Offroad menutup seluruh tubuhnya di bawah selimut tebal. Bersembunyi entah dari siapa. Yang jelas, bayang-bayang kejadian di atap gedung tak mau keluar dari kepalanya. Menyentuh bibirnya, Offroad seolah masih bisa merasakan bibir Daou di sana. Menyentuhnya lembut. Meski hanya sentuhan ringan nan singkat, entah bagaimana itu terasa menempel hingga kini. Wajahnya kembali memanas. Dan mungkin kini tengah memerah. Offroad merapatkan selimutnya.
Itu, ciuman pertamanya.
.
.
.
Saat Offroad membuka mata, matahari sudah sepenggalah naik. Dia tergagap karna suara dering dari ponselnya. Saat menyentuh layar, sekitar 10 panggilan tak terjawab dari Pond, Geler, dan Tuan Max. Anehnya, dia kecewa. Kecewa tak mendapati panggilan dari seseorang itu.
.
.
.
Dengan langkah terburu-buru, Offroad masuk ke ruangan. Di sana sudah berkumpul banyak orang dengan kesibukannya masing-masing. Saat matanya menangkap sosok Pond, dia lansung beranjak ke sana.
"Maaf, aku kesiangan. Aku tidak tau kenapa tidurku terlalu lelap," suara Offroad penuh sesal. Namun, rekan band-nya itu justru tersenyum.
"Jarang sekali kau mendapat tidur yang baik. Baguslah," suara Pond menenangkan.
"Apanya yang bagus. Semalam aku lupa berlatih. Sekarang, aku terlambat. Aku merepotkan banyak orang," Offroad masih dengan rasa bersalahnya.
"Kau tiap hari sudah berlatih. Tidak ada yang akan mengkhawatirkan penampilanmu. Lagi pula, di FM ini, kau hanya perlu tampil sekali. Anggap saja seperti konser-konser biasa kita," Pond masih tersenyum. Menyentuh bahu Offroad yang tegang. Mengusapnya ringan. Ingin menghantarkan energi positif untuk menenangkannya.
Offroad menghembuskan napas berat. Apa yang dikatakan Pond benar. Dan itu memang cukup menenangkannya. Namun, bagaimanapun, dia adalah seorang profesional. Hal semacam ini membuat saraf bersalahnya terpukul.
"Bagaimana dengan Tuan Max dan lainnya? Aku tidak sempat menghubunginya sebelum ke sini?" Offroad ingat bahwa salah satu dari sekian panggilan tak terjawab itu adalah dari Tuan Max. Seberapa pun kesalnya Offroad pada orang itu, Offroad tetaplah bekerja padanya saat ini.
"Dia mengerti. Sangat bisa mengerti keadaanmu. Kau tenang saja. Aku sudah bicara pada semua orang. Sekarang tenangkan dirimu dan bersiap-siaplah," Pond akhirnya menggiring Offroad ke sebuah ruangan. Jika tidak demikian, Offroad terus saja akan mengoceh tentang rasa bersalahnya. Itu tidak akan baik untuk moodnya saat dia tampil nanti.
Ya, Offroad hanya tau bahwa pada FM ini, dia hanya akan tampil sekali. Membawakan sebuah lagu, soundtrack dari mini series yang diperankan oleh JoongDunk dan DaouLego. Dia hanya akan membawakan lagu itu seperti biasa ketika dia tampil bersama band-nya. Bedanya, kali ini dia sendiri. Itu pun bukan hal baru baginya. Yang Offroad tidak pernah tau adalah, bahwa sebelumnya ada konsep naskah yang diubah. Konsep di mana dia memiliki sebuah adegan bersama Daou.
###
Daou melihat tampilan wajahnya di cermin. Titik-titik keringat di dahinya mulai mengering. Awalnya, dia sangat gugup. Namun, pujian sang sutradara pada sesi latihan terakhir membuatnya sedikit tenang. Itu cukup untuk mengembalikan kepercayaan dirinya yang sempat hilang.
"Kau sudah siap?" suara Nun mengejutkannya. Suara itu terdengar datar. Tidak meninggi atau menuntut seperti dulu.
"Sudah, Phi. Aku janji, aku akan tampilkan yang terbaik. Aku tidak akan mempermalukanmu," ucap Daou tulus. Sebenarnya, Nun bisa merasakannya. Ketulusan dan kesungguhan Daou. Hanya saja, hubungan mereka yang buruk, belum bisa membuatnya bersikap seperti biasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shipper (DaouOffroad Version)
FanficFansclub yang tak diketahui siapa jati diri adminnya, tiba-tiba muncul dan menghebohkan dunia per-shipper-an. Mengapa? Karna telah memasangkan dua artis yang bahkan belum pernah bertemu. Siapa? Daou dan Offroad.