☆Happy reading☆
...
Di pagi yaang cerah, sang mentari mulai menunjukkan wujudnya dan mulai menghangatkan sebagian belahan bumi dengan sinar hangatnya.
Mauriella memulai paginya dengan ceramahan Qiera sang asisten. Mauriella mendapat punishment dari seniornya, ya di dunia ent Mauirella baru tahu jika sikap senioritas sangat banyak terjadi.
"Nona, anda tahu hukuman apa yang anda terima? Anda akan membayar denda sebesar 20jt."
"Ya, kirimkan saja." Cuek Mauriella, dia sibuk dengan gambarannya di ipad miliknya.
"Nona, seharusnya anda tidak terima. Biasanya para model yang melakuan hal itu hanya akan di hukum dengan berkunjung di panti jompo mungkin."
"Lakukan saja Qiera."
Sudah muak dengan sikap senioritas, Mauriella memilih untuk menuruti saja kemauan mereka. Manager Mauriella dalam proses perekrutan jadi Mauriella hanya bisa mengatasi hal seperti ini dengan sang asisten.
"Baik Nona." Qiera menunduk kan badanya 45° lalu pergi dari ruang ganti itu. Karena kemarin malam Mauriella tak sempat melakukan pemotretan makan jadwalnya di ganti. Walau efeknya tak hilang, seperti Mauriella di anggap sebagai new model yang tidak memiliki tanggung jawab.
Jika untuk itu Mauriella tidak salah juga sebenarnya, hanya saja semua itu salah orang yang menahannya. Namun juga meninggalakannya sendirian di dalam rumah besar namun sangat sepi. Kalau suasananya ceria Mauriella tak masalah, namun aura rumah itu adalah kepribadian milik sang pemilik yaitu; Suram, gelap, tidak berwarna, dan paling membuat seram adalah berhantu.
"Nona anda hanya akan melakukan pemotretan di dalam ruang saja, melihat cuaca yang sedang tidak bagus." Ujar salah satu staff yang mengatur tempat shot.
"Ya, atur saja."
Mauriella dengan semangat menggambar di atas layar itu pun sedikit mengangkat kepalanya untuk merespon staff itu.
30 menit berlalu, Mauriella selesai ber make up dan berganti pakaian. Dengan rambut hitam legam yang di tata sedemikian rupa hingga mewujudkan penampilan anggun seorang Mauriella. Seluruh orang akan terperagah melihat Mauriella yang sangat memukau saat ini.
Bahkan kameran sampai tercengang walau hanya sebentar, seluruh orang yang di lewati Mauriella tak dapat memalingkan wajah mereka.
'Ciptaan tuhan yang mendekati sempurna'
Itulah isi hati mereka, yang beranggapan saat menciptakannya Tuhan pasti dalam kondisi bahagia. Sampai bahagianya ciptaannya setengah sempurna.
Badan Mauriella yang ideal, entah itu tingginya amaupun beratnya Mauriella selalu mengatur semua itu hingga mendapat porsi badan yang ideal.
"Tolong beritahu siapa pun nona jika anda adalah dewi yang datang ke bumi ini." Ujar Qiena melihat penampilan Mauriella yang sangat memukau.
"Haha... kau bisa saja, yang ada aku malah di sangka gila nanti!" Gurau Mauriella seraya terkekeh pelan.
"Saya tidak yakin nona nanti akan di sangka gila." Balas Qiena.
"Nona Mauriella silahkan anda membuat pose di tempat itu, jika anda masih mengalami kesusahan anda dapat meminta bantuan pada kita." Ujar ketua staff.
" tidak perlu, saya akan mengatasinya sendii."
Mauriella mulai berpose anggun dari menggunakan kaki panjangnya hingga menggerakan tangannya luwes. Dan semua itu tak lepas dari perhatian orang orang yang berada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Of Miracle
Fiksi Penggemar"Javier, jika perlu kau ketahui aku sangat mencintaimu. Namun aku menyesal untuk itu." Gumamnya. Dia Mauriella gadis yang mengejar cinta, tapi sia sia tak hanya cintanya yang dihancurkan namun kehidupannya juga di hancurkan. Tangannya mengarahkan pi...