Bismillah 🤍
***
Senin, suasana pagi yang begitu damai ketika sinar mentari yg masuk melalui cela jendela dengan hangat mengenai kulit wajah. Asa menurunkan selimutnya pelan, mengambil posisi duduk kemudian menggeliat penuh kenikmatan seolah tidak ada sesuatu yg terjadi semalam.
Perlahan lelaki itu mengerjapkan mata, menatap langit-langit kamar yg begitu elegant. Ia tersenyum tipis.
“Mari kita awali pagi ini dengan— woi lah suara apa tuh?“ teriak Asa kaget kala suara gesekan suatu benda mengenai jendela kamarnya terdengar beruntun di telinga.
Asa bergegas turun dari kasur lalu berjalan cepat menuju jendela kamar untuk memeriksa siapa yang menganggu pagi tenangnya di hari senin ini. Menyingkap tirai secara pelan dan mengintip ke arah luar.
“WOI JAMET KORSEL, GUE TAU LO UDAH BANGUN KAN! JANGAN SEMBUNYI DI TUMPUKKAN CUCIAN! KELUAR KALAU LO PUNYA NYALI!“
Asa bergedik ngeri, ia mengenali suara nenek lampir itu juga presensinya yang terdeteksi sedang berdiri di depan mensionnya dengan amarah yang menggebu-gebu. Sudah seperti anak STM yg sedang melakukan aksi unjuk rasa saja.
Tapi ini agak lain, dia tidak membawa spanduk atau alat peraga lainnya. Hanya bermodalkan biji kenari di sertai dengan teriakan sampai titik darah penghabisan.
Sekelibat memori berputar di kepala lelaki itu. Dia menyadari alasan Xaveera mendatanginya sepagi ini. Apalagi kalau bukan ingin mendamprat kepalanya atas kejadian tadi malam.
Membayangkannya saja sudah membuat Asa berkeringat dingin. Mau husnuzon tapi ini Xaveera sandress. Sangat kecil kemungkinan untuk berfikir positif. Secara semua tindakannya sudah mencerminkan basic kriminal. Terakhir tenggorokan Asa hampir terbakar karena ulahnya.
“KALO LO NGGA KELUAR DALAM HITUNGAN KE 10, GUE BAKAL GULING-GULING DI SINI! “
“Lah guling-guling doang? Yeh nggak ngaruh. Silahkan aja,” Monolog Asa sedikit berbisik. Netranya masih mengintip di cela tirai dengan gelagat menyepelekan.
“GULING-GULING SAMBIL TERIAK KE WARGA KALAU LO UDAH NGELAKUIN KDRT KE GUE. “
Asa membola, ini gawat. Kalau Xavera nekat berteriak, bisa-bisa ia akan menjadi amukan para warga. Tuh kan baru saja di bilangin Xaveera ini jenis wanita yang memang tidak bisa di husnuzoni. Sangat tidak di anjurkan!
“... 1,....2,.....3 “ Xaveera mulai berhitung membuat Asa membuka jendela kamarnya terpaksa dan tergesa-gesa kemudian memandang wanita itu yang berada di bawah.
“ 4...5 “
“ IYAIYA GUE TURUN... “
o0o
“Tapi kak tumben banget lo pakek kain penutup kepala?“ Asa meletakkan 2 gelas cap coffe di atas meja kemudian menggesernya satu pada Xaveera.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATMA Seluas Semesta
Teen FictionMenjadi suatu kemuliaan bagi seorang Aeraina Hawa ketika di cintai oleh lelaki yang sangat tahu caranya menepati janji. Di jaga selayaknya mahkota paling tinggi oleh keluarga besar. Namun untuk sampai di titik bahagia yang sesungguhnya. Seringkali...