Yuhuu!!!
kali ini aku up nya pagi, biar freshh.
Ramaikan vote dan komen yaw 🤏🏻
Happy reading semua 🤍***
"Assala—
Baru saja hendak mengetuk pintu rumah dan mengucapkan salam, Rafa tiba-tiba mundur dan berbalik badan membelakangi pembatas tersebut. Ada sesuatu yang mengganjal di hati lelaki itu sehingga membuatnya mengurungkan niat untuk masuk.
Bumi yang baru menaiki anak tangga paling bawah usai memakirkan mobil menatap Rafa dengan kening berkerut bingung. "Kenapa nggak jadi?"
Rafa lantas turun menghampiri lelaki itu. Tersenyum kikuk dengan tangan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Bumi menggeleng singkat, dia paham situasi seperti ini. Senyum itu ada maksud tertentu dan yang pastinya merepotkan.
"Apa? Nggak, kali ini Aa nggak mau," tolak Bumi cepat.Dia lekas berjalan melewati Rafa, berniat ingin membuka pintu rumah. Namun dengan sigap Rafa menghadang dari depan, membuat Bumi urung melangkah maju.
"Pliss dong A Bumi. Kali ini aja bantuin gue, ya? " pinta Rafa dengan sorot mata penuh harap.Bumi menghela nafas. Kalau sudah seperti ini, dia sering di buat tidak bisa menolak. Bumi lemah, jiwa ibanya selalu saja berhasil mengendalikannya. Apalagi melihat raut wajah Rafa yang nelangsa dan meminta untuk di kasihani. Lelaki itu merasa tidak tega.
"I-iya yaudah, jadi apa rencananya?"
Rafa bergerak maju, mendekatkan bibirnya pada telinga Bumi kemudian berbisik tentang apa yang akan mereka lakukan nanti.
Bumi mengangguk paham, terkesan terpaksa. "Oke, tapi ini yang terakhir," ujarnya.
Rafa tersenyum lega seraya menunjukkan tepeach andalannya. "Gue usahain."
Sementara didalam rumah Hawa baru saja keluar dari kamarnya dengan langkah ringan. Membawa buku yang telah lama di nanti untuk dibaca. Dia memutuskan untuk membaca buku ini dengan duduk di sofa yang nyaman di ruang tamu.
Setelah mengambil posisi, buku terbuka di pangkuannya. Buku yang Bumi beli untuknya bulan lalu, kali ini berjudul meneladani sifat bidadari syurga. Hawa sangat senang sekali menerima buku itu kemarin. Sesuai dengan gendre bacaannya yang bertemakan muslimah.
Secangkir kopi dan biscuit menjadi pelengkapnya dalam menikmati isi buku. Setiap halaman di baca penuh arti dimana masing-masing muslimah memiliki point tersendiri untuk bisa menjadi wanita pilihan penghuni syurga. Memiliki sifat mulia dan terjaga. Dimana tidak semua bisa seperti itu kecuali mereka yang di pilih langsung oleh Allah.
Hawa tertegun lama. Sudahkah dia menjadi wanita yang di rindukan ini? sudahkah dia termasuk kedalam golongan orang yang beruntung itu? Ah iya, Bumi pernah bilang bahwa Allah itu tergantung prasangka hambanya. Jadi, tidak ada salahnya percaya diri bahwa dia pasti menjadi salah satu dari mereka yang terpilih, asalkan di iringi dengan perubahan yang nyata, mengikuti perintah. Perlahan dan jangan pernah salah jalan.
Terhanyut dalam keindahan buku, Hawa sampai lupa tujuan utamanya duduk di sofa ini. Hingga beberapa menit gadis itu tersadar bahwa orang yang ia tunggu sejak siang tadi tidak muncul ke permukaan. padahal Hawa sudah menyuruhnya untuk pulang cepat, tapi sampai detik ini tidak terlihat hilalnya. Kemana dia pergi?
Hawa mendesah gusar. Diasa cukup dengan beberapa halaman yang di baca dan ilmu yang sudah di terima, wanita itu menutup bukunya kembali. pergerakannya tertuju pada pintu utama lalu melirik arah luar melalui jendela. namun nihil, Hawa tak menemukan apa-apa disana.
o0o
"Berdiri yang bener dong A, ntar gue jatoh lagi!" Rafa berseru ngeri. lelaki itu berdiri di pundak Bumi dengan tangan yang menggenggam gundakan dinding pembatas rumahnya. Rafa bergelantungan layaknya seorang pencuri yang sedang menjalankan misi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATMA Seluas Semesta
Genç KurguMenjadi suatu kemuliaan bagi seorang Aeraina Hawa ketika di cintai oleh lelaki yang sangat tahu caranya menepati janji. Di jaga selayaknya mahkota paling tinggi oleh keluarga besar. Namun untuk sampai di titik bahagia yang sesungguhnya. Seringkali...