Suara riuh ada disana. Tawa yang menggelegar dari beberapa gadis yang tengah berkumpul ria membuat lingkaran dipenuhi dengan pembicaraan yang sepertinya asyik bagi mereka; mengisi ruangan yang jarang sepi.
Dalam balutan baju santai, gadis gadis itu seperti biasa berkumpul untuk latihan bersama demi menampilkan perform yang baik untuk penggemar.
Sesi istirahat diberikan sesaat. Sang pelatih jelas tak akan membuat gadis gadis itu kehilangan banyak tenaga. Jadwal mereka sungguh padat untuk dibuat sakit.
Di sudut ruangan, salah seorang gadis memilih menyendiri bermain ponsel. Cukup dari jauh dia memperhatikan anak anak muda itu. Dia sudah cukup bertanggungjawab dengan tugasnya sebagai kapten baru. Ada kalanya dia butuh sendiri dalam riuh suasana yang dibangun gadis gadis itu.
Tapi ya.. Itu cuma sesaat.
Sedang letih dirinya saat ini. Apalagi mengingat tujuan latihan hari ini untuk apa. Semua untuknya. Untuk gadis yang kini berada dalam jarak pandangnya. Yang dengan senyuman menghampirinya. Dan s'karang duduk bersila di hadapannya.
"Ma?" gadis itu memanggilnya. Dengan menggunakan panggilan khusus seperti biasa. Mungkin hal itu akan menjadi bagian yang akan sangat dia rindukan saat anak ini tak ada dalam jarak pandangannya lagi nanti.
Mengingat itu, ada hela nafas yang keluar. Rasanya deja vu dengan semua ini. Sama seperti apa yang terjadi di bulan kelima tahun ini. Sekali lagi dia akan mengantarkan kepergian seseorang yang dia sayangi.
"Ma? Bengong aja. Aku panggilin loh ini dari tadi!"
Terdiam menatap wajahnya. Yang kini mempout kesal dengan situasi.
"Ci Gre! Astagfirullah. Hey.. Cici!" jentikan jari bahkan diberikan didepan wajah karena dia tak menggubris.
"Hah~ iya zoy, cici denger" hembusan nafas keluar kemudian.
"Kalau denger tuh jawab. Suka banget godain aku"
"Iya. Maaf"
"Aneh banget deh. Kenapa sih hari ini? Cici nggak banyak tingkah kayak biasa" menyadari hal aneh. Gadis yang dipanggil Zoya itu bertanya. Mengerutkan keningnya bingung.
"Nggak apa apa. Cici cuma capek"
"Bo'ong banget deh"
"Ya udah. Aku ke kamar mandi dulu ya" berdiri dirinya meninggalkan posisi tiba tiba.
"Eh? Cici?" tak menggubris panggilan menahan yang ditunjukan untuknya.
Gadis yang ditinggalkan kembali mempout kesal. Kembali bingung juga dengan sikap Gracia gadis yang selama ini dia panggil dengan sebutan mama semenjak gimmick kekeluargaan Greshan ramai di antara penggemar.
Apa dia berbuat salah? Apa dia melakukan kesalahan besar?
Arghhh..
Mengerang dirinya karena tak ada jawaban yang jelas."Ah. Tanya bunda aja deh" dan akhirnya dia memutuskan hal itu. Berdiri juga dari duduknya untuk keluar dari ruang latihan. Ingin menemui gadis lainnya yang dia tau tengah menunggui Gracia untuk pulang bersama.
Tok tok
Mengetuk kecil pintu di hadapan. Yang semula tertutup tak membiarkan sembarangan orang untuk masuk."Iya?" lembut suara itu mengalun dari dalam.
"Bunda? Ini Zoya. Aku boleh masuk nggak?"
Cekrek.
Tak mendengar balasan suara. Pintu dihadapan malah tiba tiba terbuka begitu saja dari dalam. Menampilkan gadis cantik dalam balutan hoddie putih yang menatap heran padanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/368122922-288-k957191.jpg)