Langit malam terlihat pekat ketika Anton dalam wujud Vira berjalan di samping Bu Rina. Angin malam berhembus dingin, membelai wajah dan pakaian mereka yang sedikit provokatif, mengiringi langkah kaki mereka menuju distrik gelap di pinggiran kota. Tempat itu adalah kawasan yang terkenal dengan bisnis-bisnis terlarang-bar, kasino, dan tempat prostitusi-semua berjalan di bawah pengawasan keluarga mereka. Malam ini, tujuan mereka adalah satu: memastikan peralihan kepemimpinan berlangsung mulus, dari tangan Bu Rina kepada "Vira," yang kini di bawah kendali Anton.
Ketika mereka tiba, distrik itu ramai dan gemerlap, dipenuhi lampu neon yang memancarkan kilauan warna-warni, menciptakan atmosfer yang eksotis namun sekaligus mencekam. Deretan bar dan klub malam tampak sibuk, pintu kasino terbuka lebar dengan alunan musik yang menggema, menyatu dengan tawa, teriakan, dan obrolan dari para pengunjung yang tenggelam dalam hiruk-pikuk dunia malam.
Mereka berjalan ke sebuah gedung megah di sudut distrik, bangunan terbesar dan paling mencolok di kawasan tersebut. Tempat itu adalah pusat dari bisnis mereka, bar dan kasino utama yang sering dijadikan markas untuk pertemuan penting. Di sana, orang-orang yang dulu bekerja di bawah komando Bu Rina telah menunggu dengan wajah-wajah penuh tanya.
Anton, dalam tubuh Vira, melangkah ke depan, meyakinkan mereka dengan tatapan penuh percaya diri dan senyum licik. Ia melihat sekeliling ruangan, menilai reaksi mereka satu per satu.
"Kalian semua, dengarkan baik-baik," suara Anton terdengar tegas, walau keluar dari bibir seorang wanita. "Mulai malam ini, kepemimpinan atas seluruh bisnis di distrik ini ada di tangan gue... alias Vira."
Para pekerja, penjaga keamanan, dan beberapa rekan bisnis Bu Rina tampak saling pandang dengan ekspresi kaget namun tetap diam. Mereka mungkin merasa ada sesuatu yang aneh, namun tak berani mempertanyakan secara langsung.
Bu Rina, yang berdiri di belakang Anton, mengangguk pelan, menguatkan pernyataan adiknya. "Mulai sekarang, semua perintah datang dari Vira. Dia yang akan mengambil alih semua operasi, termasuk bar, kasino, dan tempat-tempat lain. Paham?" ucapnya, suaranya penuh otoritas.
Salah seorang staf lama mendekat dan berbicara dengan hati-hati. "Tapi, Bu Rina... apa ini sudah keputusan final?"
Bu Rina menatap tajam, lalu menaruh tangannya di bahu pria itu. "Keputusan ini final. Kalau ada yang tidak setuju, silakan keluar sekarang juga."
Suasana ruangan mendadak tegang, dan mereka yang berkumpul di sana akhirnya mengangguk setuju. Anton menyeringai puas, senang melihat mereka tunduk tanpa banyak perlawanan.
Setelah memastikan tidak ada lagi yang berani menentang, Anton dalam tubuh Vira dan Bu Rina kembali ke rumah, membiarkan suasana mencekam itu perlahan menghilang di tengah gelapnya malam.
---
Saat kembali di rumah, tubuh Vira mulai lelah. Anton yang mengendalikan tubuhnya tak dapat mengabaikan kelelahan fisik itu. Di kamarnya, ia merebahkan diri di atas kasur dan akhirnya tertidur. Namun, tanpa diduga, sesuatu yang aneh terjadi dalam alam bawah sadarnya.
Dalam mimpinya, Anton tiba-tiba mendapati dirinya berdiri di sebuah tempat asing, kosong dan penuh kabut kelam yang pekat. Suasana terasa berat dan sunyi, tak ada suara apapun selain detak jantungnya yang bergema dalam keheningan.
Di hadapannya, berdiri sosok pria asing dengan tatapan tajam dan aura misterius. Anton mengernyit, menatap sosok itu dengan pandangan penuh selidik. Meskipun awalnya ia tak mengenal pria itu, perlahan ia mulai merasakan sesuatu-bahwa pria di depannya bukanlah orang biasa.
Anton berdiri di tengah kegelapan, merasakan kehadiran sosok lain yang semakin mendekat. Tiba-tiba, muncul seorang pria yang berwajah misterius dan tampak penuh amarah, berdiri tak jauh dari tempat Anton berada.
"Siapa kau?" tanya pria itu dengan tatapan tajam, mengamati Anton dari ujung kepala hingga kaki, tampak bingung dengan penampilan Anton yang tidak seperti biasanya. Pria itu merasa aneh, melihat Anton dengan sosok pria bertato yang terkesan asing.
Anton menyipitkan mata, menyadari sesuatu yang tidak biasa dari pria di depannya. Tatapan itu tampak begitu mengenal tubuh Vira, bahkan lebih daripada sekadar kenalan. Sontak Anton menyadari bahwa pria ini adalah sosok misterius yang selama ini bersemayam dalam tubuh Vira.
"Jadi lo... yang sebenarnya mengendalikan tubuh Vira selama ini?" Anton mengangkat alis, menatap pria itu dengan pandangan mengejek. "Pantes aja gue ngerasa ada yang aneh dari awal."
Pria itu tersentak, ekspresinya berubah menjadi cemas. "Apa? Siapa kau sebenarnya? Dan... bagaimana bisa ada jiwa pengendali lain dalam tubuh Vira selain dirinya?"
Anton hanya menyeringai dengan sinis, mendekat perlahan. "Hehehe... Jiwa pengendali ya, jadi itu sebutan untuk kita. Gue kasian dengan Surya, selama ini Udah salah mengira kalau ada cewek yang benar-benar mengerti dirinya. Ternyata hanya tubuh kosong dengan jiwa pria penyuka sesama jenis. Kenalin, Gue Anton, dan sekarang lo berada dalam masalah besar."
Pria itu terdiam, raut wajahnya berubah bingung sekaligus marah. "Kau... kau bilang namamu Anton? Dan kau menyebut Surya tadi? Bukankah suamiku sudah meninggal dan dimakamkan? Bagaimana bisa dia..."
Suaranya terhenti, ekspresi di wajahnya berganti menjadi terkejut. "Jangan bilang... kalau sekarang jiwanya ada dalam tubuh Sari?"
Mendengar itu, Anton menyeringai jijik. "Huh... mendengar kata 'suamiku' keluar dari mulut seorang pria bikin gue jijik. Sepertinya lo udah terjebak dalam peran sebagai wanita seutuhnya, ya?"
Merasa diremehkan, pria itu balas memandang Anton dengan marah. "Kau tak tahu apa yang sudah kulalui! Kau hanya datang untuk menghancurkan segalanya!"
Merasa sudah tidak ada gunanya berbicara lebih lanjut, Anton mengepalkan tangan dan menerjang ke arah pria itu, langsung melepaskan serangan dengan kebencian yang membara. Pria itu menghindar, dan serangan balik terjadi, menandai pertarungan sengit di dalam alam bawah sadar mereka. Keduanya saling menghantam, mencoba mendominasi satu sama lain.
Namun, saat mereka bersentuhan, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Sebuah kabut gelap muncul di sekitar mereka, semakin padat dan mengelilingi mereka berdua. Kabut itu bergerak seperti awan hitam yang memisahkan mereka dari dunia luar, menyelimuti mereka dalam pusaran energi yang tak terbendung.
Anton dan pria itu berusaha melawan, mencoba keluar dari pusaran kabut. Tapi semakin mereka bergerak, kabut itu semakin kuat menarik mereka, seolah ingin menyatukan keduanya menjadi satu kesatuan. Energi di sekeliling mereka semakin intens, hingga keduanya tak lagi dapat membedakan batas diri mereka masing-masing.
"Ap... apa yang terjadi?" teriak pria itu, tapi suaranya samar tertelan dalam pusaran.
Anton juga mulai kehilangan kesadaran, rasa marah dan kekuatannya bercampur dengan energi pria itu. Tubuh mereka melebur dalam kabut, hingga akhirnya kabut hitam itu lenyap, meninggalkan satu sosok baru yang lebih kuat, lebih berbahaya, dengan wajah yang menggabungkan keganasan Anton dan aura misterius pria itu.
Sosok tersebut berdiri tegap, matanya menyala tajam, penuh dengan kekuatan baru yang mengerikan. Ia menatap bayangan dirinya di dalam alam bawah sadar dengan seringai licik, merasa lebih kuat daripada sebelumnya. Puncak dari penyatuan mereka kini telah menciptakan kepribadian baru yang siap menaklukkan siapa pun yang menghalangi jalan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Ku seorang Pedofil
Teen FictionSari, gadis 12 tahun, dititipkan pada Tante Vira dan Om Surya saat orangtuanya pergi ke luar kota. Awalnya, semuanya tampak normal, hingga suatu malam Sari memergoki Om Surya menggendong seorang gadis kecil tak sadarkan diri. Saat Sari hendak bertan...