Pintu rumah Ice terbuka lebar, memperlihatkan ruang tamu yang cukup ramai. Halilintar dan Blaze melangkah masuk, niat mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman-teman seketika sirna. Pasalnya, suasana yang semula riang berubah menjadi tegang ketika Solar langsung berdiri dan menghampiri Blaze.
Dengan raut wajah marah, Solar langsung melayangkan pukulan ke arah wajah Blaze. Pukulan itu mendarat tepat di pipi kiri Blaze, membuat pemuda itu terhuyung ke belakang.
"Lo tega banget sama Hali, hah!" bentak Solar. "Gue gak nyangka lo sebrengsek ini!"
Halilintar yang melihat kejadian itu langsung panik. Ia berlari ke arah Solar dan berusaha melerai perkelahian itu. "Solar, stop! Jangan mukul dia!" teriak Halilintar.
Gempa dan Duri yang terkejut dengan kejadian itu ikut berusaha melerai perkelahian. Mereka menarik-narik tubuh Solar.
"Lepasin gue! Gue mau hajar dia!" teriak Solar, berusaha melepaskan diri dari genggaman Gempa dan Duri.
Blaze yang berusaha berdiri mencoba menjelaskan. "Gue udah minta maaf, Solar. Gue nggak sengaja."
"Nggak sengaja? Nggak sengaja nampar Hali? Nggak sengaja narik rambut Hali? Nggak sengaja nyium paksa Hali?" balas Solar dengan nada sinis.
"Udah, Solar. Jangan diperpanjang lagi," ujar Ice mencoba menengahi.
"Lo diem aja, Ice. Gue belum selesai sama dia," balas Solar.
"Gue udah bilang, gue minta maaf," ulang Blaze.
Halilintar terdiam mendengar ini, pemuda itu seketika malu sekali karena ketahuan tadi malam ada kejadian seperti itu.
Halilintar perlahan memandangi wajah semua sahabatnya, ketika dia menatap Ice. Sahabatnya itu langsung menunduk karena sudah ingkar janji padanya.
"Gue udah bilang jangan kasih tahu siapapun! Gue malu karena hal ini," kata Halilintar, tak sengaja membentak Ice, pemuda itu rasanya ingin menangis saja karena Ice membocorkan rahasianya.
"Hali, kamu tenang dulu, justru Ice cerita ke kami karena kami yang maksa. Kami takut kamu kenapa-napa," kata Gempa.
"Iya, kami gak mau kamu mendam semua sendirian," sahut Duri.
Fang menghela napas panjang. "Kami juga gak bermaksud buat lo malu karena kami tahu hal ini."
Taufan hanya diam, dia sedikit canggung, apalagi dia yang paling dekat dengan Blaze dan Halilintar. Jadi, Taufan bingung ingin mengatakan apa.
"Gue gak mau denger apapun lagi," kata Halilintar sebelum menarik Blaze pergi dari sana.
"Heh botol yakult! Lo lain kali belajar tinju yang bener," kata Blaze dari kejauhan, pukulan Solar tak terlalu terasa baginya.
Solar menendang-nendang udara karena kesal, tangannya masih dipegangi Duri dan Gempa.
"Puas kalian bikin Hali sama Blaze malu?" Taufan bertanya, dia menghela napas panjang sebelum pergi meninggalkan rumah Ice dalam keadaan canggung.
Gempa dan Duri berpegangan tangan, mereka berdua mengangguk pada Ice sebelum pergi. "Maafin Blaze," kata mereka mewakili saudaranya.
"Gue minta maaf," kata Solar sebelum berlari masuk ke dalam mobil, supir pribadinya sudah menunggu sejak tadi.
"Gue netral, gak belain siapapun. Tapi Ice, lo harusnya kalau udah janji sama Hali bilang ke kami, jangan langsung ngasih tahu kami meskipun kami maksa," kata Fang sambil mengusap pundak Ice yang terlihat merasa bersalah.
"Lo nginep di sini aja, gue gak mau sendirian di rumah," pinta Ice sambil menarik-narik lengan jaket Fang.
Fang terdiam cukup lama. "Oke," balasnya pada akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tatap Mataku (Halilintar fanfiksi)
FanfictionGue nggak mau lihat kematian orang lagi - Halilintar. (Sampul art nya dari : BTSarmy95Hali_V) Cast : 1. Halilintar Raiden (Hali) 2. Taufandra (Taufan/Fandra) 3. Gempa Alaaya Aditya (Gempa/Adit) 4. Azrael Blaze Nova (Rael/Blaze) 5. Ice Eisner Alvion...