DARYANTA

40 35 4
                                    

Permintaan orang tua

Di rumah Daryantara, suasana terasa hangat. Setelah pulang dari sekolah, dia duduk di meja makan bersama orang tuanya, Bunda Rani dan Ayah Malik. Makanan yang disajikan adalah masakan favoritnya, dan mereka semua tampak ceria. Namun, ada satu topik yang menggantung di udara, dan Daryantara bisa merasakannya.

"Daryan, bagaimana kabarmu dengan Alika?" tanya Bunda Rani dengan senyuman.

Daryantara terkejut mendengar nama Alika disebut. "Kami baik, Bu. Kami mulai berbicara lagi setelah sekian lama."

Ayah Malik menatapnya serius. "Kami mendengar bahwa orang tua Alika ingin menjodohkan kalian. Apa kamu siap untuk itu?"

Daryantara merasa jantungnya berdebar. "Kami masih berusaha mengenal satu sama lain. Aku tidak ingin tertekan dengan perjodohan itu."

Bunda Rani mengangguk. "Kami paham. Tapi, kami ingin kamu menjaga Alika. Dia anak yang baik, dan sepertinya dia butuh seseorang di sampingnya."

Daryantara mengernyit. "Menjaganya dalam hal apa, Bu?"

"Seperti pergi berangkat dan pulang sekolah bersama. Ini akan membuat orang tua kalian lebih tenang," jawab Ayah Malik.

Daryantara merasa beban yang cukup berat. Dia ingin membantu, tetapi juga tidak ingin Alika merasa terpaksa. "Tapi, Bu, bagaimana jika Alika tidak mau?"

Bunda Rani tersenyum. "Kamu bisa menjelaskan ini padanya. Mungkin dia akan mengerti."

Setelah makan malam, Daryantara mengangguk. "Baiklah, aku akan mencobanya. Tapi jika Alika menolak, aku tidak akan memaksanya."

Keesokan harinya, saat mereka berada di sekolah, Daryantara merasa cemas. Dia harus berbicara pada Alika tentang apa yang diinginkan orang tuanya. Ketika mereka bertemu di depan gerbang sekolah, Daryantara memutuskan untuk langsung ke intinya.

"Hai, Alika," sapanya. "Bisa kita bicara sebentar?"

Alika menoleh, terlihat penasaran. "Tentu, ada apa?"

Daryantara mengumpulkan keberaniannya. "Keluargaku meminta agar aku menjaga kamu. Mereka ingin kita berangkat dan pulang bersama setiap hari."

Alika terkejut. "Menjagaku? Kenapa? Aku bisa pergi sendiri."

"Ya, aku tahu kamu bisa. Tapi orang tuaku merasa lebih tenang jika aku mengantarmu," jelas Daryantara.

"Daryan, aku menghargai niat baikmu, tetapi aku tidak ingin merasa terpaksa. Ini akan membuatku merasa seperti anak kecil lagi," kata Alika dengan tegas.

Daryantara merasakan keraguan di dalam hatinya. "Aku mengerti, tetapi orang tuaku berharap kita bisa saling menjaga. Mungkin kita bisa mencoba dulu?"

Alika menggelengkan kepala. "Aku benar-benar tidak nyaman dengan ini. Aku ingin berjalan sendiri dan mengambil keputusan untuk diriku sendiri."

"Alika, tolong dengarkan. Ini bukan hanya tentang kita. Orang tua kita terlibat, dan mereka sudah banyak berharap. Kita bisa menjelaskan semuanya kepada mereka jika kamu merasa tidak nyaman," ujar Daryantara.

Alika terlihat berpikir, tetapi ia tetap bersikeras. "Tidak, Daryan. Aku tidak mau."

Daryantara merasa putus asa. Dia tidak ingin mengecewakan orang tuanya, tetapi di sisi lain, dia juga tidak ingin memaksa Alika. "Baiklah, jika itu yang kamu inginkan, aku tidak akan memaksamu. Tapi aku tetap akan berada di sampingmu jika kamu membutuhkan seseorang."

Alika mengangguk pelan. "Terima kasih, Daryan. Aku hargai perhatianmu, tetapi aku ingin menjalani hidupku dengan caraku sendiri."

Mereka berpisah dengan perasaan campur aduk. Daryantara tidak tahu harus berbuat apa. Mungkin orang tuanya tidak akan memahami keputusan Alika, dan dia merasa terjebak di antara keduanya.

DARYANTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang