chapter 5

136 7 0
                                    

"Awas!!"

Bruk!!

Janu hampir tertabrak karena sifat gegabahnya
Akibatnya dia membuat orang lain terluka

"Duh!... Kaki gue!"
"Eh, sorry gue gak liat kanan kiri tadi pas nyebrang" Janu kaget melihat nametag di baju orang itu tertulis Brayen Prayoga

Mendengar itu sontak orang itu membuka helm hitamnya yang terlihat mahal sambil menyisir rambut menggunakan tangan dan ternyata yang hampir menabrak Janu adalah kakak kelasnya yang sangat populer

'Duhh.... Gimana nanti kalau para siswi disekolah tau kalau karena guelah kaki kakak kelasnya bisa luka seperti ini
Pasti mereka semua akan marah besar atau bahkan akan membalas gue juga' batinnya

"Emangnya dengan minta maaf doang Lo bisa nyembuhin kaki gue"ucapnya dengan tatapan tajam seraya menunjukkan luka di kakinya karena jatuh mencoba menghindari Janu

"Enggak"

"Sekarang Lo harus ganti rugi karena Lo udah buat kaki gue kek gini"

"Berapa?"

"500 juta"

Janu membulatkan matanya mendengar itu "Tapi gue gak ada duit segitu bang"

"Ya mintalah sama ortu Lo"

Janu terlihat berfikir sejenak, tidak mungkin dia meminta uang kepada ayahnya yang kejam itu
Apa lagi 500 juta bisa bisa Janu di hajar habis habisan. Janu selalu berpikir kalau dia meminta sama ayahnya itu hanya akan membuat umurnya semakin singkat

"Yauda gini aja..... sebagai gantinya,Lo harus ngerawat gue sampai kaki gue sembuh aja gimana?"

"Dih, ogah gue sibuk"

"Yauda kalau gak mau,Lo ganti rugi kaki gue"

"Ihh... yauda iya,gue rawat Lo sampai semmmbuhhh total"ucap Janu penuh penekanan,dari pada harus minta uang. Lagian lukanya juga gak terlalu parah pikirnya juga
"Dah minggir"suruh nya dan langsung naik ke motor mahal milik Brayen

"Siapa yang nyuruh Lo naik motor gue?"

"Ah udah ayok, kita udah telat ini"Janu menarik tangan Brayen untuk duduk di belakangnya

Merekapun pergi ke sekolah bersama, dan untungnya juga mereka masih dibolehkan masuk ke kelas oleh satpam penjaga gerbang sekolah

.

Di jam istirahat, tampak keenam remaja sedang makan di kantin

"Dimana Janu?"tanya Alden pada Yogi

"Oh,Janu pergi sebentar ada urusan katanya"

"Urusan apa?"

"Gak tau tapi katanya nanti dia juga kesini"

"Oh"Alden mengangguk

Dari kejauhan terlihat Janu berlari menghampiri mereka "sorry ya gue telat"

"Iya, Abang dari mana?"kali ini vilas yang bertanya

"Adadeh"Janu tak mau memberitahu

"Bang Janu ah gak asik"

Janu terkekeh geli melihat vilas yang sudah dia anggap seperti adiknya sendiri itu ngambek padanya "jangan ngambek dong,nih pesawat datang aaaaa" Janu menyuapi vilas dengan permen lollipop menirukan pesawat terbang

"Makasih bang Janu"dengan sekejap Vilas tersenyum bahagia lagi dengan lollipop yang dia beli sebelum memasuki kelas tadi pagi

Padahal usia mereka hanya beda beberapa bulan saja tapi vilas selalu memanggil Janu dengan sebutan Abang

"Gampang banget buat nyulik vilas, tinggal kasih permen aja udah ngikut dia" celetuk Ratan bercanda yang berhasil membuat teman temannya tertawa

"Biarin, yang penting dapat permen lollipop"

"Oh ya jan, kamu gak mesan makanan?"tanya dipta menghentikan tawa mereka

"Gak"Janu menggeleng kecil

"Kenapa gak makan bang?"

"Lagi gak lapar aja tan"

Sebenarnya dia sangat lapar karena tadi pagi dia tidak sempat untuk sarapan Dan tidak diberi uang jajan juga. Bahkan hampir setiap hari Janu tidak diberikan uang untuk jajan. Dia hanya bisa menahan rasa laparnya

.

Ketujuh sahabat itu berjalan disekitar lapangan sambil melontarkan canda tawa mereka
.
.
.

"Janu!!"

Janu seketika panik mendengar itu.....

Tbc



Thanks yang udah baca ceritanya 🥰🥰 semoga kalian suka sama ceritanya...
Jangan lupa vote

Wings of dreams Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang