Bagian 12

6.5K 410 19
                                    

happy reading.

Bagian sebelumnya..

'Dasar iblis kecil ini.'

'Teman laknat anj'

Bagian sekarang..

Setelah Alaska memenangkan Owen, ia mencoba melepaskan pelukannya, namun pelukannya tidak bisa terlepas, bahkan bocah yang tengah dipeluknya semakin mengeratkan pelukannya, ia hanya bisa menghela nafas.

"uahh.." Owen terkejut dengan apa yang dilakukan Alaska, ia tiba-tiba digendong ala koala, dirinya yang tidak siap tentu saja hampir terjatuh, untung saja Alaska sigap, tangannya ia kalungkan dileher orang yang sudah ia anggap ayah, kepalanya ia taruh di bahu samping ayahnya.

Lalu Alaska meminta salah satu bodyguard untuk menghampirinya, satu tangannya ia arahkan dari atas kebawah seperti memanggil.

Salah satu bodyguard yang peka, segera menghampiri Tuannya, ia tau diantara semua temannya hanya dirinya yang hampir dekat dengan Tuannya.

"Permisi Tuan, apa ada yang bisa saya bantu?"

"Tolong panggil teman-temanmu dan katakan juga pada maid, untuk hari ini bisakah kalian membersihkan mansion ini? "

"Nanti saya sampaikan Tuan."

"Dan satu lagi, siapkan karpet bulu yang besar, jika bisa ruangan yang diruang tamu, semua kursi dan meja sementara kau pindahkan, lalu pasang karpet bulu itu, nanti pukul 7 malam semua harus selesai, hari ini kita semua makan bersama semua teman anakku, termasuk semua teman bodyguardmu dan para maid, kau mengerti?"

"Benarkah Tuan? saya mengerti, saya mohon permisi."

"hmm~"

Selesai berbincang-bincang dengan bodyguard rumahnya, tiba-tiba ada sebuah tarikan dari bawah bajunya, meskipun Alaska sedikit oleng, karena ia masih menggendong Owen.

Alaska menoleh kebawah, ia ditatap lekat oleh seseorang sedikit pendek darinya, ia mulai menundukkan badannya, menatap balik mata gelap milik Nathaniel Wilker, wakil ketua geng lion, ia langsung tersadar jika orang didepannya butuh sandaran, terlihat dari sudut matanya yang sangat lelah, ia jadi berfikir seberapa berat hidup anak ini?

Tangan kirinya digunakan untuk memegang Owen, tangan kanannya terulur mengarahkan kepada kepala anak yang ada didepannya.

Tiba-tiba kedua mata Nathan mulai berair tanpa ia suruh, ini yang ia harapkan sebuah usapan yang sangat hangat, bukan bentakan atau tamparan yang ia dapatkan dari ayahnya, maka dari itu ia sangat membenci ayahnya yang sekarang suka sekali minum alkohol.

Saat ia pulang, selalu mendapatkan kekerasan, mulai dari tamparan, bentakan, jambakan, tendangan, bahkan sampai dikurung hingga menghancurkan mental miliknya.

Alaska yang melihat anak didepannya, hatinya ikut teriris, apalagi anak bernama nathan sampai menangis meskipun tidak mau mengeluarkan suara tangisannya.

Owen yang paham dengan posisi sahabatnya, ia mulai turun dari pelukan Alaska.

Alaska menatap kearah anak digendongnya meminta turun, lalu anak itu mulai mundur darinya.

Alaska kembali menatap lekat kearah mata gelap, terlihat tidak ada sumber kehidupan.

"Kemarilah sayang? butuh pelukan hmm?" ucap alaska dengan lembut dan tersenyum hangat bagi nathan, senyuman itu bagai matahari yang mulai menyinari kembali hatinya.

Nathaniel yang mendapatkan izin, mulai berlari kearah pelukan Alaska, dan mulai menangis dibahu milik Alaska, ia juga ingin menganggap Alaska ayahnya, apakah boleh?

My PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang