Di bawah gelapnya malam Dengan langit bergemuruh menandakan bahwa sebentar lagi hujan akan turun
Para remaja itu masih terus bermain kucing-kucingan di hutan
Dengan bantuan sedikit cahaya bulan yang hampir tertutup awan hitam,Janu melihat ada terowongan di dekat mereka
"Al,kesini"panggilnyaTanpa pikir panjang Alden menarik tangan Janu masuk ke terowongan yang ditunjuk sahabatnya ini
Alden tau kalau sahabatnya ini sudah sangat lelah berlari ditambah dengan luka yang didapatnya. Alden tak tega melihat kondisi sahabatnya sekarang ini
"Kita Istirahat dulu di sini""Lo mau ngapain?"tanya Janu, melihat Alden mengotak Atik ponselnya mencari sesuatu
"Gue lagi nyari sesuatu yang bisa mengusir mereka...... Nah ini dia"
Sesuai dugaan Alden, sekelompok remaja itu pasti mencari mereka berdua sampai ke terowongan yang mereka masuki. Tapi sepertinya mereka tidak berani masuk kedalam terowongan yang gelap
"Bar?... Lo yakin mereka ada di dalam?"
"Bae... Pulang aja yok, bentar lagi hujan nih"
"Iya bar, besok aja kita cari dia lagi"Risen tidak menjawab perkataan teman temannya dia hanya diam, 'pulang atau tidak' pertanyaan itu terus menguasai pikirannya saat ini
Didepan terowongan yang gelap, sepi, ditambah dengan suara petir dan kilat yang membuat tempat itu semakin terlihat menyeramkan
Sekelompok remaja itu menjadi enggan untuk masuk
Senyuman jahil terukir di wajahnya, tangannya menekan tombol play di layar ponselnya seketika terdengar suara tertawa kuntilanak dari dalam terowongan tak lupa dia meningkatkan volume ponselnya
bulu kuduknya berdiri, mereka merinding seketika
Di tunggu lumayan lama sekelompok berandal itu tak juga beranjak pergi dari sana
Sebuah benda yang mirip kepala manusia bergelimang cairan kental berwarna merah terlempar keluar, menggelinding mengarah ke kaki Akbar
Jantung yang berdebar kencang serta bulu kuduk berdiri, satu persatu dari mereka lari meninggalkan Akbar
"Woi jangan tinggalin gue!!.... Ah bangsat!!"
"Awas aja kalau dapat,habis Lo sama gue.... Dengar Lo Janu"ujar Akbar memberi peringatan lalu berlari mengejar teman temannyaDi luar, Senyum kemenangan kembali terukir di wajahnya. Alden tertawa melihat sekelompok remaja itu lari ketakutan
"Thanks ya Al,Lo udah nolongin gue"
"Kita kan sahabat, harus saling tolong menolong dong ya gak"Alden menaik turunkan alisnya
'sebenarnya gue mau kita lebih dari sahabat nu, tapi gue sadar itu gak mungkin terjadi' batinnya"Lagian Lo sendiri yang ngusir tuh berandal pake ni kepala" Alden mengambil kepala menggelinding tadi
Ternyata Janu lah yang mempunyai ide itu,dia membuat kepala mainan menggunakan bola bekas serta akar yang dirinya ikat sebagai rambut
Bagaimana dengan cairan kental berwarna merahnya? Itu Janu mengorbankan banyak cat lukis yang selalu di bawanya
Janu hanya tertawa melihat tingkah sahabatnya itu"iya"
"Oh iya,Lo kok bisa ada di sini?"
"Tadi waktu gue lagi menikmati pemandangan di balkon, gue liat Lo di kejar sama berandal itu. Makanya gue ada disini buat nolongin lo"
Janu hanya mengangguk mengerti
"Oh ya, Lo gak kenapa Napa kan?... Ada yang luka gak?... Ada yang sakit gak?"Alden memberi pengertian sembari membolak balikan tubuh Janu melihat apakah orang yang dia sukai ini terluka
"Gak ada... Gue gak apa-apa kok"Janu tersenyum manis
Janu tidak tahu kalau orang didepannya ini tidak bisa melihat senyumannya, karena kalau lihat hatinya akan berdebar kencang tak karuan
"Eh... E,Ya... Heheh... Ka.. kalau gitu,yok balik"
"Kenapa Lo tiba tiba gugup gitu?"
"Gak, gak ada... Yok cepetan bener lagi hujan"Alden berjalan duluan, hatinya hanya akan semakin degdegan melihat senyuman Janu yang begitu manis
Tbc
Thanks yang udah baca ceritanya 🥰 🥰 tunggu chapter selanjutnya, jangan lupa vote

KAMU SEDANG MEMBACA
Wings of dreams
Ficção AdolescenteJanu Pradipta, seorang remaja dengan senyum manis yang mampu menyinari dunia sekitarnya, menyimpan rahasia besar di balik wajah cerianya. Ia selalu menjadi tempat berlindung bagi orang-orang yang ia sayangi, meski itu berarti mengabaikan kebahagiaan...