Mita mencakar-cakar pintu, memberikan isyarat agar Gaara membukanya. Kegelisahan merayap di benaknya ketika melihat Gaara masih terjaga. Dia takut transformasinya akan terjadi di hadapan Gaara. Mita sudah merasa nyaman dengan perannya sebagai gadis misterius yang diam-diam muncul saat tengah malam.
Dia tak boleh membiarkan Gaara mengetahui jati dirinya sebagai Yumiko. Mita tidak ingin dianggap aneh atau disebut manusia jadi-jadian. Tekadnya bulat untuk menjaga rahasia ini, dan sejauh ini semuanya berjalan sesuai rencananya—pikirnya.
Senyum lega tersungging di wajahnya ketika Gaara akhirnya mendekat. “Yeee!” seru Mita dalam hati, kegirangan karena Gaara hendak membukakan pintu. Namun, kegirangan itu segera hilang saat Gaara tiba-tiba meraih tubuhnya, membawanya duduk di sofa dekat jendela besar, memeluknya erat. Mita meronta-ronta, berusaha lepas dari dekapan Gaara.
Malam sudah larut, dan hanya beberapa menit tersisa sebelum transformasi terjadi. Mita diliputi kecemasan—takut jika Gaara mengetahui segalanya. Pikirannya berkecamuk, membayangkan Gaara menuduhnya macam-macam atau yang lebih buruk, memenjarakannya karena dianggap berbahaya.
“Kau mau kabur ke mana, Yumiko?” tanya Gaara, tanpa melepaskan pelukannya.
Mita bisa saja melepaskan diri dengan mencakar atau menggigit tangan Gaara, tapi dia tak sanggup melakukannya. Dia tak tega menyakiti pria itu. Mita hanya bisa menatap Gaara dengan pandangan memelas, berharap Gaara mengerti dan membiarkannya pergi.
"Tenang, aku takkan menyakitimu," ujar Gaara sambil menggelitik dagu Mita, tepat di titik lemahnya. Mita tak kuasa menahan kenikmatan yang dirasakannya. Dia sangat suka saat dagunya digelitik.
Saat waktu transformasi tiba, tubuh Mita memancarkan cahaya terang sebelum perlahan meredup, mengungkapkan wujudnya yang kini berubah menjadi manusia. Mita terperangah menatap Gaara, menyesali kebodohannya karena ceroboh menikmati gelitikan itu hingga melupakan tujuannya.
Mita tertawa canggung. “G-gaara, ohayo!” sapanya terbata-bata, tersenyum gugup.
“Ohayo, Yumiko,” jawab Gaara dengan suara datar, membuat Mita terkejut. Wajah Gaara tampak suram, tertutupi bayangan karena duduk membelakangi jendela yang disirami cahaya bulan.
Jantung Mita berdegup kencang, diselimuti keterkejutan dan ketakutan. Bagaimana bisa Gaara mengetahui rahasianya? Pria itu tahu, kucing yang dia beri nama tadi siang sebenarnya adalah Mita. Nyali Mita langsung menciut dalam sekejap. “Tt-tapi, sejak kapan?” gumamnya yang tidak Gaara pahami.
"Mengapa kau terkejut? Bukankah kau yang ceroboh, berubah di hadapanku saat pertama kali kita bertemu?" Gaara berbicara dengan nada datar dan dingin, tatapannya tajam seperti biasa.
"Aduh, Gaara, lo ngomong apaan, sih? Coba pake bahasa Indonesia," gumam Mita, wajahnya nyaris menangis. Dia frustrasi karena tak bisa memahami sepatah kata pun dari bahasa Gaara. "Harapan, bangke! Lo harusnya kasih gue kemampuan bahasa Jepang biar enggak kayak orang bloon gini. Huwaa!" Mita menangis tersedu-sedu. Kekhawatiran melandanya—takut Gaara salah paham karena mereka berbicara dalam bahasa yang berbeda, sementara dia tak mengerti bahasa yang Gaara gunakan.
Mita hanya paham beberapa kata dalam bahasa Jepang, seperti: ohayo, arigatou gozaimasu, kawaii, oishi, dan sugoi. Selebihnya, dia tak tahu apa-apa. Sekarang, Mita sangat menyesal karena dulu batal ikut les bahasa Jepang. Andai dia tahu bakal terdampar di dunia ini, dia pasti sudah mempersiapkan diri dan mengasah kemampuan bahasanya sejak lama.
Melihat Mita menangis tersedu-sedu sambil memberengut dalam bahasa yang tak dimengerti, Gaara kebingungan. Dia tidak terbiasa menghadapi emosi yang meluap-luap seperti ini, apalagi dalam bahasa yang asing baginya. "Apa yang kau katakan?" tanyanya, tak mengerti apa yang terjadi.
Dia membiarkan Mita menangis untuk beberapa saat, hanya menatapnya dalam diam. "Dasar cengeng! Kau selalu saja menangis,” celetuknya, seperti sudah sangat mengenal Mita. Sorot mata Gaara penuh kepedulian, tapi ada sedikit tanda tanya di dalamnya, bertanya-tanya apa yang sebenarnya salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Malam Gaara (Tamat) ✔️
Fanfiction"Aku tidak bermaksud menakutimu. Maaf." Gaara dengan lembut menghapus air mata di wajah Mita, menciptakan sentuhan hangat yang menenangkan. Mita-seorang penggemar berat Gaara dari Naruto-menangis semalaman setelah menonton episode di mana Gaara kemb...