chapter 8

168 29 2
                                        

Di bawah gelapnya malam Dengan langit bergemuruh menandakan bahwa sebentar lagi hujan akan turun

Para remaja itu masih terus bermain kucing-kucingan di hutan

Dengan bantuan sedikit cahaya bulan yang hampir tertutup awan hitam,Janu melihat ada terowongan di dekat mereka
"Al,kesini"panggilnya

Tanpa pikir panjang Alden menarik tangan Janu masuk ke terowongan yang ditunjuk sahabatnya ini

Alden tau kalau sahabatnya ini sudah sangat lelah berlari ditambah dengan luka yang didapatnya. Alden tak tega melihat kondisi sahabatnya sekarang ini
"Kita Istirahat dulu di sini"

"Lo mau ngapain?"tanya Janu, melihat Alden mengotak Atik ponselnya mencari sesuatu

"Gue lagi nyari sesuatu yang bisa mengusir mereka...... Nah ini dia"

Sesuai dugaan Alden, sekelompok remaja itu pasti mencari mereka berdua sampai ke terowongan yang mereka masuki. Tapi sepertinya mereka tidak berani masuk kedalam terowongan yang gelap

"Bar?... Lo yakin mereka ada di dalam?"
"Bae... Pulang aja yok, bentar lagi hujan nih"
"Iya bar, besok aja kita cari dia lagi"

Risen tidak menjawab perkataan teman temannya dia hanya diam, 'pulang atau tidak' pertanyaan itu terus menguasai pikirannya saat ini

Didepan terowongan yang gelap, sepi, ditambah dengan suara petir dan kilat yang membuat tempat itu semakin terlihat menyeramkan

Sekelompok remaja itu menjadi enggan untuk masuk

Senyuman jahil terukir di wajahnya, tangannya menekan tombol play di layar ponselnya seketika terdengar suara tertawa kuntilanak dari dalam terowongan tak lupa dia meningkatkan volume ponselnya

bulu kuduknya berdiri, mereka merinding seketika

Di tunggu lumayan lama sekelompok berandal itu tak juga beranjak pergi dari sana

Sebuah benda yang mirip kepala manusia bergelimang cairan kental berwarna merah terlempar keluar, menggelinding mengarah ke kaki Akbar

Jantung yang berdebar kencang serta bulu kuduk berdiri, satu persatu dari mereka lari meninggalkan Akbar
"Woi jangan tinggalin gue!!.... Ah bangsat!!"
"Awas aja kalau dapat,habis Lo sama gue.... Dengar Lo Janu"ujar Akbar memberi peringatan lalu berlari mengejar teman temannya

Di luar, Senyum kemenangan kembali terukir di wajahnya. Alden tertawa melihat sekelompok remaja itu lari ketakutan

"Thanks ya Al,Lo udah nolongin gue"

"Kita kan sahabat, harus saling tolong menolong dong ya gak"Alden menaik turunkan alisnya
'sebenarnya gue mau kita lebih dari sahabat nu, tapi gue sadar itu gak mungkin terjadi' batinnya

"Lagian Lo sendiri yang ngusir tuh berandal pake ni kepala" Alden mengambil kepala menggelinding tadi

Ternyata Janu lah yang mempunyai ide itu,dia membuat kepala mainan menggunakan bola bekas serta akar yang dirinya ikat sebagai rambut

Bagaimana dengan cairan kental berwarna merahnya? Itu Janu mengorbankan banyak cat lukis yang selalu di bawanya

Janu hanya tertawa melihat tingkah sahabatnya itu"iya"

"Oh iya,Lo kok bisa ada di sini?"

"Tadi waktu gue lagi menikmati pemandangan di balkon, gue liat Lo di kejar sama berandal itu. Makanya gue ada disini buat nolongin lo"

Janu hanya mengangguk mengerti

"Oh ya, Lo gak kenapa Napa kan?... Ada yang luka gak?... Ada yang sakit gak?"Alden memberi pengertian sembari membolak balikan tubuh Janu melihat apakah orang yang dia sukai ini terluka

"Gak ada... Gue gak apa-apa kok"Janu tersenyum manis

Janu tidak tahu kalau orang didepannya ini tidak bisa melihat senyumannya, karena kalau lihat hatinya akan berdebar kencang tak karuan

"Eh... E,Ya... Heheh... Ka.. kalau gitu,yok balik"

"Kenapa Lo tiba tiba gugup gitu?"

"Gak, gak ada... Yok cepetan bener lagi hujan"Alden berjalan duluan, hatinya hanya akan semakin degdegan melihat senyuman Janu yang begitu manis

Tbc


Thanks yang udah baca ceritanya 🥰 🥰 tunggu chapter selanjutnya, jangan lupa vote

Wings of dreams Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang