lebih dulu terbakar oleh ocehan beruntun dari Nura usai mendengar cerita skandal yang ia rasakan tempo hari.
“Pantes aja bang Rafa nggak ngebolehin lo ikut PKKMB hari ini. Fix gegara itu pasti,” tebak Nura kemudian.
Gadis itu baru saja pulang dari kegiatan PKKMB terakhir. Tidak melihat Hawa di kampus, gadis itu langsung menekan tombol panggilan guna menanyai kabar sahabatnya.
Bukan bermaksud mengadu atau mengompori. Hawa di paksa bercerita tentang dirinya yang mendadak menghilang semalam. Di desak sampai terpaksa bersuara. Maklum, jiwa keponya Nura sangat barbar. Harus di kasih asupan dulu baru diam. Namun Hawa salah mengira, agaknya dosis yang di kasih berlebih hingga membuat Nura semakin bersinergi, malah sampai menghubungkan kejadian semalam dengan alasan Rafa tidak membolehkannya ikut PKKMB hari ini. Itulah Nura, suka berfikir jauh dan beropini.
Hawa menarik kursi makan dan mengambil posisi duduk disana “Santai, Ra. Kita nggak tau pastinya gimana. Husnudzon aja.“
Bohong jika Hawa tidak merasakan hal yang sama. Dia memang tidak ada membuka mulut mengenai kejadian semalam pada Rafa. Namun di lihat dari pergerakan Rafa yang langsung menariknya pulang dan menyuruhnya menetap dirumah dengan air wajah penuh cemas juga dengan luka yang Hawa lihat tadi malam.
Luka yang tampak seperti bekas pukulan seseorang yang mana di prediksi Rafa sedang memberi pelajaran. Kedua hal itu rasanya cukup menjadi bukti penguat mengenai alasan Rafa tidak membolehkannya ikut PKKMB hari ini. Tetapi gadis itu tetap saja menyangkal kebenaran.
“Lo terbuat dari apasih wa? sabar banget jadi manusia, atau hati lo emang nggak ada nafsu buat ngebales atau jangan-jangan sahabat gue ini malaikat berkedok manusia?” tebak nura ngasal.
Sudah 5 tahun mereka bersahabat. Yaa, meskipun berpisah sebentar. Tapi tak pernah sekalipun Nura melihat Hawa membalas sama setiap perbuatan buruk orang lain padanya. menyindir saja enggan bagi gadis satu ini. Nura berani bersumpah untuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATMA Seluas Semesta
Teen FictionMenjadi suatu kemuliaan bagi seorang Aeraina Hawa ketika di cintai oleh lelaki yang sangat tahu caranya menepati janji. Di jaga selayaknya mahkota paling tinggi oleh keluarga besar. Namun untuk sampai di titik bahagia yang sesungguhnya. Seringkali...