Hujan turun dengan derasnya, membasahi jalanan dan kedua sahabat yang sedang berlari mencari tempat berteduh. Tak lama, akhirnya mereka sampai di sebuah warung kecil di pinggir jalan dan segera bernaung di bawah atapnya"Duh ... baju gue basah. Pasti dimarahin ayah lagi" keluh Janu sambil meremas ujung bajunya yang basah kuyup
"Apa lo bilang?" tanya Alden, menyadari nada keluhan sahabatnya
"Hm? ... Ah, enggak. Cuma kedinginan aja" ujar Janu bohong, sembari menggosok kedua telapak tangannya yang terasa sangat dingin
Tanpa berpikir panjang, Alden langsung melepas jaket yang ia pakai dan menyelimutkannya ke tubuh Janu
Ah, Alden bisa aja ngambil hati orang. Adegan itu terlihat begitu romantis
"Loh?... Kenapa lo kasih ke gue? Udah, lo pake aja!" tolak Janu, mencoba melepas jaket itu
"Udah, lo aja yang pake" kata Alden dengan nada tegas
"Ih, nggak bisa. Nanti lo kedinginan terus demam gimana? Lo kan rentan sakit. Nih, pake aja, deh" Janu tetap bersikeras mengembalikan jaket itu ke Alden
Walau kedinginan, Janu lebih memikirkan kondisi sahabatnya. Begitulah sifat Janu yang selalu mendahulukan dan mementingkan orang lain dibandingkan dirinya sendiri.
Alden tersenyum tipis "Fisik gue nggak selemah itu, kali. Gue udah biasa kedinginan, udah kebal. Santai aja" ucapnya bangga pada dirinya
"Yakin nih? Awas aja ya kalau lo sakit, jangan salahin gue"
Alden tertawa kecil melihat ekspresi kesal Janu, yang menurutnya tampak sangat lucu dan manis. Di balik wajah kesalnya, Janu sebenarnya merasa senang karena Alden begitu perhatian padanya. Meski begitu, ia tetap saja khawatir pada sahabatnya itu
Mereka menunggu cukup lama, tapi hujan tak juga reda. Malah jadi semakin deras, seakan-akan tak ada tanda-tanda hujan akan berhenti
Alden, yang sudah mulai menggigil kedinginan, melirik ke arah Janu "Eh, terobos hujan yuk? Kayaknya hujannya bakalan lama" ajaknya dengan suara bergetar karena kedinginan
Sekarang giliran Janu yang terkekeh melihat sahabatnya "Hahaha... Yaelah, kalau nggak tahan dingin tuh bilang aja. Nggak usah sok jagoan!"
"Dih, siapa juga yang nggak tahan? Gue masih tahan kok" jawab Alden, meski jelas wajahnya sudah memucat karena kedinginan
"Udah deh, nggak usah ngeyel. Nih, pake jaketnya lagi. Cepetan, nanti lo masuk angin. Bibir lo aja udah pucat tuh" ucap Janu, memberikan kembali jaket itu lagi
Alden terdiam sejenak, memandangi Janu dengan pandangan penuh makna. Entah apa yang dia pikirkan sekarang ini
"Woi! Cepetan pake! Katanya mau terobos hujan, ya udah, ayo!" Janu berlari lebih dulu masuk ke dalam hujan "Pake juga penutup kepalanya, biar nggak makin basah!" teriaknya lagi sambil tersenyum
"Eh, tungguin dong!" Alden berdecak kesal, lalu buru-buru mengenakan jaketnya lagi dan mengejar Janu yang sudah lebih dulu basah kuyup oleh hujan
.
Dari dalam mobil hitam mewah yang terparkir di ujung jalan, seseorang memperhatikan mereka dari dalam mobil dengan tatapan tajam. Orang itu menyalakan mesin mobilnya dan perlahan mengikuti kedua sahabat yang masih berlarian di bawah hujan
.
Setelah beberapa saat, mereka baru sampai di ujung jalan. Alden, yang masih sedikit terengah-engah, menatap Janu dengan tatapan penuh semangat. "Eh, Nu... mampir ke rumah gue dulu, yuk? Kita makan dulu"
Janu menoleh ke belakang, menatap Alden. Namun, pandangannya kemudian malah tertuju pada mobil hitam yang tadi sempat ia lihat Juga Mobil itu kini berhenti tak jauh dibelakang mereka, dengan mesin yang masih menyala
Janu merasa ada yang aneh dengan mobil itu, namun ia memilih mengabaikannya dan menepis pikiran kotornya lalu kembali menatap Alden
"Eh, lo kenapa?" tanya Alden, bingung melihat ekspresi Janu yang terlihat sedikit khawatir
"Nggak ada apa-apa" jawab Janu singkat, berusaha menyembunyikan kegelisahannya. Ia tidak ingin Alden tau keberadaan mobil hitam di belakang mereka berdua, yang ada nanti Alden khawatir lagi
"Oh. Jadi, gimana ajakan gue tadi? Lo mau mampir ke rumah gue dulu?"
Janu tersenyum, mencoba mengalihkan pikirannya dari mobil yang terlihat sangat mencurigakan itu "Iya, ayo. Cepetan!"
Tbc
Thanks yang udah baca ceritanya 🥰🥰
Jangan lupa vote...

KAMU SEDANG MEMBACA
Wings of dreams
Teen FictionJanu Pradipta, seorang remaja dengan senyum manis yang mampu menyinari dunia sekitarnya, menyimpan rahasia besar di balik wajah cerianya. Ia selalu menjadi tempat berlindung bagi orang-orang yang ia sayangi, meski itu berarti mengabaikan kebahagiaan...