Ulang Tahun Amira Azaleya
Hari itu adalah hari yang cerah, dan suasana di "Braga Bliss" terasa lebih istimewa dari biasanya. Alika dan Daryanta sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk merayakan ulang tahun Amira Azaleya, anak mereka, yang kini sudah berusia enam tahun. Orang tua Amira mengundang beberapa teman, serta beberapa keluarga dan teman dekat lainnya.
"Pasti seru sekali, Alika! Kita bisa merayakan di café kita sendiri," kata Daryanta, terlihat antusias. "Aku sudah menyiapkan beberapa kejutan untuk Amira."
"Benar! Kita bisa membuat kue ulang tahun yang spesial dan menyediakan beberapa permainan anak. Ini akan jadi momen yang tak terlupakan bagi mereka," Alika menambahkan, sambil melihat persiapan yang sudah dilakukan di dalam café.
Saat orang tua Amelia tiba, mereka disambut dengan senyuman dan ramah oleh Alika dan Daryanta. "Selamat datang! Terima kasih sudah mempercayakan perayaan ulang tahun Amira di sini," Alika menyapa.
Amira datang dengan balon berwarna-warni dan senyum lebar di wajahnya. "Terima kasih, bunda Alika! Ayah Daryanta!" serunya ceria.
Setelah semua tamu berkumpul, Alika memulai acara dengan permainan yang menyenangkan. Anak-anak berlarian dan bermain, sementara orang dewasa mengobrol dan menikmati makanan yang telah disiapkan. Suasana penuh tawa dan keceriaan.
Setelah beberapa permainan, tiba saatnya untuk memotong kue. Kue ulang tahun yang indah dan berwarna-warni itu diletakkan di atas meja, dihiasi dengan lilin berbentuk angka enam.
"Amira, tiup lilin dan buat permohonan!" seru Daryanta sambil mengisyaratkan semua orang untuk berkumpul di sekelilingnya.
Amira menutup mata dan meniup lilin dengan semangat. Semua orang bersorak, "Selamat ulang tahun, Amira!"
Setelah itu, mereka semua menyantap kue ulang tahun dan minuman segar yang telah disiapkan. Suasana semakin hangat ketika Daryanta memutuskan untuk mengajak anak-anak bernyanyi dan menari.
"Lihat, Alika! Anak kita sangat menikmati hari ini," Daryanta berbisik sambil tersenyum melihat anak-anak yang melompat-lompat penuh keceriaan.
"Ya, aku senang melihat anak kita bahagia. Ini semua berkat kita!" jawab Alika, merasa bangga dengan acara yang telah mereka rencanakan.
Acara ulang tahun Amira berlangsung meriah hingga sore hari. Ketika semua tamu mulai pulang, bunda dan ayah Alika menghampiri Alika dan Daryanta. "Terima kasih banyak sudah merayakan ulang tahun Amira. Semua berjalan dengan sangat baik, dan anak-anak sangat senang," ujar Oma dan opa Amira dengan tulus.
"Senang sekali bisa membantu! Ulang tahun anak kita sendiri adalah momen spesial bagi kami semua," Alika menjawab sambil tersenyum.
Setelah para tamu pulang, Alika dan Daryanta membersihkan sisa-sisa pesta tak lupa keluarga mereka ikut serta. "Hari ini sangat menyenangkan, Daryanta. Aku senang bisa berbagi momen ini dengan Amira dan semua orang," ucap Alika sambil menyusun kembali kursi.
"Begitu juga aku. Kita harus sering mengadakan acara seperti ini, tidak hanya untuk anak-anak kita saja, tetapi juga untuk teman-teman kita," Daryanta menambahkan.
Saat malam tiba dan cafe mulai sepi, Alika dan Daryanta duduk bersama di meja favorit mereka, menikmati sisa-sisa kue ulang tahun anaknya. "Kita harus merayakan ulang tahun bundaku dan bundamu juga nanti, ya?" Alika berujar.
"Pasti! Kita bisa membuatnya lebih besar dan lebih meriah," jawab Daryanta sambil menyantap potongan kue.
Mereka berdua tertawa, merencanakan hari-hari mendatang dengan penuh cinta dan kebahagiaan, semakin yakin bahwa "Braga Bliss" adalah tempat di mana banyak momen indah akan tercipta.
Setelah acara ulang tahun Amelia berlangsung meriah, Alika dan Daryanta kembali ke rutinitas mereka di café. Momen bahagia tersebut membuat mereka semakin bersemangat untuk mengembangkan usaha dan membuat lebih banyak kenangan bersama. Alika mengambil secarik kertas dan mulai mencatat beberapa ide untuk perayaan ulang tahun Amira yang akan datang.
"Daryanta, bagaimana kalau kita merencanakan tema tertentu untuk ulang tahun Amira? Mungkin tema princess atau superhero?" Alika mengusulkan sambil bersemangat.
"Tema anak seky sepertinya menarik! pasti banyak yang suka, apa lagi pakai kostum mereka akan mengingat masa muda" Daryanta menjawab. "Kita bisa menyiapkan kostum untuk mereka dan beberapa permainan seru yang berkaitan dengan tema itu."
"Setuju! Aku juga ingin menyiapkan kue yang unik. Mungkin kita bisa pesan dari baker yang sudah terkenal di Bandung?" Alika menambahkan.
"Ya, kita harus segera menghubungi mereka agar bisa mempersiapkan semuanya dengan baik. Jangan sampai kita kehabisan waktu, seperti yang terjadi saat ulang tahun Amira anak kita," Daryanta tertawa, mengingat kesibukan mereka sebelumnya.
Setelah merencanakan beberapa detail, Alika dan Daryanta memutuskan untuk istirahat sejenak. Mereka duduk di kursi luar café, menikmati suasana malam yang tenang di Braga sambil menyeruput kopi dan menyaksikan keramaian yang masih ada di sekitar mereka.
"Kau ingat bagaimana kita mempersiapkan ulang tahun anak kita di sini?" Alika mengingat momen tersebut. "Waktu itu kita baru saja memulai bisnis ini dan dekat dengan ulang tahun anak kita."
Daryanta tersenyum, "Ya, aku ingat betapa senangnya kita saat pertama kali mencoba makanan kita sendiri. Rasanya seperti mimpi yang jadi kenyataan."
"Tapi kita harus tetap ingat untuk terus berinovasi. Usaha kita tidak boleh stagnan," kata Alika dengan penuh keyakinan.
Sembari mengobrol, mereka melihat Amira berlari-lari di sekitar café, tertawa ceria. "Lihatlah Amira, dia sudah besar dan penuh energi. Rasanya baru kemarin dia lahir," Daryanta berkata sambil tersenyum bangga.
"Waktu memang cepat berlalu. Kita harus menghargai setiap momen bersamanya," jawab Alika, matanya berkilau melihat putri mereka.
Setelah beristirahat sejenak, Alika dan Daryanta kembali ke dalam café untuk bersiap menutup hari. Mereka merapikan meja dan memastikan semua barang kembali ke tempatnya. Ketika mereka selesai, Daryanta melihat jam di dinding. "Wah, sudah larut malam. Ayo kita pulang dan istirahat."
"Ya, besok kita harus siap menyambut pelanggan lagi," Alika setuju. "Dan kita juga perlu menyiapkan rencana untuk acara ulang tahun Amira."
Mereka menutup café dan berjalan pulang, tangan mereka saling bergenggaman. Dalam perjalanan, mereka berbincang tentang hal-hal kecil, merencanakan hari-hari yang akan datang, dan berbagi harapan untuk masa depan.
Sesampainya di rumah, mereka disambut oleh Amira yang sudah tertidur pulas. Daryanta dan Alika saling berpandangan, tersenyum. "Dia benar-benar membuat hidup kita lebih berwarna," Daryanta berbisik.
"Ya, dan kita akan terus memberikan yang terbaik untuknya," jawab Alika.
Malam itu, mereka berdua merasa bahagia dan bersyukur atas setiap momen yang telah mereka lalui. Dengan harapan yang menggelora di hati, Alika dan Daryanta siap menjalani kehidupan mereka bersama, membangun masa depan yang cerah untuk Amira dan usaha yang mereka cintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARYANTA (END)
Teen FictionAlika Ismadina yang selalu ada di sisinya sejak mereka tumbuh bersama di lingkungan yang sama. Keduanya memiliki ikatan persahabatan yang kuat, meskipun karakter mereka berbeda. Daryantara, yang lebih tenang dan bijaksana, sering kali menjadi pelind...