Yey i'm back.
Ramaikan vote dan komen ya 🤍"Bukan kebetulan. Beginilah cara kerja
takdir mempertemukan."
— Asa Ravelion***
Mobil Rolls-Royce dengan kecepatan yang cukup tinggi kini terpakir rapi di parkiran salah satu Universitas swasta terbesar di Jakarta.
Presensi seorang pria yang baru saja keluar dari mobil sukses membuat beberapa atensi di sekitar sontak melirik ke arahnya. Bukan karena ada yang aneh, melainkan pria dengan jaket kulit yang di kenakan itu memiliki visual yang menawan. Jadi tak heran jika kehadirannya menjadi sorot pandang mahasiswa lain terutama dari kalangan ukhti.
Asing, itulah yang di definisikan orang lain padanya. Pria berkulit putih dengan slanted eyes menjadi tanda bahwa dia mungkin bukan asli orang Indonesia dan wajahnya pun belum pernah terlihat sebelumnya.
"Oke gue udah sampe, thanks info jalannya. lo boleh lanjut kerja."
Dia adala Zavier Asa Ravelion, famousnya dipanggil Asa. nama yang begitu terkenal di tempat asalnya, Korea Selatan.
Usai menutup panggilan, lelaki itu memasukkan earphone nya kedalam saku jaket. Menetralkan situasi dengan menarik nafas sebentar. Kemudian berjalan cukup cepat tanpa memperdulikan beberapa pasang mata yang menatap ke arahnya.
Ia terus menembus koridor dengan terburu-buru sehingga kunci mobilnya terjatuh, menyebabkan langkahnya terhenti seketika.
"Ah, pake acara jatoh segala lagi," monolognya sedikit kesal.
Asa pun menundukkan tubuhnya ke lantai untuk mengambil kunci mobil yang terpelanting ke bawah kolong kursi panjang. Namun fokusnya teralihkan pada sebuah benda persegi berukuran kecil, mirip seperti buku dengan sampul abu-abu berbulu di bagian luarnya.
"Siapapun di luar, tolong... "
Lelaki itu tertegun, mendengar suara seorang gadis yang tengah meminta bantuan. Memang tidak terlalu jelas, namun Asa yakin sumber suara tersebut tidaklah jauh dari posisinya sekarang.
Kembali bangkit, benda tadi ia masukkan kedalam saku jaketnya yang lumayan besar. Matanya teredar liar mencari sumber suara di bantu dengan pancaindra pendengaran yang tajam.
Sampai pada satu titik yang menarik atensinya, kepada sebuah jendela dengan tirai yang terbuka sedikit. Asa mendekat, ternyata ada kepulan asap didalam sana di ikuti oleh air yang keluar ntah dari mana.
Lelaki itu kembali menyelidik dan samar-samar terlihat sosok perempuan yang sedang duduk di kursi, sendiri. Ia langsung meyakini dialah orang yang meminta tolong barusan.
Asa bergerak gesit ke depan pintu ruangan. Meski ia tak kenal siapa orang itu, tapi sifat manusiawi membawanya untuk membantu. Beberapa kali mencoba membuka pintu melalui gagangnya namun tak bisa. Terkunci. ingin meminta bantuan orang lain, namun tak sempat, dia harus cepat. Lelaki itu tak punya pilihan selain membuka paksa alias dobrak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATMA Seluas Semesta
Teen FictionMenjadi suatu kemuliaan bagi seorang Aeraina Hawa ketika di cintai oleh lelaki yang sangat tahu caranya menepati janji. Di jaga selayaknya mahkota paling tinggi oleh keluarga besar. Namun untuk sampai di titik bahagia yang sesungguhnya. Seringkali...