Bagian 3

632 55 7
                                    

Haii.

Maaf jika cerita ini ada kesalahan dalam kata kata atau tanda baca yang belum sempurna, dan terdapat banyak typo.

Happy reading.

disebuah ruang dengan suasana yang tenang, tempat tidur yang nyaman, seseorang yang sudah terbaring selama 5 bulan. dia adalah Aldrich Gavril atau sekarang bisa kita sebut Alaska Ardi Kartanegara, saat ini alaska masih tertidur dan belum bangun. tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu.

kriett

seorang pemuda tinggi, setinggi ayahnya namun masih tinggi putranya, bisa kita sebut Adelio Ardi Kartanegara, saat ini dia memasuki ruang kamar milik ayahnya, dia menatap ayahnya dengan lekat, namun tidak ada yang berubah. dia berharap ayahnya tidak akan bangun kalau bisa dia mati 'pikirnya' .

tidak lama kemudian tangan alaska mulai bergerak seperti meminta sesuatu, adelio yang paham pun langsung mengambil air untuk bajingan itu, eh maksudnya tuh ayahnya, dan memberikannya kepada ayahnya.

alaska yang merasa tenggorokannya sangat kering pun sadar jika ada seseorang yang menodongkan air minum kepadanya, lalu dia langsung mengambil air minum itu dan meneguknya sampai kandas, lalu dia berucap "kamu siapa? dan apakah ini rumah sakit?" tanyanya kepada adelio.

Adelio POV

'aneh, kenapa dirinya tidak mengenaliku? jangan bilang dia berakting untuk hilang ingatan, wah gila! sebegitunya dia membenci anaknya haha' batinku.

aku menatap lekat dirinya, seperti ada yang tidak beres.

"jangan mencoba untuk berpura pura bajingan." ucapku menekan kataku.

dia nampak bingung dengan perkataanku, lalu dia menggelengkan kepalanya. kutatap dirinya tapi tidak ada tanda kebohongan dimatanya.

Adelio POV END

"aku bertanya kepadamu, kamu siapa? dan apakah ini rumah sakit?"tanya laska lagi, dia bingung jika memang dia berada dirumah sakit, lalu siapa pemuda yang ada didepannya ini.

"aku Adelio Ardi Kartanegara, jangan bilang kamu berakting melupakan anakmu?"balasnya dengan nada sedikit marah.

'hah?wait, bentar otakku masih memproses' batin laska.

"a-aku tidak paham omonganmu, dan bentar bisa kamu ambilkan kaca?" tanya laska.

adelio yang kesal pun mencoba bersabar dengan tingkah ayahnya yang berakting, sepertinya ayahnya ini sangat cocok jadi pemain sinetron.

lalu adelio pun berjalan kearah sofa untuk mengambil handphonenya, lalu menyerahkan kepada alaska, dia pun menerimanya lalu membuka fitur kamera, sampai akhirnya dia terkejut.

"hah! kenapa muka gua jadi tua begini."ucap alaska sedikit keras, kali ini beneran dia terkejut, bagaimana tidak, lihatnya wajahnya yang begitu tampan namun sedikit manis?

alaska mengembalikan ponsel milik adelio lalu dia menatap kearah adelio dan bertanya "aku mau tanya, siapakah aku ini?"

"ck." ucapnya berdecak kesal, adelio pun menjelaskan "nama mu Alaska Ardi Kartanegara, seorang pengusaha terkenal yang ada di indonesia, dan suka mengabaikan anak-anaknya."ucapnya dengan singkat.

"ohh~jadi begitu, terima kasih nak sudah memberitahuku ." balas alaska.

adelio menatap alaska sekilas lalu mengalihkan pandangannya, dia merasa ada yang berubah dari diri ayahnya ini. dia yang sangat ingin dekat dengan bajingan ini, oiyah maaf maksudku ayahnya hehe. mencoba bertanya 'apakah boleh dirinya meminta kasih sayang ayahnya?' batinnya dengan raut wajah sedih. sungguh dia rindu kasih sayang ayahnya namun ayahnya seperti membencinya.

alaska yang merasa aneh dengan gerak gerik adelio pun bertanya "kamu kenapa nak? ucapnya kepada adelio.

Adelio POV

aku yang mendapatkan pertanyaan seperti itu pun hanya diam, namun aku masih menatapnya. lalu dia mengulang pertanyaan itu lagi.

"kamu sebenarnya kenapa nak? ada apa denganmu? jangan kamu pendam sendiri, bila ada apa-apa kamu boleh bercerita kepada ayah." ucapnya, sungguh perkataannya membuat hatiku menghangat. namun aku mempertahankan dinding yang kubangun.

"hah~ baiklah nak jika kamu tidak mau bercerita kepada ayah, ayah akan selalu siap menerima keluh kesahmu, jadi tolong jangan sembunyikan apapun dari ayah, karena ayah tidak ingin kamu terlalu tertutup kepada ayah. jika memang ayah ada kesalahan, maafkan ayah, namun jika kamu tidak mau memaafkan ayah, kamu boleh meminta apapun. ayah siap menerima konsekuensinya." ucapnya dengan lembut dan tersenyum.

'baru ini ayah mengatakan hal panjang kepadaku' batinku, tak lama air mata dari kantong mataku turun. sungguh pertahanku runtuh jika ayah seperti itu.

"hmm.. ayah, bolehkah aku memelukmu?"cicitku. pertama kalinya aku bersikap seperti ini, biasanya aku akan tegas kepada semua orang, namun kali ini aku ingin ayah menerima, tapi aku takut jika ayah kembali menolakku.

"boleh, kesini lah boy." ucapnya sambil merentangkan kedua tangannya seperti memperbolehkanku untuk memeluknya. aku pun langsung menubrukkan badanku dan memeluknya. inilah yang membuatku sangat bahagia, aku pun langsung menangis didalam dekapannya, aku malu namun tak ayal aku juga senang.

"iya iya sayang, kamu boleh menangis sekerasmu, sampai hatimu tenang okeh?, jadi ayah ingin jagoan ayah mendapatkan kebahagiaan yang luar biasa, dan menjadi orang yang sangat hebat suatu hari nanti."ucapnya menenangkanku sambil mengelus punggung lalu beralih mengelus rambutku agar diriku bisa tenang. namun itu malah membuatku semakin menangis. aku memeluk ayah sangat erat.

10 menit kemudian

"nah boy, apakah kamu sudah tenang?"ucapnya yang masih saja mengelus rambutku. dekapanku padanya belumku lepas, aku sangat malu memperlihatkan diriku yang lemah ini, disisi lain aku juga bahagia hanya ayah yang dapat melihatku yang seperti ini. bahkan adik-adikku tidak ada yang tau.

Adelio POV END

"hm. aku sudah tenang ayah"balas lio sambil menganggukkan kepalanya kepada laska. kali ini pelukkannya sudah terlepas.

*disini aku manggil adelio ganti lio ya, biar enak gitu mheheh*

"ayah, aku boleh minta satu permintaan. jika ayah mau kami memaafkan ayah?"lanjutnya.

"apapun untukmu. jika kalian senang, ayah ikut senang." balas laska sambil tersenyum, namun dia tidak berhenti mengelus rambut lio.

"aku ingin ayah tetap seperti ini, yang bisa menyayangi kami dengan tulus, tanpa ada sandiwara, apakah ayah bisa janji?"ucap lio dengan ragu. dia takut ayahnya menolak.

"kamu kenapa takut kepada ayah, tanpa janji pun ayah menyayangi kalian dengan tulus. jadi ayah sayang banget sama kalian, sebaliknya kalian juga harus saling menyayangi satu sama lain, mengerti boy? jika memang ayah melakukan kesalahan lagi, kamu boleh memarahi atau menasehati ayah, sebaliknya ayah juga." balas laska dengan tersenyum.

"huaaa~ kenapa ayah seperti ini sih, kan lio jadi cengeng lagi" rengek lio, laska berfikir apakah bener tokoh adelio ini beneran kakak sulung, tapi kok imut kalau bareng ayahnya, laska jadi ingin jahil deh.

"jangan cengeng lagi, nanti malah gak dapat jodoh, mungkin dapet tapi tante tante gerang hahah"ucap laska dengan sedikit tertawa.

"ayahhh~" rengek lio dengan kesal. lio dan aska pun bercanda riang sambil menceritakan satu sama lain, atau lebih tepatnya lio paling banyak menceritakan tentang dirinya dan adiknya sedangkan laska hanya mendengarkan sambil menyahuti perkataannya itu.

'kali ini gue bakal ngelindungi kalian dari para hama atau gue sebut musuhku' batin laska dengan tegas.

segini dulu yaa.. besok lanjut lagi, jangan lupa vote and coment ya gais, jika ada typo atau perkataan yang tidak dimengerti, tolong tandai, terimakasih gais, see u.👋🏻

My PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang