Dean Devandra
Happy Reading all💚Siang ini remaja laki-laki yang baru menduduki bangku SMA sedang berdiri di depan sekolahnya menatap siswa-siswi yang akan kembali ke rumahnya masing-masing, sedangkan Dean? anak itu hanya terdiam di depan sekolahnya menunggu seseorang yang mungkin sudah pulang atau belum.
Mata Dean berbinar kala orang yang sedaritadi ia tunggu muncul dengan tas ransel yang berada di belakang punggungnya. "Arsha!" Panggil Dean saat melihat Arsha berjalan tanpa menoleh ke kanan maupun ke kiri.
Arsha yang merasa namanya dipanggil segera memutar tubuhnya melihat siapa pemilik suara itu, dari suaranya sepertinya Arsha tau siapa dia. Bola mata Arsha berputar malas saat benar orang yang ia pikirkan tadi adalah pemilik suara itu. "Manusia sialan," gumam Arsha yang belum terdengar oleh Dean.
"Sha ayo pulang bareng." Semangat Dean pada Arsha saat ini.
"Ngapain lo nunggu gue?" kesal Arsha pada Dean yang berdiri di sebelahnya, sungguh dia sangat benci pada Dean kenapa dia harus memiliki saudara kembar seperti Dean? sangat menjijikan.
"Emm gue mau pulang bareng." Jawab Dean pada Arsha.
"Gue ga sudi pulang sama manusia kaya lo! dan gue harus bilang berapa kali sama lo? kalau di sekolah jangan pernah deket-deket sama gue!" tukas Arsha, dirinya merasa kesal kenapa Dean sangat-sangat kepala batu.
"Emm maaf, gue lupa," ucap Dean pada Arsha, sedangkan Arsha hanya berdecak kesal.
"Cih!" tukas Arsha yang langsung berlalu pergi meninggalkan Dean.
Dean hanya diam menatap punggung Arsha yang mulai menghilang setelahnya dirinya menatap sekeliling berharap tidak ada yang melihat dirinya dan Arsha tadi, ia tidak mau Arsha merasa malu karena ulahnya yang ceroboh. "Ga ada siapa-siapa kan tadi? gue harus pulang sebelum hujan," ucap Dean yang menatap ke atas langit yang terlihat sudah mendung pertanda sebentar lagi akan hujan.
Dean berlari di pinggir jalan, entah kenapa sekarang tidak ada angkutan umun yang bisa ia naikin, Dean terus merutuki dirinya karena tidak pulang sedaritadi bahkan sekarang gerimis sudah mulai turun yang membuat bajunya sedikit demi sedikit basah. "Ck, jangan dulu hujan, Dean mohon Tuhan," ucap Dean dengan mata terus menatap ke atas dan bibir terus mengucapkan kata permohonan.
Dean baru saja sampai di depan rumahnya, hujan sudah turun begitu deras sebelum Dean sampai di rumahnya, Dean hanya diam berdiri di depan pintu rumahnya menatap gagang pintu dan mobil Darren yang sudah berada di area rumahnya. Matanya terus menatap kedua hal itu secara bergantian.
"Bang Darren sudah di rumah." Gumam Dean pada dirinya sendiri.
Setelah beberapa detik berfikir akhirnya dirinya memberanikan diri untuk membuka pintu rumah itu, hal pertama yang ia lihat berhasil membuat jantungnya terhenti sejenak.
Sorry for typo
See you next chapter all💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Dean Devandra
Teen Fiction"Bunda ga ada itu karena lo, dan Ayah pergi itu karena lo juga!" Rayyan Arshaka. "Gue benci ketika harus anggap lo sebagai adik gue sekaligus bagian dari keluarga ini." Darren Rarendra. "Gue benci lo juga, tapi hati gue nyuruh buat ga benci lo, sorr...