chapter 3

210 18 0
                                    

Di lapangan yang panas, kakak kelas Janu mendengar gelak tawa mereka yang hampir senada dengan suara sorakan para fansnya

Tidak sengaja dia menendang bola cukup keras
Ke arah 7 adek kelasnya itu

Untungnya Alden menyadarinya yang langsung menarik Janu ke dalam dekapannya. Dia tidak tau kalo tindakan nya barusan itu membuat Janu tersentak kaget

Merasa lega melihat bolanya tidak mengenai siapa pun,kakel itu menghampiri mereka untuk meminta maaf "sorry ya gue gak sengaja tadi, ada yang luka gak?" Tanyanya memastikan

"Gak ada kok kak"jawab Janu dengan sopan yang sudah terlepas dari dekapan Alden

"Aduh!!... Lain kali hati-hati lah kak, hampir aja bolanya kena teman kami" Shankara menasehati kakak kelasnya itu. "Tauh tuh..." Yogi menambahkan

Mendengar perkataan itu membuat Janu merasa sedikit bingung. 'teman?...' batinnya

"Iya iyaa"balasnya

"Woi bray, cepatlah!!"panggil temannya dari lapangan

"Iya tunggu!"dengan cepat dia mengambil kembali bolanya. "Sekali lagi sorry ya"tangannya bergerak mengelus poni Janu yang terlihat lucu lalu kembali ke lapangan
Tanpa disadarinya, Alden terus melemparkan tatapan tajam ke arahnya

Janu merasa bingung dengan sikap kakak kelasnya ini.

Pikirannya kembali di penuhi banyak pertanyaan, apa yang dimaksud shankara teman adalah dirinya?, karena penasaran janu memutuskan untuk menanyakan langsung padanya

"Eh... Siapa yang kau maksud teman kami tadi?"

"Ya.... Vilas Lah, tadi kan dia hampir kena bola"jawab shankara menjelaskan

"Oh" Mendengar penjelasan itu membuat Janu kecewa, ekspektasinya terlalu tinggi untuk ingin mendapatkan teman. Dia tau kok kalau tidak ada yang mau jadi teman dekatnya, walau dia sangat ingin dan melawan traumanya

Melihat ekspresi wajah kecewa Janu membuatnya terkekeh "hahaha.... canda,ya kamulah siapa lagi"

"Hah!!... Kalian serius mau temenan sama aku?"

"Iyalah, mulai sekarang kami adalah teman mu"sahut Naradipta dengan senyuman

Di hari itu,di detik itu, mereka sudah resmi menjadi teman. Janu berharap keenam teman barunya ini tidak pergi meninggalkannya seperti teman lamanya

Merasa sangat senang setelah sekian lama akhirnya dia mendapatkan teman membuat ujung bibirnya tertarik membentuk senyuman yang sangat manis

Janu tak tau kalau ada hati yang tidak tenang karena melihat senyum manisnya

.

Di kelas dengan senyuman yang terukir di wajahnya,Janu tak sabar ingin cepat pulang dia ingin menceritakan kepada ibunya kalau sekarang dia sudah memiliki banyak teman

Namun....

Setelah pulang sekolah, senyum manis di wajahnya hilang saat melihat gundukan tanah merah yang masih baru dengan papan Nisan yang tertulis Salma, nama ibunya Janu

Ibunya meninggal karena saat ingin pulang dari pasar dia mengalami kecelakaan yang sangat parah saat Janu masih sekolah, itu membuat ibunya langsung kehilangan nyawanya saat itu juga

Dengan terus memandangi gundukan tanah itu,tak terasa cairan bening sudah mengalir deras membasahi pipinya

Perlahan mulai terdengar isakan tangis yang sangat menyedihkan keluar dari mulutnya

Seketika tubuhnya menjadi lemas,dia berguling memeluk makam ibunya sembari terus menangis

"Kenapa.... Kenapa ibuk ninggalin Janu secepat ini hiks hiks"
"Kalau gak ada ibuk,sama siapa Janu bercerita,sama siapa Janu curhat"
"Gak ada lagi tempat untuk Janu mengeluh buk hiks hiks..... Gak ada lagi tempat untuk ngeluarin semua keluh kesah Janu hiks hiks"

Janu sangat terpukul dengan kepergian sang ibu yang sangat disayanginya, dari dulu kalau Janu lagi sedih karena di bully atau apapun, ibunya lah yang menjadi tempatnya untuk bercerita

salma adalah pendengar yang baik untuknya

Biasanya kalau Janu ada masalah, ibunya juga yang akan memberi solusi dan menyemangatinya

Berbeda dengan ayahnya,dia tidak pernah memperhatikan bahkan tidak memperdulikan Janu,mau Janu sedih, sakit dia tak peduli. Dia hanya bisa menyiksa Janu terus terusan. Ibunya yang selalu melindungi Janu dari kekejaman sang ayah

Sekarang tidak ada lagi sosok malaikat pelindung dan penyemangat untuk setiap masalahnya

Setiap Janu merasa bahagia walaupun itu hanya sebentar, pasti ada aja masalah yang akan terjadi, itu juga salah satu penyebab Janu selalu murung

Merasa tersulut emosi dia berlari meninggalkan TPU."ayah!!"

Tbc


Thanks yang udah baca ceritanya🥰🥰
Jangan lupa vote...

Wings of dreams Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang