Jangan lupa follow, vote and komennya guys~ trims (~ ̄³ ̄)~
Happy reading.
Bagian sebelumnya..
"Aku kekamar ayah dulu kakak, selamat malam" lalu berlari kearah lift menuju kekamar ayahnya.
Tersisa Adelio, ia memilih untuk masuk ke kamar pribadinya, ia akan memikirkan nanti caranya minta maaf kepada ayahnya.
Bagian sekarang..duk
duk
duk
"Ayahh"
duk
duk
Kedua kembar anak Alaska berusaha memukul pintu kamar ayahnya dengan keras, namun belum ada sahutan dari orang yang mempunyai kamar tersebut.
Tak lama datang Robert yang keluar dari pintu lift, berjalan kearah kedua adiknya, baru saja ia ingin mendekat kekamar ayahnya, tapi dihalangi kedua adiknya.
"Abang mau ngapain? ucap Ernest menatap tidak suka kepada abang ketiganya, ia ingat sekali perkataan abangnya tadi, bahkan sampai menyakiti ayahnya.
"Aku tidak mau abang disini, kenapa? mau menyakiti ayah lagi!?" bergantian dengan Ernest, kini berganti dibalas oleh Edgar, ia juga menatap tidak suka abangnya.
"A-abang tidak bermaksud seperti itu, kata-kata abang terlontar dari mulut abang, tanpa abang sadari, abang hanya ingin minta maaf kepada ayah."
"Apapun alasan abang, aku tidak mau ayah ketemu dengan abang." Ernest menolak membantu abangnya, bagaimana pun caranya.
"Aku setuju." balas Edgar, lalu menatap abangnya sinis.
"abang mohon dek, abang juga merindukan ayah, abang tidak mau ayah juga menjauhi a-"
Clek
Pintu kamar Alaska terbuka, orang yang mereka cari sekarang menatap mereka bergantian, namun mereka lebih terkejut dengan mata sembab Alaska, seperti habis menangis.
"Kenapa kalian kesini hmm? ini sudah malam, kalian tidak tidur? jangan lupa besok sekolah boy" ucap Alaska tersenyum kepada sikembar tapi dibalik senyuman ia menahan rasa sakit di dadanya, lalu tatapannya mengarah kearah Robert yang melihatnya juga, tatapan Alaska menyedu.
"Robert? kamu juga kenapa belum tidur boy? kenapa juga kalian berkumpul kekamar ayah hmm?" lanjutnya melihat ketiga anaknya didepan kamarnya.
"A-ayahhh.." Robert langsung berlari kearah Alaska, melewati kedua adiknya yang sekarang dalam hatinya sedang memaki-maki abangnya itu.
Setelah berada dipelukan Alaska, Robert mulai menangis, memeluk ayahnya dengan erat, seakan tidak mau ayahnya meninggalkan dirinya, bibirnya bergetar, ingin mengatakan sesuatu.
"Kenapa menangis hmm?" ucap Alaska sambil mengelus kepala anak ketiganya yang tingginya mencapai 10 cm lebih darinya, meskipun Alaska sedikit kesulitan.
"A-ayah, maafkan aku, ak-" ucap robert terbata-bata, tubuhnya mulai menggigil, matanya bergetar, nafasnya mulai tidak teratur, detak jantungnya berdebar, rasa mual yang ada diperutnya, pikirannya tentang takut jika ayahnya sangat marah kepadanya. Sebelum Robert menyelesaikan Alaska langsung memotong perkataanya.
"sutt, tenang sayang, tarik nafasmu dulu lalu hembuskan." Alaskan mencoba menenangkan anak ketiganya, tapi Robert merasakan dadanya semakin sesak, sulit untuk mengucapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Papa
RandomCerita pertama Aldrich Gavril, seorang murid sma yang tinggal sendirian karena kedua orang tuanya yang telah meninggal saat ia masih berumur 15 tahun, namun ia tidak menyerah akan kehidupannya. Alaska memilih untuk melanjutkan sekolah sambil bekerja...