Delapan✔

238 20 0
                                    

☆Happy Reading☆

...

Setelah mengantar Jenny pulang ke apart nya Mauriella pulang ke rumah, rumah keluarganya. Berhubung dalam 2 bulan terakhir ini dia memilih untuk sering tinggal di rumah miliknya. Jadi dia jarang bertemu dengan keluarganya.

Jikalaupun dia ke rumah palingan cuma ada Marvel yang masih fokus pada ikan buntalnya. Dan orangtuanya pasti pergi perjalanan bisnis.

Seperti saat ini, Mauriella hanya mengamati Marvel yang sedang fokus pada ikan hias yang salah satunya berjenis ikan buntal. Ikan itu di pelihara di aquarium yang cukup besar yang berada di taman rooftop rumah mereka.

Memang ikan tersebut sangat lucu menurut Mauriella, namun bukan kah itu hanya membuang masa saja jika mengurusinya.

"Kak kamu jadi kan?" Tanya Marvel, tanpa mengalihkan pandangannya pada Mauriella.

"Pergi ke acara keluarga besar?" Tanya balik Mauriella.

"Iya, nanti khusus keluarga Cosima bakal ada di special private room." Ujar Marvel.

"What?!" Kaget Mauriella, terlihat dia sampai berdiri dari duduknya.

"Emang ada apa sih, sampai keluarga kita di kasih ruangan yang privat banget?" Tanyanya pada sang adik.

"Ini menyangkut kamu kak, dan aku nggak punya hak buat kasih tau. Nanti kamu bakal tahu dan aku harap kak Riell bakal terima."

"Kak Riell ingat perjodohan beberapa tahun lalu? Mungkin ini akan di ungkit oleh Opa." Mata Mauriella melebar mendengar itu, sebelum mengeluarkan suara Marvel lebih dulu bersuara.

"Kalau aku boleh berharap kak, aku harap kak Riell setuju. Cosima akan naruh besar harapan ini ke kak Riell, aku duluan ke kamar udah malem. Udaranya nggak baik, kak Riell cepet tidur jangan di pikirin." Setelah mengatakan beberapa kalimat yang sangat panjang Marvel pergi dari sana.

Marvel tahu jika sang kakak membutuhkan waktu berpikir, jadi lebih dulu pergi dari sana. Di lain sisi, Mauriella sedang memikirkan apa yang di ucapkan adiknya. Mauriella mencerna kata perkata yang keluar dari mulut sang adik.

Mauriella mengingat saat di mana Papa nya mengucapkan jika dia akan di jodohkan. Dimana dia bertemu dengan laki laki baik hati, laki laki yang berjanji akan mencintainya. Laki laki yang berjanji tidak akan meningalkannya, laki laki yang katanya akan selalu menepati janjinya.

"Haha tapi semua itu cuma kata kata bodoh, dan dengan bodohnya aku percaya. Dan itu cuma janji palsu, dan dari situ aku selalu tahu janji itu sama saja bullshit."

Sekarang Mauriella hanya ingin dia mengingatnya dengan rinci, dimana janji janjinyang pernah di ucapkannya menjadi kenyataan. Memang salah jika seseorang menagih janji.

"Aku bukan yang dia mau kan?" Mauriella terkekeh pelan mengingat apa saja yang telah dia lakukan. Menjadi perempuan murahan?

Dia sudah pernah, dia membuang gengsinya demi seseorang yang tak pernah mengingat jika orang itu mengenalinya.

Bukan kah itu juga membuang masa? Apalagi Mauriella tipe orang yang tidak suka membuang masa, apalagi menunggu.

"Tuhan jika cinta buta, apa se buta itu sampai sampai aku tidak mendengar semua ucapan yang jelas jelas itu fakta." Mauriella mendongak menatap langit dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya.

"Aku mohon tuhan, jangan lagi. Dulu aku memilikinya, sekarang aku kehilangannya."

Mauriella menangis tersendu sendu di bangku taman, dan hal itu tidak lepas dari pengelihatan seseorang mesterius.

"Kamu menangis lagi?"

☆Finally☆

Bisa tebak siapa itu??

Soalnya selama ini aku kasih clue tipis tipis guyss, main tebak tebakkan ternyata seru ya..

Vote banyak banyakk yaa, pliss jangan jadi silent readers. Typonya tandain yaa.

☆V☆O☆T☆E

The Best Of MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang