23. Terbang

4 0 0
                                    

Malam telah menyelimuti desa Sunagakure, namun kedamaian yang biasa menyertainya terasa sedikit berbeda kali ini. Gaara melirik Mita yang berdiri di sampingnya, senyumnya tipis namun tulus. Tanpa berkata-kata, dia mengulurkan tangannya, menawarkan ajakan yang sudah mereka bicarakan tanpa kata-kata—sebuah perjalanan di bawah bintang-bintang.

Pasir mulai mengumpul di bawah mereka, membentuk hamparan halus yang perlahan-lahan membawa mereka melayang ke udara, terbang melintasi rumah-rumah yang senyap. Di atas ketinggian, angin berhembus lembut, membawa hawa malam yang dingin, namun Mita merasa hangat dan aman dengan Gaara di sisinya.

"Tampaknya kau sudah mulai terbiasa,” ungkap Gaara, memecah kesunyian.

Mita mengangguk, tersenyum tanpa melepas pandangannya dari pemandangan desa di bawah mereka. "Kurasa aku mulai menikmatinya.” Dia tak pernah merasa seleluasa ini sebelumnya—melayang di udara, hanya berdua, seakan dunia di bawah mereka adalah milik mereka berdua.

Gaara hanya mengangguk kecil, ekspresinya tetap tenang namun pandangannya penuh perhatian. Dia sadar betul, jauh di bawah mereka, para sesepuh desa mungkin sedang memperhatikan pergerakannya dengan penuh rasa ingin tahu. Meskipun begitu, dia tetap memilih malam untuk momen ini, yakin bahwa di atas sini, mereka bebas dari tatapan penasaran dan spekulasi yang semakin ramai di desa.

***

Di tempat lain, para sesepuh tengah berkumpul dalam ruang diskusi. Meskipun Gaara tidak memperlihatkan banyak emosi atau mengungkapkan apapun terkait kehidupan pribadinya, namun gerak-geriknya tak luput dari perhatian mereka. Percakapan di antara mereka terdengar pelan namun penuh keyakinan.

“Bukan hanya rumor lagi. Aku sudah melihatnya sendiri tadi,” ujar seorang sesepuh berusia lanjut, suaranya rendah namun penuh ketegasan. “Gadis itu memang sering terlihat bersama Kazekage. Dan selalu di waktu yang sama, malam hari.”

Seorang sesepuh lain mengangguk, ekspresinya serius. “Ya, dan setiap kali mereka pergi bersama, gadis itu selalu datang dari rumah Kazekage. Sudah jelas, bukan? Gadis itu pasti tinggal bersamanya.”

“Tidak mungkin Gaara akan membiarkan seseorang sedekat itu, kecuali jika memang ada ikatan khusus di antara mereka,” sahut sesepuh ketiga, suaranya penuh misteri. “Aku yakin Kazekage kita sedang jatuh cinta. Namun, mengapa dia menyembunyikan hubungan ini dari kita?”

Mereka semua terdiam sejenak, tenggelam dalam pemikiran masing-masing. Bagi mereka, Gaara selalu dikenal sebagai pemimpin yang kuat, bijaksana, namun tertutup. Ketertarikan Gaara pada seseorang adalah hal yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Sesepuh pertama kembali angkat bicara, “Tentu, kita harus menghormati pilihan Kazekage. Tapi, jika gadis itu akan menjadi bagian penting dalam hidupnya, bukankah kita sebagai penasehat perlu mengetahui siapa dia? Ini semua demi desa, bukan hanya demi rasa ingin tahu kita.”

Yang lain mengangguk setuju, meski sedikit ada ketidaknyamanan. Mereka mengakui bahwa keputusan tersebut mungkin beralasan, tetapi insting mereka sebagai penasehat menginginkan kepastian.

“Aku setuju,” ujar sesepuh kedua. “Mungkin kita harus mencari cara agar Kazekage bersedia memperkenalkan gadis ini. Jika memang dia adalah orang yang dipercaya oleh Kazekage, seharusnya tak ada yang perlu disembunyikan.”

Namun, sesepuh ketiga tampak merenung lebih dalam, wajahnya sedikit melunak. “Bagaimana jika kita salah? Mungkin saja Kazekage punya alasan.”

Kembali terjadi keheningan, namun kali ini terasa berbeda. Meski berbagai pertanyaan dan keraguan masih memenuhi pikiran mereka, para sesepuh perlahan menyadari bahwa hubungan Gaara dan Mita mungkin lebih dalam dari sekadar gosip atau rumor. 

***

Sementara itu, di atas langit malam, Gaara dan Mita terus melayang, menikmati ketenangan yang tak bisa mereka dapatkan di daratan. Di tengah perjalanan, Mita menoleh ke arah Gaara, matanya berbinar dalam kegelapan.

“Gaara, kenapa kita selalu terbang? Sesekali aku ingin berjalan kaki.” Suara yang hampir tenggelam dalam angin malam.

Gaara menatapnya sejenak sebelum menjawab, “Karena dengan seperti ini, tak ada yang mengganggu kita.”

Mita tahu bahwa kedekatan mereka mungkin tidak akan diterima begitu saja oleh semua orang. Namun, bersama Gaara, di atas pasir yang terbang di bawah bintang-bintang, semua kekhawatirannya terasa memudar.

Dalam diam, mereka melayang lebih tinggi, membawa rahasia mereka yang terlindung dalam malam panjang Sunagakure.

Kutukan Malam Gaara (Tamat) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang