chapter 15

290 27 3
                                    

Typo bertebaran
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kedua kelopak mata yang terpejam perlahan terbuka memperlihatkan netra violet nya yang indah. Netra violet melihat sekelilingnya kamar yang serba warna ungu, warna kesukaannya dan mendiang sang ibu Yu Ziyuan. Tapi itu dulu, walau sekarang dirinya tidak terlalu menggilai warna itu. Dia mempertahankan warna itu karna memang identik dengan warna sekte nya dan warna kesukaan orang tuanya.

Sekali lagi bayang² yang terjadi belasan tahun silam yang berhasil dia lupakan harus kembali kedalam memorinya. Dadanya tiba-tiba sesak mengingat dalam semalam dia kehilangan semuanya. Rumahnya, sekte nya, teman²nya dan yang paling berharga adalah kedua orang tuanya. Semua direnggut darinya hanya dalam waktu 1 malam, bahkan kultivasi nya dihancurkan. Kehidupan yang yang bahagia penuh kedamaian harus sirna dengan siksaan yang dia Terima pada tubuh dan mentalnya.

Disaat dirinya meratapi penderitaan dimasalalu sebuah suara yang amat dia kenali masuk di gendang telinganya. Membawa netra violet nya menatap seseorang berhanfu biru dengan pita putih berlambang awan di dahinya. Walau pria itu menampakan senyuman tipis, dirinya tau bahwa pria menyimpan kekhawatiran terhadapnya.

Lalu tangan terangkat meraba perutnya masih membuncit seperti sebelumnya. Dirinya bernafas lega bahwa calon anak ketiga mereka baik² saja. Mengingat sebelum dirinya jatuh tidak sadarkan diri, dirinya mengalami pendarahan hebat.

Sebuah tangan mengenggam tangannya, dan tangan lain membelai pipinya.

Lan Xichen "A'yin, syukurlah kau sudah sadar. 3 hari dirimu tidak sadarkan diri, aku khawatir terjadi sesuatu yang tidak kami sadari padamu."

Jiang Cheng "Huan, apa dia baik² saja?"

Lan Xichen "kedua anak kita baik² saja. Ziwu dan juga dia. " Mengusap perut jiang Cheng dan menciumnya.

Jiang Cheng "syukurlah, aku takut terjadi sesuatu pada mereka mengingat apa yang terjadi padaku sebelum tidak sadarkan diri. "

Lan Xichen "kau adalah ibu yang kuat. Kau bisa melindungi mereka secara bersamaan. Tapi aku mohon A'yin, aku tau kau kuat. tapi tolong, jika kau ingin melakukan apapun libatkan aku di dalamnya. Jangan pernah melakukan apapun sendirian. Aku pasanganmu bukan? Kau menganggap ku suamimu bukan? Jadi libatkan aku, aku tidak mau menjadi suami yang tidak bisa melindungi istri dan anaknya. Dan adik wei bener, seharusnya aku bisa merasakan ketidak hadiranmu disampingku. Mungkin saat itu kau tidak akan pergi dari kamar kita sendirian."

Jiang Cheng "wei Wuxian?" Jiang Cheng menatap Lan Xichen dengan seksama, baru dia sadari ada memar diwajahnya yang hampir menghilang."apa yang Wei Wuxian lakukan padamu? Kenapa ada memar diwajahmu? Huan katakan?aaaakkhh..." Jiang Cheng langsung bangun dan duduk secara tiba-tiba menimbulkan rasa nyeri dibagian bawah perutnya.

Lan Xichen"A'yin, jangan langsung bangun tiba-tiba seperti tadi. Keadaanmu belum pulih sepenuhnya. Dan adik Wei hanya memberi pukulan sekali. Dan tindakan nya tidak salah, akulah yang salah karna sebagai suami aku gagal melindungimu."

Jiang Cheng "kau tidak salah, aku yang memutuskan untuk keluar dari kamar diam² dan aku juga tidak akan mengira kalau aku harus pergi kehutan. Aku keluar dari kamar hanya ingin memastikan Ziwu sudah kembali atau tidak. Tapi ternyata dia memang belum kembali, aku sebagai ibunya merasakan firasat yang buruk, dan aku tidak mau menunda lagi dan tanpa memberitahumu aku langsung pergi kehutan mencari Ziwu. Tapi disana aku malah mendapati sesuatu yang tidak pernah ku fikirkan akan terjadi hari itu. Dia.. Dia.. "

2 KULTIVATOR IBLIS(tanpa Revisi)(selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang