#44

125 24 5
                                    

Udara di luar semakin menusuk, suhu dingin mencapai -12°C, membuat setiap orang enggan pergi keluar rumah mereka. Namun hal ini tidak membuat orang orang di dalam sebuah gudang besar menjadi kedinginan, padahal tidak ada mesin pemanas apapun di dalam gudang tersebut.

Suara teriakan, suara pukulan, sampai suara tembakkan menghiasi malam penuh salju ini. Walaupun begitu berisik, tetapi suara mereka telah terpendam oleh salju yang turun, bahkan badai salju tidak dapat menghentikan pertarungan mereka.

Gudang besar di tengah hutan itu menjadi saksi bisu pembunuhan sadis yang di lakukan oleh 2 pihak, menyebabkan puluhan orang kehilangan nyawa di sana, namun tidak seorang pun mengetahui kejadian malam ini selain para pria yang ikut serta di tempat ini.

"A-ayah.."

"ANAK KU JENNIE!"

...

Di tempat lain, tepatnya dirumah sakit, terdapat seorang pria manis yang sedang khawatir, ia tampak memandang badai salju dari balik jendela yang tertutup rapat oleh horden. Tangan nya tidak berhenti mengusap perut sambil memandang keluar, ke arah jalanan yang sepi karena badai salju.

Di tempat yang sama, seorang pria lain sedang tertidur di atas ranjang rumah sakit, pria itu baru saja tertidur setelah minum obat. Mereka hanya berdua, sangat sunyi, sudah lebih dari 1 jam semenjak suster yang membawa obat keluar, dan sampai sekarang tidak ada seorangpun yang masuk.

"Daddy kemana ya? Salju sudah tinggi, kenapa daddy belum kembali?? Apa daddy baik baik saja?" Ucap Jimin, pria manis yang sudah di tinggal 3 jam lebih oleh Taehyung, entah pergi kemana pria tersebut.

Kepergian Taehyung awalnya tidak begitu Jimin hiraukan sebab Namjoon berkata bahwa Taehyung harus turun untuk melakukan beberapa pekerjaan, Jimin sama sekali tidak keberatan sebab Seokjin pun masih meminta untuk di temankan. Perasaan tidak tenang Jimin mulai muncul saat Namjoon yang tadinya di dalam ruangan tiba-tiba bergegas keluar, entah ada apa. Selama 1 jam Namjoon tidak kunjung kembali, sampai seokjin tertidur pun Namjoon masih belum kembali.

Perasaan khawatir mulai menghantui pikiran Jimin, saat ia mengintip keluar, ada 4 bodyguard sedang berjaga di luar pintu ruangan Seokjin, lantas membuat Jimin tidak berani untuk keluar. Karena tidak ada yang bisa Jimin lakukan, ia hanya kembali menatap jendela, berharap mobil Taehyung segera kembali dan mereka segera pulang.

Ceklek..

Pandangan Jimin beralih melihat pintu ruangan yang terbuka, Jimin bergerak menuju pintu untuk melihat siapakah yang datang, apakah Taehyung, atau Namjoon, atau orang lain.

"Jimin?" Suara tersebut sangat familiar di telinga Jimin, dengan berani Jimin mendatangi pintu, memastikan yang dia dengar tidak salah

"Dokter Yoongi??? Bagaimana kamu tahu aku ada disini?" Ucap Jimin pelan sembari mendekat kepada Yoongi, dokter pribadi keluarga nya. Di malam seperti ini, Yoongi masuk sendirian, bahkan tanpa Jimin panggil atau melakukan jadwal bersama sang dokter, lantas kenapa Yoongi ada disana pikir Jimin.

Pria dengan jas dokter tersebut masuk kedalam ruangan, mereka berbicara sedikit lebih jauh dari kasur tidur Seokjin. Mereka mulai beberapa percakapan dengan suara pelan, berharap agar tidak membangunkan pasien yang sedang tidur.

"Aku disini untuk mengecek keadaan mu dan juga Seokjin, kamu tidak tidur? Sudah pukul 12 Jimin" ucap Yoongi sambil menitah Jimin menuju ruangan yang sudah tersedia kasur, mencoba membawa Jimin untuk pergi tidur. Karena kamar tempat Seokjin di rawat adalah kamar VVIP, tidak heran jika ruangan ini begitu besar, bahkan ada kasur tambahan khusus penunggu pasien.

You Will Always Be Mine [Vmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang