Happy reading.
Bagian sebelumnya..
"Promise anak-anak ayah?"
"Tentu ayah." ucap keenamnya.
Dalam hati Ernest dan Edgar, seberapa berat sebenarnya masalah yang dilalui oleh sahabatnya sampai menangis seperti ini, bahkan sekarang kedua anak itu yang awalnya tidak mau menerima seketika mulai berubah pikiran, mereka berdua ikut menerima para sahabatnya.
Bagian sekarang..
Awalnya Alaska mencoba menenangkan mereka berenam, eh sekarang anak kembarnya ikut bergabung menangis.
Adelio yang melihat ayahnya kewalahan, ia jadi tidak tega, ia langsung berdiri dari tempat duduknya menghampiri ayahnya, langsung mengangkat ayahnya dengan mudah, sedangkan teman para adiknya termasuk adik kembarnya itu terjatuh memeluk lantai.
Alaska langsung menatap kearah adelio, matanya melongo menatap anak sulungnya, emang seenteng apa dirinya sampai mudah sekali di angkat anak sulungnya? padahal ia juga sudah makan banyak.
Adelio yang merasa ditatap dari orang yang diangkatnya, menatap mata ke arah ayahnya yang melihat dirinya terkejut, ahh.. ekspresi ayahnya sangat lucu, ia yang tidak kuat dengan imutan ayahnya.
Cup
Cup
Cup
Cup
Cup
Alaska terkejut dengan kelakuan anaknya, tiba-tiba seluruh wajahnya di cium, ia yang merasa kegelian menutup seluruh mukanya dengan kedua tangannya, telinga dan pipinya memerah.
"Hentikan lioo~ ini gelii, HAHAHA."
"Semua orang melihat." setelah alaska tertawa ia baru menyadari semua orang menatapnya, ia menyembunyikan wajahnya di dada bidang anak sulungnya, menutupi seluruh mukanya, sekarang dirinya sangat malu.
Robert yang melihat kedekatan ayah dengan kakak sulungnya merasa panas, ia berjalan mendekati mereka berdua, ia tidak mau jika ayahnya lebih dekat dengan kakak pertamanya itu.
"HENTIKAN KAKAK, jangan mengganggu ayah." ucap Robert mengeraskan suaranya, lalu mengambil tangan ayahnya, menariknya dibelakang tubuhnya.
"Heh? apa masalahmu adik? kau cemburu?" balas Adelio, sudut bibirnya terangkat meremehkan, menaikkan satu alisnya.
"Tentu saja, dia bukan hanya ayahmu saja." ucap Robert marah.
Alaska yang melihat pertengkaran kedua anaknya, ia ingin menghentikannya namun sebelum ia sempat menghentikan Abian berjalan mendekati mereka.
"Hentikan pertengkaran konyol kalian, tidak sadar kah kalian sekarang ayah kebingungan menghentikan kakak dan kau juga adik, sekarang tidak hanya kita yang ada dirumah ini, lihatlah banyak orang yang menatap keributan karena kalian berdua."
'Perasaan aku tidak kebingungan deh, niatku emang ingin menghentikan kedua anakku, tapi sudah diwakilkan anak keduaku yang normal mah yaudeh saja aku.'
Abian mengambil tangan sang ayah, menariknya kearah tempat duduk miliknya,
setelah itu, ia mengangkat tubuh ayahnya dan ia dudukkan di tempat pangkuannya.Alaska yang tiba-tiba di dudukkan merasa tidak nyaman, saat ia ingin bangun, dirinya dihalangi oleh Abian.
"Diamlah, disini saja ayah." Tekan Abian menatap ayahnya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Papa
RandomCerita pertama Aldrich Gavril, seorang murid sma yang tinggal sendirian karena kedua orang tuanya yang telah meninggal saat ia masih berumur 15 tahun, namun ia tidak menyerah akan kehidupannya. Ia memilih untuk melanjutkan sekolah sambil bekerja, hi...