Bab 11. Kesepakatan Gelap

165 9 0
                                    


Flashback...

Pagi hari yang masih tenang di sebuah hotel di pusat kota. Alya berdiri di depan cermin besar, tatapannya tak lepas dari bayangan dirinya yang tampak kusut namun dipenuhi tekad. Di sudut ruangan, Arya duduk di kursi, mengawasinya dengan ekspresi waspada. Keheningan yang terasa berat menyelimuti mereka berdua.

"Penampilan tubuh Alya ini terlalu polos, kalo aja Lo nggak memohon ke Gue buat menjaga tubuh ini. Bakal gue rombak abis nih penampilan. Gua nggak betah berpenampilan begini." Sambil berdecak, Alya bergumam sendiri didepan cermin.

Arya yang mendengar itu, langsung menyahut kesal, "ingat perjanjian kita bos, aku nggak akan membiarkanmu merusak tubuh wanita yang berarti bagiku. Kau berjanji Ingin membuat Alya bertekuk lutut tergila-gila padaku, makanya aku memberikan tubuh Alya padamu untuk kau tempati sementara."

Mendengar keluhan Arya, muncul seringai licik dari mulut Alya, "Huh... Merusak tubuh ini... , Gue harap lo ngga lupa kalo Kita pernah sama-sama merusak tubuh wanita ini, sesaat setelah gue berhasil merasuki tubuh ini."

Arya mengigat bagaimana dengan bernafsunya, ia meniduri hingga berhubungan Badan dengan tubuh Alya (yang saat itu sudah dikendalikan boss nya). membuat wanita yang ia sukai sudah kehilangan kesuciannya. Arya sedikit menyesal dengan tindakannya.

Melihat ekspresi sedih Arya pada pantulan cermin, Alya Menghela nafas. "Gue yakin ada sesuatu dalam tubuh Sari," Alya berbicara mengganti topik tanpa memalingkan wajah dari cermin. "Ada aura yang sama persis dengan Gue, kemungkinan besar ada sosok lain dalam tubuh Sari. Gue harus ketemu Bu Rina sekarang."

Arya, yang lebih sering diam daripada berbicara, mengangguk kecil. "Kalo Bos yakin, Ada baiknya kita dekati mereka secara perlahan. Mengingat status Bos sekarang. Seharusnya nggak sulit mendekati mereka."

Alya mengangkat bahunya, lalu mengambil tas kecil dan berjalan ke pintu. "Kita jalan sekarang. Sebelum Sari pulang sekolah."

Langit di luar hotel masih cerah, dan lalu lintas kota terlihat padat seperti biasanya. Dalam perjalanan ke rumah Bu Rina, pikiran Alya penuh dengan berbagai pertanyaan. Apa yang sebenarnya terjadi pada Sari? Kenapa dia merasa begitu yakin ada orang lain di dalam tubuh sepupunya itu?

Ketika Alya dan Arya tiba di rumah Bu Rina, matahari sudah mulai menanjak tinggi. Rumah itu berdiri megah di ujung jalan yang sepi, dikelilingi pagar tinggi dan tanaman-tanaman yang terawat dengan baik. Di depan pintu, Bu Rina menyambut mereka dengan senyuman hangat, seperti tidak ada yang aneh.

"Kalian berdua, silakan masuklah," ucap Bu Rina dengan ramah. "Apa kabar Alya? Sudah lama nggak ketemu."

Alya dan Arya memasuki ruang tamu yang dihiasi perabotan mahal dan lampu gantung kristal. Ruangan itu terasa hangat dengan sinar matahari yang masuk melalui jendela besar di sisi kanan.

"Aku nggak inget siapa aku sebenarnya," kata Alya, berpura-pura memulai percakapan. "Aku harap Tante bisa bantu aku untuk inget lagi." Dia melanjutkan ceritanya...

Bu Rina terkejut akan kejadian yang menimpa keponakannya itu. Alya dan Arya mulai mengarang cerita yang menyebabkan Alya mengalami hal itu,

Lalu Bu Rina selaku tantenya yang mengetahui latar belakang siapa Alya sebenarnya mulai memberitahukan semuanya. Dari situ mereka tahu kalo Alya yatim piatu, kedua orangtuanya meninggal 2 tahun lalu karena sebuah kecelakaan. Sehingga Alya yang sudah lulus kuliah memutuskan untuk pergi keluar kota

Dengan berbekal ilmu beladiri yang Alya pelajari selama di sekolah
Serta fisik yang kuat, Tantenya tidak terlalu menghawatirkan Alya, apalagi mereka tahu watak alya yang keras dan sulit di kekang.

Rina tersenyum. "Tentu saja, Alya. Tante akan bantu kamu sebisa Tante."

Alya bergerak mendekat ke Tantenya ,Rina, ia memeluknya dengan ekspresi sedih, sang Tante Dengan kelembutan mengusap-usap pundak Alya yang terlihat sedih.

Om Ku seorang PedofilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang