DARYANTA

34 30 3
                                    

KEPERGOK SELINGKUH LAGI

Kehamilan Alika yang telah memasuki bulan ketiga membuatnya semakin sensitif terhadap segala sesuatu yang berpotensi mengganggu ketenangan batinnya. Suatu hari, saat menunggu Daryanta di rumah seusai kunjungan dokter, Alika memperhatikan suaminya tampak sibuk dengan teleponnya di halaman depan. Saat Alika mendekat secara diam-diam, ia mendengar Daryanta menyebut nama “Amelia.” Nama itu langsung membuatnya cemas, karena Amelia adalah teman Daryanta selama di Korea, dan rumor soal kedekatan mereka masih menyisakan luka di hatinya.

Tak lama, Alika melihat Daryanta pergi dari rumah tanpa memberitahunya. Dengan hati yang mulai dipenuhi kecurigaan, Alika pun diam-diam mengikuti Daryanta, yang ternyata menuju sebuah kafe. Di sana, ia melihat Daryanta bertemu seorang wanita yang tak lain adalah Amelia Azzahra.

Amelia tersenyum saat berbicara dengan Daryanta, dan keduanya tampak akrab. Alika, yang melihat dari kejauhan, merasa hatinya mulai diliputi kemarahan dan kekecewaan. Tak tahan dengan perasaan yang semakin membuncah, ia pun menghampiri meja mereka dan berdiri di hadapan Daryanta dan Amelia.

"Daryanta! Jadi, ini alasanmu pergi dari rumah tanpa bicara padaku?" Alika berkata dengan suara bergetar, antara marah dan terluka.

Amelia tampak terkejut dan segera mundur sedikit, merasa tidak nyaman dengan situasi yang tiba-tiba tegang ini. Daryanta mencoba tetap tenang dan berkata, "Alika, tenang dulu. Ini tidak seperti yang kamu pikirkan."

"Tidak seperti yang kupikirkan? Aku sudah berusaha mempercayaimu lagi, tapi sekarang aku melihatmu di sini dengan wanita lain!” ujar Alika dengan mata berkaca-kaca.

Amelia akhirnya angkat bicara, “Alika, aku minta maaf jika kehadiranku membuatmu salah paham. Aku hanya teman lama Daryanta, tidak lebih dari itu."

Namun, Alika yang masih terbakar emosi tak bisa menerima penjelasan begitu saja. “Jadi, kalian bertemu diam-diam begini dan aku di rumah menunggu tanpa tahu apa-apa?”

Daryanta menarik napas panjang, lalu menatap Alika dengan lembut. "Aku tidak bermaksud menyakitimu, Alika. Aku hanya bertemu Amelia untuk membahas beberapa hal mengenai studi di Korea dan urusan pekerjaan yang ingin aku selesaikan. Tidak ada yang lebih dari itu."

Meski Daryanta sudah menjelaskan, Alika tetap merasa ragu. Setelah beberapa saat hening, ia akhirnya berbalik, meninggalkan Daryanta dan Amelia tanpa berkata-kata. Daryanta hanya bisa memandang kepergian Alika dengan perasaan bersalah yang mendalam

Alika kembali ke rumah dengan langkah berat, pikirannya dipenuhi keraguan dan rasa sakit. Namun, ia teringat ada sesuatu yang perlu diselesaikan. Sebelum ia sempat menghubungi Daryanta, tiba-tiba Amelia mendekatinya.

“Mbak, maaf, apakah Mbak adalah istrinya?” tanya Amelia dengan nada penuh hormat, wajahnya terlihat khawatir.

Alika menatapnya dengan bingung. “Ya, saya istri Daryanta. Kenapa?”

“Mohon maaf jika saya telah membuat kalian berantem. Itu bukan niat saya sama sekali,” ujar Amelia dengan tulus. “Saya ke sini bukan untuk menggoda suami Mbak, tapi justru untuk memberitahunya agar menjauh dari saya.”

Alika merasa terkejut dengan pernyataan Amelia. “Kenapa kamu merasa perlu menjelaskan semua ini?” tanyanya, hatinya berperang antara ingin marah dan ingin memahami.

“Saya ingin memberikan surat ini,” Amelia menjelaskan sambil mengeluarkan sebuah amplop dari tasnya. “Ini adalah surat pernikahan saya dengan Albiansyah. Saya sudah menikah, dan saya tidak ingin terlibat dalam masalah rumah tangga orang lain.”

Alika menerima amplop tersebut dengan tangan bergetar, bingung dengan situasi yang semakin rumit. “Tapi, Daryanta… ia tidak pernah memberitahu saya tentang ini. Kenapa kamu tidak bilang sejak awal?”

DARYANTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang