60 ✔

8K 1.1K 450
                                    

Menumpu dagu di atas meja. Lekat matanya menatap punggung tegap dan lebar tunangannya, yang nampak sibuk di pantry menggantikan tugasnya setiap pagi.

Senyum mengembang. Menyukai situasi pagi ini dimana Shani, gadis cantiknya itu menjadi lebih super duper protektif dan sangat memanjakan nya.

'Jangan banyak bergerak, sayang'
'Aku aja yang lakuin itu. Kamu nggak usah sibuk sibuk hari ini'
'Kamu duduk aja yang manis'
'Kalau mau ke ruangan lain, aku gendong'

Sepenggal kalimat kalimat protektif milik gadis Natio itu pagi ini. Lucu hingga Gracia hampir tertawa. Tapi dibalik itu, tak ada niat dirinya untuk memprotes. Toh sifat alami Shani seperti itu; Perhatian. Dia cukup menikmati saja.

Meski, Gracia sangat tau alasan terjadinya perhatian berlebihan ini.

Tentu saja, semua karena aktivitas yang mereka alami semalam; Aktivitas panas yang membuat peluh keringat bercucuran tanpa bisa dihentikan, desahan yang mengalun mengisi ruang sepi kamar mereka, ditambah bekas merah yang terlihat ditubuh masing masing.

Memerah wajah Gracia mengingat nya. Benar tak menduga dia akan memberikan hal itu pada Shani semalam. Lucu kejadiannya. Diawali dengan KDRT singkat, tapi berakhir diranjang dengan gadis cantik itu diatasnya.

Benar tak menduga juga dirinya, aktivitas yang hanya pernah dia lihat di sebuah film karena Feni, kini sudah dia rasakan. Meski hasil dari semua itu rasa sakit yang membuatnya sulit berjalan.

Lecet kewanitaannya karena aktivitas itu, karena gempuran tak habis oleh gelora tertahan yang selama ini menumpuk pada si gadis Natio. Sungguh, birahi gadis itu terlalu membludak. Semoga saja selepas ini, Gracia aman aman saja ke depannya saat pintu perijinan ini sudah terbuka sangat lebar.

"Sayang, aku buatin kamu cokelat susu yaa" suara Shani mengalun melunturkan pikiran yang membuat malu.

"Boleh"

"Um.. Kamu mau aku buatin nasi goreng juga nggak?" tawaran kedua mengudara. Shani berbalik menatap Gracia yang tersenyum manis padanya. Meminta jawaban.

"Boleh cici. Aku makan apapun yang kamu siapin"

"Kalau nggak enak?"

"Pasti enak. Yang penting kamu udah usaha. Iyakan?"

Shani mengangguk ikut tersenyum. Itu benar. Jangan pesimis dulu. Tau memasak ataupun tidak, itu urusan belakang. Yang penting dia sudah berusaha.

"Nanti malam, aku olesi obat lagi ya punya kamu" dalam kesibukan dirinya di pantry, pernyataan itu keluar mengambil atensi.

"Huh? Oh. Hum" angguk Gracia memerah. Astaga. Dia mengingat lagi bagaimana Shani mengobati miliknya tadi selepas mandi. Posisi intim yang membuatnya malu setengah mati. Meski Shani sudah melihat dan menyentuh full body nya, tetap saja kan perasaan itu ada. Itu pengalaman pertama.

"Ini sayang, cokelat susunya. Di minum pelan pelan" Shani memberikan. Meletakkan dengan aman di hadapan Gracia dan mengecup singkat puncak kepalanya sebelum berlalu lagi untuk melanjutkan masakan di pantry.

"Makasih ya cici"

"Iya, sayang" balas Shani yang begitu fokus ke arah panci di hadapan. Hingga beberapa saat kemudian, aktivitas itu berakhir. Dia tata makanannya dengan rapi ke atas piring, dengan telur ceplok sebagai penutup yang membungkus nasi goreng miliknya. "Tadaaa.. Udah jadi" girangnya kala meletakkan itu dimeja.

"Suapin" manja Gracia

"Siap princess. Tapi kalau nggak enak, langsung jujur yaa. Jangan dipaksa buat dimakan" peringat Shani yang dibalas anggukan.

After Graduation ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang