14: Khianat Tali Asmara

9 2 0
                                    

Kabar lajangnya Perdana Menteri Khimar juga mengkhawatirkan Jahingir yang kala itu sedang memangku Pangeran Ashwar, putra mahkotanya yang baru genap berumur 2 tahun. Ia merasa bila Khimar tidak memiliki penerus, otak jeniusnya tidak ada yang mewariskan. Klan Atnan pun bisa punah. Satu-satunya cara yang bisa ia pikirkan adalah mengawinkan Samhira, adik Khimar, dengan pria cendekiawan lain.

Namun, apakah etis, seorang Raja ikut campur dengan problematika internal klan pendukungnya? Yang bisa ia lakukan sekarang adalah membujuk mertuanya, Nyonya Rhamana untuk mengadakan perjodohan lagi. Karena baginya, hanya Nyonya Rhamana yang bisa membuka hati Perdana Menteri muda itu.

"Chandini, kupikir ibumu harus membujuk Tuan Khimar untuk menikah sekali lagi." Jahingir berkata. Di sampingnya, Chandini yang sibuk menyeruput teh dari cangkirnya tertawa.

"Mengapa Raja bisa bilang seperti itu? Bukankah Perdana Menteri Khimar sudah terbiasa melajang?"

"Tidak. Maksudku, negeri kita semakin besar. Aku khawatir bila Tuan Khimar tidak kunjung menikah, klan Atnan akan punah. Namun, bila ia memilih lajang, Nona Samhira yang akan naik tahta. Walaupun itu tidak buruk, namun garis keturunan mereka berhenti di Nona Samhira. Saudara-saudara mereka pun sudah mendirikan sekolah. Tidak mungkin mereka mau mengurusi klan mereka."

Chandini menggeleng. "Itu urusan klan Atnan. Kita tidak tahu pasti masalah internal mereka. Sebaiknya kita tidak ikut campur dengan itu. Untuk Nona Samhira, mengapa kita tidak buatkan acara perjodohan saja? Toh, sudah terbukti Tuan Khimar akan melajang seumur hidup."

"Aku hanya takut bakatnya berakhir di dirinya. Kurasa selama masa pemerintahannya, ia yang mengembangkan negeri kita. Walaupun terkadang aku tidak suka dengan cara pikirnya. Namun, ia yang sangat berjasa menstabilkan Yoda."

Chandini kembali menggeleng. Ia tahu betul karakter suaminya. Bila ia sudah percaya dengan satu orang, ia akan terus mempercayainya. Ia tahu, ia sering dikecewakan. Dan kepercayaan adalah prioritasnya. Namun, bagaimana bila ada musuh dalam selimut?

"Begini, Raja Jahingir." Chandini merespon. "Itu namanya pilih kasih. Sekarang kau memikirkan penerus klan Atnan yang bisa dengan mudah diteruskan oleh Samhira. Klan-klan lain juga memiliki bakat yang sama hebatnya dengan Perdana Menteri Khimar. Pikir saja, lebih mengkhawatirkan mana, klan Atnan yang kepalanya ingin melajang atau klan Firdus yang penerusnya masih anak-anak sedangkan kepalanya, Tuan Ilham, sudah sakit di ranjang?"

Mendengar itu, Jahingir sadar juga. Ya, ia tidak bisa hanya percaya pada satu orang. Bagaimana nasib klan lain yang berbakat juga? Tidak mungkin ia tinggalkan.

Semua klan menjadi roda gigi kerajaan Yoda. Dan ia tidak boleh pilih kasih.

Hari ke-4 bulan ke-10 tahun 322, sorakan warga dan genderang keras berbunyi. Di halaman istana, Perdana Menteri Khimar menggiring adiknya, Samhira, dari balik tandu sutra mengarah ke api unggun di samping karpet bunga mawar berwarna-warni. Selendangnya ia ikatkan pada selendang adiknya, sebelum ia lepas simpulnya dan membiarkan Samhira mencium tangan dan keningnya.

Air mata menitik di mata adiknya. Dengan pakaian serba putih, ia berjalan mendekati api unggun itu sebelum duduk bersimpuh. Di seberangnya, pria yang kepalanya tertutup kain sudah bersimpuh dengan air bunga di tangannya. Telapaknya dipenuhi inai berwarna merah pekat.

Seketika suasana menjadi hening.

Perdana Menteri Khimar kemudian berdiri di belakang Samhira dengan air bunga yang sama dengan pria misterius itu. Ia kemudian menyiramkan air itu pada kepala Samhira sebelum berjalan ke arah pria itu yang juga ia siramkan kepalanya hingga bejana yang ia bawa habis.

"Atas nama Tuhan, atas nama kerajaan Yoda, atas nama klan Atnan, saya bersaksi di hadapan Engkau, untuk menikahi adik kandung saya, Samhira, dan menyerahkan kesuciannya kepada Neszar Falateh. Yang kemudian akan mengemban tanggung jawab sebagai penerus klan Atnan. Dengan menyebutMu Maha Penyayang dan Maha Pengasih, saya, Khimar Atnan menyatukan mereka."

Sorakan manusia-manusia yang berbahagia menggema seantero istana. Atas persuasi dari Nyonya Rhamana, Samhira menikahi cendekiawan dari keluarga Falateh, bangsawan kecil di kerajaan Yoda. Neszar adalah teman seperguruan Perdana Menteri Khimar yang mendirikan sekolah keagamaan di dekat pelabuhan. Ia berfokus untuk mendidik para bangsawan agar taat kepada Tuhan dan mendidik anak-anak miskin pelabuhan hingga yang tinggal di rumah bordil.

Kemurahan hatinya membius semua orang terutama wanita-wanita lajang yang bisa ia persunting. Namun, apalah daya manusia yang ditawarkan untuk "naik kelas" dengan menikahi adik Perdana Menteri dari klan ternama pula. Ia setuju bukan hanya karena dorongan teman dekatnya, namun karena keluarganya.

Tapi, mereka salah. Neszar bukan cuma menikahi anak klan Atnan. Ia akan masuk ke klan Atnan, menjadikan nama Falateh-nya hilang. Ia dibeli oleh klan Atnan untuk dijadikan penerus dan itu memutus hubungannya dengan keluarganya. Kejam, memang. Namun, itulah pernikahan politik.

Pesta resepsi pernikahan keduanya dihadiri Jahingir yang dengan senang memberkati mereka. Jahingir memberi mereka kado kebun anggur dan kandang sapi di dekat kediaman klan Atnan untuk mereka budidayakan. Hal itu sebagai simbol agar keduanya makmur dan subur. Kekhawatirannya hilang, namun tidak bagi kakak iparnya.

.

.

.

.

Mohon maaf sebesar-besarnya kalo baru update

ini gua jujur aja kemaren sempet nontonin Jodha Akbar gataunya seru

Kemaren yang bilang ini mirip Jodha Akbar, makasih yak...jadi dapet masukan!!



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Angkara KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang