Bagian 11

6.3K 450 32
                                    

menurut kalian alurnya lambat atau tidak? sedikit saran, mau pilih Alurnya lambat tapi banyak part atau Alurnya dicepatin tapi dikit part? gimana menurut kalian? lanjut..

Happy reading.

Bagian sebelumnya..

Detik itu juga, jantungnya berdetak kencang, menggigit bibirnya, tersenyum miring tercetak diwajahnya.

'Siapa bocah imut yang ada di wallpaper milik Robert? aku jadi penasaran~'

Bagian sekarang..

Beralih pada Alaska.

Setelah menyelesaikan berkas-berkas yang menumpuk, Alaska ingin bersantai sebentar, baru saja ia mau bersantai sudah diganggu oleh sekretarisnya.

Brak.

Pintu ruangan Alaska dibuka keras oleh Liam, sang sekretarisnya.

"Tuan Alaska, sekarang ada meeting."

"Astaga, bisa gak si jangan ngaggetin."

"Maaf kali ka, gw sengaja hehe"

"Liammm~"

"Sudahlah, ayo kita keruang meeting."

"Baik Tuan."

Alaska keluar dari ruangannya lalu berjalan kearah ruang meeting, disana sudah banyak orang yang berkumpul.

Baru ia melangkah, semua orang memekik gemas, bahkan Alaska sendiri sampai terkejut, Liam yang melihat sahabatnya, langsung mengelus punggung kecil itu agar tenang.

Setelah tenang, Alaska menarik nafasnya dan menghembuskannya, ia berjalan sedikit gugup.

'gapapa Aldrich, semangat' batin menyemangati dirinya.

1Jam mereka semua melakukan meeting, meski tatapan mereka terkadang mencuri-curi pandang kearah Alaska, Liam yang melihatnya langsung menatap datar mereka, merasakan hawa dingin dibelakang bos mereka, semua memilih diam.

Setelah meeting, Alaska berjalan lelah kearah ruangannya, sampai ruangan ia langsung mendudukkan dirinya di kursi sofanya, tiba-tiba matanya mulai memberat, tak lama kemudian ia tertidur.

Liam yang baru saja keluar dari ruang meeting, karena harus memberi arahan juga kepada mereka semua, sekarang berjalan ke arah ruangan milik sahabatnya itu.

Tok

Tok

Tok

Merasa tidak ada tanggapan, ia membuka pintu itu dengan pelan, dapat ia lihat Alaska tengah meringkuk di atas kursi sofa, segera ia mengambil selimut yang memang milik alaska, mulai menyelimutinya dan mengelus kening Alaska.

Akhirnya Liam memilih untuk berjalan keluar ruangan, ia tidak mau mengganggu waktu tidur sahabatnya, terlihat mata sahabatnya sangat lelah.

2jam berlalu, Alaska terbangun mengucek matanya sebentar dan mengecek jam yang ada ditangannya, ternyata sudah menunjukkan pukul 3 sore, ia bergegas berjalan untuk pulang.

Didepan ruangan dapat ia melihat Liam yang juga menatap dirinya.

"Liam, aku pulang dulu, kamu juga jangan terlalu memaksakan dirimu."

"Baiklah, lagipula aku juga sebentar lagi pulang."

"Aku duluan."

Alaska berjalan kearah lift menuju kelantai bawa lobi, didepannya sudah ada supir yang sudah menunggu dirinya.

My PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang