Bagian 4

11.2K 646 9
                                    


maaf ges baru kembali lagi hihi~

happy reading.

3 hari kemudian

"Tuan besar Alaska sudah diperbolehkan pulang tuan, namun kesehatannya yang belum sepenuhnya stabil dianjurkan untuk tetap selalu cek kesehatan." ucap dokter itu menjelaskannya kepada Adelio.

"Hm, terima kasih Rian." balas Adelio kepada Rian atau kita bisa sebut sebagai Rian Agara, sahabat dari Alio yang berprofesi sebagai dokter di rumah sakit milik keluarga Kartanegara.

Akhirnya waktu yang di tunggu oleh Alaska, ia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter dengan catatan Alaska harus selalu cek up untuk kondisi kesehatannya.


"Apa hanya ini saja yang dibawah ayah?" tanya lio menatap kearah Laska.

"Iya, sudah Lio jangan dikemasi, biar ayah saja yang kemasi itu." balas Alaska juga menatap kearah lio.

"Tidak, jangan sampai ayah menyentuh, atau kita tidak pulang." ucap Lio memperingati Alaska dengan tatapan tajamnya.

'Hah~' Alaska menghela nafas, memang jika anaknya sudah mode maung mah ia pasrah saja.

"Baiklah, ayah bersiap dulu." balas Alaska, lalu berdiri dari ranjang tempat tidurnya dan pergi menuju kamar mandi, untuk berganti pakaian.

10 menit kemudian

Sesudah dari kamar mandi, Alaska segera menghampiri adelio.

"Apakah sudah selesai ?" tanya Alaska kepada Adelio

"Sudah yah, mari kita pulang." balas Adelio.

Perjalanan pulang.

Dalam mobil tersebut hanya ada mereka berdua yang saling canggung tidak ada yang mau membuka suara, namun Alaska mencoba untuk membuka pembicaraan.

"Lio, ayah mau tanya? kenapa adik-adikmu tidak pernah menemui ayah?" tanya Alaska kepada adelio sambil menatap kearahnya.

*oiya disini posisi duduknya Adelio yang menyetir sedangkan alaska disebelahnya.*

Lalu Adelio menatap kearah ayahnya sekilas, ia diam tidak membalas ucapan ayah dan akhirnya dia kembali fokus kedepan lagi, padahal Alaska sudah berusaha mencari topik untuk putranya malah diabaikan.

Suasana kembali hening kembali, tidak terasa akhirnya mereka sampai dimansion.

Selama dimansion Alaska tidak berhenti menatap kagum pada bangunan yang ada didepannya.

Adelio berjalan terlebih dahulu meninggalkan Alaska, dalam hati Alaska hanya bisa pasrah melihat kelakuan anaknya.

'Eh anaknya? apakah aku sudah menganggapnya anakku? padahal umurku lebih muda daripadanya' batinnya.

"Selamat datang kembali tuan besar dan tuan muda Adelio." ucap para maid dan bodyguard yang baris dengan rapi untuk menyambut keduanya.

"Ah- ah iya, kalian kembalilah bekerja." balas Alaska kepada para maid dan bodyguard tersebut. Dapat ia lihat adelio melewatinya tanpa sepatah kata pun, dirinya hanya bisa pasrah, karena ia tau semua ini kesalahannya juga, eh tidak-tidak ini salah om Alaska yang sudah mengabaikan anaknya.

Alaska memilih untuk menuju kamarnya yang berada dilantai kedua tersebut. Sedangkan kamar para anaknya ada dilantai tiga.

Sambil berjalan kearah kamarnya Alaska dapat menemukan kamarnya, setelah membuka kamar itu, dapat ia lihat kamar itu bernuansa berwarna hitam dengan kesan sangat modern, sangat cantik menurut Alaska setelah menelusuri kamar tersebut.

My PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang