Terbangun dirinya kala itu. Kabur matanya tapi tak bisa membutakan saat melihat gadisnya tengah bersiap di depan cermin, sibuk menggunakan jam tangannya dengan ponsel yang melekat di telinga kanan di bantu bahu untuk menahan si benda agar tak jatuh.
"Sayang?" Shani menegur dengan suara seraknya. Beralih duduk bangun dari baringan, kedua mata di gosok perlahan sebelum menggunakan kacamatanya yang sedari semalam di letakkan di nakas sebelahnya membuat penglihatan makin jelas untuk menatap keberadaan gadis manis miliknya.
Gracia. Gadis yang dipanggil. Menghentikan pembicaraan telphonenya saat mendengar suara Shani dibelakangnya. Memutar tubuhnya untuk melihat. Lucu penampilan Shani tapi dia tak ada waktu untuk sekedar menggoda.
"Oh. Udah bangun? Maaf ya, Ci. Aku nggak bangunin kamu lebih awal. Aku juga nggak sempet nyiapin apa apa pagi ini buat sarapan kamu" ucap gadis itu merasa bersalah. Dia pun terlihat terburu mengambil tasnya di atas sofa kecil yang terletak dikasur mereka itu. "Aku udah telat banget. Aku pergi sekarang ya.."
"Aku bisa anterin kamu.." meski nyawa tak sepenuhnya kembali, Shani mengatakan hal itu. Lagipula itu tanggungjawab nya.
"Duh nggak usah yaa.. Kamu juga baru bangun gitu. Aku udah pesen grabcar kok. Udah dibawah nungguin aku" Gracia menolak nya. "Aku pergi yaa.."
"Tapi kan, sayang.."
"Maaf yaa.. Bye" Gracia segera berlalu keluar kamar. Cepat langkahnya dan menghilang tak sempat di tahan lagi oleh Shani.
Menghela kecil gadis cantik itu kemudian. Merutuki dirinya juga kenapa bisa terlambat bangun lagi hari ini. Kepalanya juga sangat sakit sekarang karena dia tak cukup tidur. Gracia sama sekali tak mau di sentuh semalam. Salahkan tubuhnya yang sudah terbiasa tidur dengan Gracia yang berada di dekapannya atau sebaliknya.
Bodoh sekali memang Bulol satu ini!
Mau memaksa pun dia tak sanggup, apalagi mau merengek seperti biasa. Yang ada Gracia tambah marah padanya. Dia tak mau itu terjadi hingga dialah yang mengalah tidur dalam kesusahan.
"Hah~ harusnya aku yang bangunin kamu tadi. Kalau kayak gini siapa yang bisa disalahin sampai kamu nggak inget hari bahagia aku, Ge?" gumam gadis cantik itu kembali berbaring. Dia benar tak punya tenaga hari ini. Charger hidupnya sudah meninggalkan nya. Shani bisa apa selain mengisi energi dengan berbaring seperti orang normal? Lagipula dia tak punya pilihan lain selain itu.
.Sudah mulai sore hari kala itu. Sudah sejak tadi Shani berada di kantor karena ada pertemuan mendadak yang harus dia hadiri.
Kosong tatapannya saat Ia termenung di ruangannya dalam kesendirian, menatap tak minat ke arah luar jendela.
Harusnya dia bahagia dengan apa yang terjadi hari ini. Ini harinya. Sudah banyak doa yang dia dengar dari orang orang. Termasuk dari para staff. Bahkan ada perayaan kecil kecilan juga dari mereka sehabis meeting tadi. Patutlah Shani harus senang karena itu.
Tapi tidak. Dia tak tenang. Kebahagiaan itu sesaat. Bahkan dengan malas Ia me-repost story story ucapan dari teman temannya di salah satu sosial media tanpa minat.
Berlebihan. Tapi mau bagaimana lagi? Shani kehilangan semangatnya. Gracia gadis nya itu seharian ini memenuhi pikirannya. Tak ada kabar sama sekali darinya. Shani tak suka itu. Dia khawatir.
Dia tau Gracia masih marah soal kemarin. Tapi apa harus hukumannya berlanjut separah ini?
Tidak biasanya Gracia hilang kabar meski dia tengah sibuk.Dia bahkan tak menerima ucapan apapun darinya. Tidak. Shani tidak marah soal itu. Belum, lebih tepatnya. Karena saat ini, dia cuma ingin Gracia ada kabar.
![](https://img.wattpad.com/cover/368122922-288-k957191.jpg)