"Kurozanu ...." gumam Gaara, suaranya pelan saat dia membaca laporan.
Laporan terbaru dari hasil interogasi menyebutkan bahwa dua shinobi yang tertangkap semalam adalah anggota organisasi Kurozanu—sebuah kelompok misterius yang melakukan praktik rekayasa genetik ilegal. Di sudut meja, Mita mengamati Gaara dengan mata berbinar, mengikuti setiap gerak-geriknya dengan penuh perhatian.
Melihat Mita yang bergerak lincah, Gaara merasa gemas dan tanpa sadar mengelus punggung kucing itu dengan lembut. Dia merasa lega Mita tidak terluka dalam insiden kemarin, tetapi bayangan penculikan tersebut masih melekat kuat dalam benaknya, mengusik rasa tenangnya.
Beberapa shinobi yang sedang melaporkan hasil interogasi memperlihatkan reaksi samar saat memperhatikan perhatian Gaara pada kucing peliharaannya. Mereka sempat berpikir, Kazekage mereka mungkin akan lebih perhatian, mengambil cuti untuk menemani kekasihnya atau menugaskan shinobi lain untuk menjaganya.
Namun, ternyata tidak. Gaara hanya memberi instruksi untuk memperketat penjagaan di rumahnya setiap malam, sementara keberadaan kekasih Kazekage, kini misterius. Entah Gaara menyembunyikannya di tempat yang aman, atau perempuan itu sudah memutuskan pergi, meninggalkan Gaara pasca insiden tersebut. Yang pasti, mereka tidak pernah lagi melihatnya dan Gaara berjalan-jalan sejak malam itu.
Pemikiran ini pun serentak mengisi benak shinobi-shinobi yang berada di hadapan Gaara. Mereka merasa, cukup masuk akal bagi seorang wanita untuk meninggalkan situasi yang membahayakan dirinya, bahkan demi seorang pria sekalipun. “Hanya wanita bodoh yang akan tinggal,” pikir mereka serempak.
Mereka sedikit merasa iba pada Gaara. Sepertinya, menjalin hubungan dengan wanita adalah hal yang terlalu rumit bagi seorang Kazekage. Para shinobi kembali menatap Gaara dengan perasaan campur iba, membayangkan masa tuanya yang mungkin dihabiskan duduk sendirian di kursi goyang, dengan seekor kucing hitam di pangkuannya. “Menyedihkan,” batin mereka kompak dengan wajah sendu.
Setelah beberapa saat, Gaara kembali fokus pada laporan di tangannya. "Ternyata, setelah Perang Shinobi Keempat, organisasi ilegal mulai bermunculan. Awalnya, aku berharap desa Suna akan terbebas dari hal-hal semacam ini, tapi kenyataannya kasus yang kita hadapi mirip dengan yang terjadi di Iwagakure."
Mendengar ucapan sang Kazekage, para shinobi kembali fokus pada diskusi mereka, menyingkirkan bayangan-bayangan aneh yang sempat melintas di benak mereka.
Kemudian salah satu shinobi berujar, "Kalau dilihat dari rekayasa genetik pada penyusup kemarin, polanya mirip dengan teknik yang dulu digunakan oleh Orochimaru. Apakah mungkin mereka bekerja sama?" Dia menyampaikan pemikiran yang masih berupa praduga. “Mengingat Orochimaru adalah mantan penjahat, ada kemungkinan dia kembali melakukan kejahatan, bukan?”
"Tapi sejauh ini, tidak ada bukti yang mengarah padanya selama penyelidikan,” ujar shinobi lainnya, menggeleng dengan nada skeptis.
Gaara mengangguk, menyadari bahwa spekulasi itu mungkin beralasan, tetapi belum memiliki dasar kuat. “Kemampuan Orochimaru dalam rekayasa genetik memang luar biasa, dan memang ada kemiripan pola. Tapi tanpa bukti, kita tidak bisa langsung menyimpulkan.” Da menatap tajam ke arah shinobi-shinobi tersebut. "Periksa ulang semua data yang ada, dan tingkatkan pengawasan di seluruh wilayah perbatasan. Jangan biarkan satu pun informasi terlewat."
Shinobi-shinobi itu mengangguk dengan hormat, lalu bergegas untuk menjalankan perintah Kazekage mereka.
Setelah para shinobi pergi, Kankuro datang membawa dango dan susu vanila. “Aku sudah bawa pesananmu. Ada angin apa, tiba-tiba ingin makan dango?" Dia menyerahkan bungkusan yang dibawanya kepada Gaara.
Gaara membuka bungkusan itu dengan tenang, lalu menyodorkannya pada Mita. Kucing itu segera melahap dango, senang dengan perhatian dari sang kekasih. Kankuro hanya bisa terpana, manik matanya melebar, menatap tak percaya. “Serius? Jadi, dango itu untuk ... kucing?”
Gaara mengabaikan keterkejutan Kankuro, lalu mengelus punggung Mita dengan lembut. Dia sama sekali tak merasa bersalah. Lagipula, dia tak pernah mengatakan bahwa dia yang menginginkan dango tersebut sejak awal.
“Lain kali, kalau mau pesan yang aneh-aneh, setidaknya beri tahu aku dulu itu untuk siapa,” ujar Kankuro sambil menghela napas, setengah kesal.
Gaara hanya mengangkat bahu tak acuh.
Lantas Kankuro menggeleng-geleng tak berdaya, lalu memilih fokus pada tujuan awalnya menemui Gaara. "Jadi, ke mana kau sembunyikan wanita yang nyaris diculik itu?" tanyanya, menatap sang adik penuh minat, menunggu jawab.
Gaara hanya menatapnya sebentar, lalu dengan tenang menjawab, “Dia ada di tempat yang aman. Tak perlu khawatir.”
Kankuro mengangkat bahu. "Ya, bukan berarti aku khawatir … tapi kau serius menyembunyikannya? Atau mungkin dia sudah pergi … mencampakkanmu? Ya, itu bukan hal mustahil … mana ada wanita yang .…”
Gaara memotong ucapan Kankuro. "Yumiko bebas pergi ke mana pun, asal aku ada di sisinya." Ucapan itu sederhana, tetapi penuh makna.
“Yumiko? Jadi, nama wanita itu Yumiko.” Kankuro tertawa senang saat akhirnya mengetahui nama calon adik iparnya, sosok yang selama ini Gaara sembunyikan dengan begitu rapi.
Sesungguhnya, Kankuro tak menyangka bahwa Gaara punya sisi seperti ini—menyembunyikan seorang wanita. Mungkin inilah satu-satunya "kenakalan" yang pernah dilakukan Gaara seumur hidupnya. “Ya, seharusnya begini seorang pria,” pikir Kankuro, “tak masalah jika sesekali melakukan sedikit kenakalan atau membuat kesalahan.”
Kankuro duduk di sofa di sudut ruangan Kazekage, bersandar santai sambil menghela napas lega. “Akhirnya ada hasil juga. Aku hidup untuk melihat ini,” ujarnya dengan nada puas, disambut gelengan Gaara yang tak memahami perkataan ngelantur sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Malam Gaara (Tamat) ✔️
Fanfiction"Aku tidak bermaksud menakutimu. Maaf." Gaara dengan lembut menghapus air mata di wajah Mita, menciptakan sentuhan hangat yang menenangkan. Mita-seorang penggemar berat Gaara dari Naruto-menangis semalaman setelah menonton episode di mana Gaara kemb...