chapter 4

230 28 6
                                        

Di langit yang tampak mendung,Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 21.10 malam,Janu masih betah berada di sana

"Buk.... Janu akhirnya punya teman lagi di sekolah baru buk"
"Mereka baik banget sama Janu"curhatnya sembari tersenyum memandangi nisan yang bertuliskan nama Salma

Sebenarnya banyak hal yang ingin Janu ceritakan pada ibunya, apalagi tentang yang dia alami hari ini

Ditengah lamunannya, Janu tiba-tiba terpikir dengan ayahnya

Kenapa saat ibunya meninggal Janu tidak di beritahu sama sekali, padahal Janu sangat ingin melihat proses pemakaman dan wajah sang ibu untuk yang terakhir kalinya

Sungguh tega ayahnya tak memberitahunya

Dengan emosi Janu beranjak dari sana dengan cepat pergi menemui ayahnya di rumah "ayah!"geramnya

.

Dirumah Janu di buat kaget melihat seorang wanita cantik yang duduk bermesraan dengan ayahnya di rumah tamu "ayah!"panggilnya

Melihat Janu ayahnya tampak biasa saja bahkan dia membuang pandangannya dari Janu. Seperti Tidak ada rasa bersalah sedikitpun

Karena tak direspon sang ayah, wanita itu bergerak mendekati Janu "hai... kenalin nama Tante gilda,calon ibu baru Janu"

Deg!

Janu syok mendengar wanita bernama gilda di hadapannya ini akan menjadi ibu barunya

"Karena kamu udah pulang, kita makan malam bersama yuk,kamu pasti sudah lapar"ajaknya sambil menarik tangan Janu

Janu menarik tangannya dengan kasar hingga genggaman gilda terlepas lalu pergi mendekati ayahnya

"Yah,kenapa ayah gak ngabarin Janu kalau ibu meninggal? padahal Janu mau lihat ibuk untuk yang terakhir kalinya, kenapa?....kenapa ayah cuma diam aja? HAH!!"
"Kalau ayah cepat ngabarin Janu,Janu bisa liat ibuk hiks hiks"ucapnya lirih

"Diam!! berisik kali kau!" Bentak ayahnya yang merasa terganggu dengan isakan tangis Janu
"Kalau ayah gak mau ngabarin kenapa emang hah!!.... Gak penting" lanjutnya

Deg!!... Mendengar perkataan ayahnya membuat Janu tak habis pikir dengan sikap ayahnya ini, bisa bisanya dia tidak merasa sedih sedikitpun setelah kepergian istrinya

"Tega.... Ayah tega!!,ayah gak kasihan apa sama ibuk?... Hah!!... Ibuk baru aja meninggal tapi ayah udah selingkuh dengan pelakor kurang ajar ini"Janu menunjuk gilda 

Plak!!...

Satu tamparan keras mendarat di pipi Janu"diam kau!"

"Jahat.... Ayah jahat!!"ucapnya lalu pergi ke kamarnya seraya terus memegang pipinya yang terasa perih. Di kamar,Janu duduk di tepi kasurnya sambil menggenggam liontin, terdapat foto Salma dan dirinya di dalamnya

.
.
.
.

Beberapa hari setelah kepergian sang ibu, berkat dukungan dari teman temannya yang selalu ada untuknya. Perlahan akhirnya Janu bisa mengikhlaskan kepergian ibunya

Dia bersyukur memiliki teman yang sangat peduli padanya

.

"Anjirr!! Telatt!!"Janu panik jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat dia terlambat ke sekolah dengan secepat kilat dia bersiap siap lalu pergi ke sekolah

Di jalan dia terus berlari saat ingin menyeberang jalan dia tidak melihat kanan kiri

"Awas!!"

Bruk!!....


Tbc



Thanks yang udah baca ceritanya 🥰🥰
Semoga kalian suka sama ceritanya....
Tunggu chapter selanjutnya, jangan lupa vote

Wings of dreams Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang