Bagian 14

6.2K 372 9
                                    

Happy reading.

Bagian sebelumnya..

Ernest mulai menjabak rambutnya frustasi, ia tidak terima ayah yang ia sayangi menjauhinya? tidak akan ia biarkan, bahkan keempat abangnya tidak ada yang mau mengejar ayah.

Tanpa Ernest ketahui, sebenarnya keempat abangnya tengah mengepalkan tangannya, mereka juga tidak mau ayahnya menjauhi mereka, mereka semua mulai memikirkan rencana agar ayahnya mulai kembali pada mereka.

Bagian sekarang..

Sementara aku pakai nama aldrich dulu.

setelah naik ke lantai atas, Aldrich berjalan ke arah kamar miliknya, ia membuka pintu kamarnya dan setelah ia masuk, menutup kamarnya.

Tubuh Aldrich merosot, kedua tangannya memegang kepala, ia memukulnya kepalanya, kenangan menyakitkan kembali menghantuinya sampai membuatnya tanpa sadar menjauh dari anaknya.

Aldrich sadar, jika dirinya masihlah remaja labil, meskipun begitu ia melihat anak om Alaska secara langsung, hatinya menghangat melihat semua anak om Alaska yang sekarang ia anggap ayahnya juga, padahal ayahnya sudah berjanji menitipkan semua anak padanya, namun ia gagal, ia malah menjauhkan dirinya pada anak ayahnya.

Ini semua salahnya, ia mengingkari janji ayahnya padanya, kenapa traumanya harus datang kembali, ia sangat benci menjadi lemah, namun apa daya sulit sekali untuk melawan itu semua.

'Aku harus bagaimana ayah? beritahu aku? aku mohon' batin Alaska mendongakkan kepalanya menatap langit kamarnya, detik itu juga air matanya keluar.

'bahkan air mataku saja tau penderitaanku ayah, rasanya aku ingin menyerah hiks.'

FLASHBACK

Awalnya kehidupan Aldrich selalu diberi kebahagiaan oleh kedua orang tuanya, mereka bertiga juga sering berpindah-pindah tempat karena pekerjaan kedua orang tuanya, meskipun keduanya terkadang sama-sama sibuk kerja, kedua orang tuanya selalu mempunyai waktu luang untuknya.

Sampai pada dirinya dimasukkan di Sekolah Menengah Pertama Dendlion, awal masuk sekolah Aldrich tidak pernah sekalipun membuat masalah pada semua murid, ia bisa masuk sekolah ternama ini karena beasiswa saja sudah bersyukur.

Hidupnya mulai berubah sejak Aldrich tak sengaja menyenggol pundak seseorang yang lebih tinggi darinya, ia yang merasa salah segera menundukkan kepalanya, meminta maaf berkali-kali.

"Maaf, maaf, maaf, aku tidak sengaja menyenggol mu."

"...."

Namun orang yang didepannya tidak merespon permintaan maafnya, ia mendongakkan kepalanya menatap orang didepannya.

'shit, kenapa dia lucu?' batin orang didepannya, ia segera menggelengkan kepalanya.

'Kenapa dengannya?' batin Aldrich dengan mata yang masih menatap orang didepannya.

Pemuda 2 tahun lebih tua dari Aldrich itu mendekat kearahnya, memegang dagu itu, lalu ia dongakkan.

"Gw lihat-lihat lu lucu juga, mulai nanti lu harus jadi babu gw." ucap pemuda itu.

"Dan ingat selalu nama gw Auden Dendlion, istirahat nanti gw tunggu, awas saja lu sampek kabur, gak bakal gw biarin lu lepas." Setelah mengatakan kepada aldrich, ia melepaskan tanganya dan meninggalkan aldrich.

My PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang