side story - 3

110 11 6
                                    

Sebelum kita mulai baca.. Author cuma mo bilang, alur side story ini bisa maju mundur ya. Mimin cuma nyeritain apa yang gak ada di chapter sebelumnya. Dan mimin juga gak tau mau bikin side story sampek berapa. Kalau ada ide ya author bikin kalau gak ada.. Ya gak. Ok sekarang kita lanjut.
.
.
Typo bertebaran, karna mimin sekali ngetik langsung post, jadi gak ada yang namanya koreksi. Misalnya ada yang kurang tepat atau typo bisa dikomen ya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Lan Xichen menggendong ala pengantin tubuh Jiang Cheng yang sudah tidak bernyawa dan mulai dingin Pulang kembali ke GushuLan diikuti Lan Wangji yang juga membopong ala pengantin tubuh Wei Wuxian yang tak sadarkan diri. Dan juga Nie Mingjue yang memapa Jin GuangYao dan dibelakang mereka Jin Zixuan beserta para murid dari tiga sekte tersebut.

Tidak ada senyuman secerah mentari yang biasa ditunjukan Lan Xichen, karna istri yang sangat dia cintai telah tiada.

.
.

Di aula leluhur.
Lan Xichen membaringkan tubuh Jiang Cheng dibawah beralasan kan kasur tipis. Sedangkan Lan Wangji pergi ke aula pengobatan agar Wei Wuxian segera mendapatkan pertolongan.

Lan Xichen menatap wajah Jiang Cheng yang pucat. Air mata kembali menetes karna harus menerima fakta jika sang istri dan calon anaknya telah tiada.

Tidak lama Jiang Ziwu, Lan Mei Lin Dan Jiang Yanli masuk ke aula leluhur dengan deraian air mata.

"Ibu/A'cheng" Panggil mereka bertiga.

Mereka berhamburan mengelilingi Jiang Cheng.

Lan Mei Lin "ibu bangun.hiiikkss...Ibu jangan tinggalin..hiikss A'Ran ibu, ibu bangun.... Hiiikkss. Ayah suruh ibu bangun ayah,hiiikkss.. Ayah, ibu.. "

Lan Mei Lin menangis dalam dekapan Lan Xichen. Sedangkan Jiang Ziwu masih berusaha tegar. Jiang Yanli menangis dipelukan sang suami, Jin Zixuan.

.
.

Sedangkan dialam iblis.
Wang Yue mencari keberadaan ayahnya. Saat dikamar sang ayah dan ibunya. Wang Yue langsung menerobos masuk. Membuat Hua Cheng tersulut emosi.

Hua Cheng"apa begini caramu memasuki kamar orang tuamu Wang Yue.?"

Xie Lian "sanlang.. Kenapa Yue'er datang tergesa-gesa."

Wang Yue "ibu, aku mohon kembalikan jiwa Jiang Cheng pada raganya."

Hua Cheng "kenapa? Bukankah kau ingin kematiannya? Bukankah bagus jika dia sudah tiada, kau bisa bersama Lan Xichen."

Wang Yue langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku tidak ingin kematiannya jika seperti ini. Ibu aku mohon kembalikan jiwa Jiang Cheng pada raganya."

Xie Lian "Yue'er, kau tau kematian adalah takdir yang akan dihadapi semua orang. Dan Jiang Cheng sudah mendapati takdirnya. Lagipula tidak ada yang bisa menghidupkan orang sudah tiada, kecuali dia hidup sebagai boneka atau lebih tepatnya mayat hidup. Dan Jiang Cheng tidak mungkin hidup seperti itukan. Dan juga bukan tugas ibu untuk mengurus jiwa yang sudah tiada. Hanya dewa kematianlah yang berhak atas kematian seseorang."

Wang Yue "tapi ibu bisa memberikan perintah pada dewa kematian untuk mengembalikan jiwa Jiang Cheng."

Xie Lian "ibu tidak bisa menyalah gunakan kekuasan ibu, mengembalikan jiwa yang sudah mati pada raganya semua itu merupakan menentang hukum alam."

Wang Yue "tidak, Jiang Cheng tidak boleh mati. Jika Jiang Cheng bisa mengorbankan dirinya untuk menyelamatkanku maka Aku juga akan melakukan apapun asal Jiang Cheng tetap hidup. Ibu dia saudaraku, aku tidak ingin berpisah lagi dengan saudaraku."

Wang Yue menangis dipangkuan Xie Lian. Xie Lian hanya diam sambil mengusap kepala Wang Yue. Xie Lian menatap Hua Cheng dalam. Hua Cheng pun menarik nafas dalam.

2 KULTIVATOR IBLIS(tanpa Revisi)(selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang