Ada ato gaada pun yang baca,
terus update hehe 🤏🏻😉"Hari menyakitkan itu tiba. Aku merasa terluka dan terbebani, tetapi di paksa memikulnya seorang diri."
— Aeraina Hawa Shabiru.***
Sinar mentari pagi saja belum menembus kulit wajah, tetapi nada dering telpon sudah lebih dulu masuk kedalam gendang telinga. Merusak suasana tidur di pagi weekend seorang Zavier Asa Ravelion saja.
Masih dalam kondisi mata yang masih terkatup rapat, tangan lelaki itu meraba-raba ponselnya yang sejak tadi bergetar tak tentu arah di atas nakas.
“Yeoboseyo (halo)?” sapa Asa setelah menggeser tombol hijau. Dengan posisi tengkurap lelaki itu enggan mengerjapkan matanya.
“YEOBOSEYO KEPALAMU ENAM, GUE DIDEPAN CEPETAN BUKAIN PINTUNYA," teriak seorang gadis dari ujung telepon tersebut membuat Asa reflek menjauhkan benda pipih itu dari telinganya.
“Maaf Mbak, saya nggak pesen gofood. Saya ini cowok mandiri yang bisa masak sendiri. Jadi mbak boleh pergi saja.” Lelaki itu berujar antara sadar atau tidak. Tapi satu hal yang pasti, matanya masih terkatup sempurna.
“WAH, KURANG DI GEPREK BANGET YA LO, GUE ADUIN KAKEK LION BIAR DI BALIKIN KE KORSEL LAGI. MAU?”
Mendengar sebutan kakek yang begitu sakral di telinganya, Asa merasa tersihir dalam sekejap. Matanya terbuka lebar dan dalam hitungan detik langsung mengambil posisi berdiri bukan saja duduk. Mengesampingkan rasa kantuk dan melempar ponselnya ke sembarang arah. Lelaki itu berlari menuju pintu utama.
“Lo ngapain ke sini sih kak? gangguin pagi weekend gue aja. Pakek acara outfit setengah bahan. Mau ngonser lo?” celetuk Asa di ambang pintu merasa tak terima jika harus kedatangan tamu yang tidak di undang, terlebih lagi pakaiannya yang merusak pemandangan.
“Diem lo, minggir! gue mau masuk!" Gadis itu menyikut lengan Asa dan menorobos masuk. Ada begitu banyak kresek belanja yang ia tenteng di kedua tangannya.
Sangat tidak tahu sopan santun. Berawal dari mengganggu orang tidur dengan melakukan panggilan berkali-kali. Menerobos masuk tanpa izin dan sekarang malah menguasai dapurnya. Asa hanya bisa menggeleng tak habis fikir.
“Pertanyaan gue belum di jawab, ya.” Asa menyahut lagi. Lelaki itu mengambil posisi duduk di kursi pentry seraya menatap wanita didepannya.
Pakaian piama yang belum sempat di ganti menambah nuansa waktu weekend yang seharusnya di habiskan untuk rebahan saja di kamar pagi ini.
Masih terdiam, gadis itu mengecek beberapa bungkus kresek yang ia bawa, menghitungnya satu persatu. Di rasa sudah lengkap semua tanpa ada yang kurang, dia beralih menatap Asa.
“Lo nggak liat apa? kalau bukan karena kakek Lion yang nyuruh, ngga bakal mau ke sini sambil bawa bahan belanjaan sebanyak ini tau nggak?”
“Nggak ada yang nyuruh lo, Xaveera nuna. Salah lo sendiri ngapain mau aja di suruh sama kakek?” balas Asa kelewat santai, meraih buah apel lalu menggigitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATMA Seluas Semesta
Teen FictionMenjadi suatu kemuliaan bagi seorang Aeraina Hawa ketika di cintai oleh lelaki yang sangat tahu caranya menepati janji. Di jaga selayaknya mahkota paling tinggi oleh keluarga besar. Namun untuk sampai di titik bahagia yang sesungguhnya. Seringkali...